• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Opini

Lho, Kok Bisa? McD Kosong, Almas Ramai! Bukan karena Rasa, tapi Soal Value

Marjoko oleh Marjoko
3 minggu yang lalu
in Opini
0
15
SHARES
35
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

Fenomena unik tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Sebuah gerai makanan cepat saji ternama, McDonald’s, yang biasanya ramai pengunjung, kini tampak sepi. Sementara di sebelahnya, restoran Almas justru diserbu pembeli. Padahal dari segi fasilitas dan kenyamanan, McD sudah tidak diragukan lagi. Brand ini dikenal luas, menampilkan standar layanan tinggi, tempat yang bersih dan nyaman, serta menu yang telah lama digemari masyarakat.

Namun, sepi-nya McD kali ini tampaknya bukan karena persaingan rasa atau kualitas layanan. Publik mulai melihat aspek lain yang lebih dalam: value dan moral. Di era digital yang serba cepat dan terbuka, konsumen kini semakin sadar terhadap isu sosial dan kemanusiaan. Mereka tidak lagi hanya membeli produk, tapi juga membeli value di balik produk tersebut.

“Sekarang orang beli enggak cuman pakai duit, tapi pakai hati,” tulis seorang netizen dalam unggahan viral. Dalam konteks ini, kehadiran Almas yang lebih lokal dan dianggap mewakili nilai solidaritas terhadap isu-isu kemanusiaan, menjadi magnet kuat bagi konsumen yang ingin menyuarakan empati mereka lewat tindakan nyata: memilih tempat makan yang sesuai dengan prinsip moral mereka.

Dalam sebuah episode podcast Kasih Solusi, Okta Wirawan Founder dari Almaz Ayam Goreng. Ia menyebut bahwa Almas bukan sekadar tempat makan, tapi juga bagian dari gerakan nilai. “Brand fried chicken ini saham 5 persennya buat Palestina. Selain itu, Almaz buka loker bagi yang terdampak PHK karena boikot,” ungkapnya.

Related Post

Image: Made by AI

Masa Depan Hukum Islam di Era Digital: Tantangan Muhammadiyah dan NU Menghadapi Gen Z, Alpha, dan Beta

28 Juni 2025
Photo Credits: Firnas Mutaqqin

Ustaz Umar Efendi: Indonesia Kaya Raya tapi Salah Kelola, Mari Belajar dari Umar bin Abdul Aziz

28 Juni 2025

Shalat Berjamaah dan Persatuan Umat Kunci Hidup Tertata

28 Juni 2025

Ustaz Ini Minta Transaksi Uang Haji di Kamar, Ada Apa Sebenarnya di Saudi?

27 Juni 2025 - Updated On 28 Juni 2025

Banyak pengunjung Almas mengaku datang bukan hanya untuk makan, tetapi juga menunjukkan dukungan terhadap nilai-nilai yang mereka anggap penting. Hal ini menandakan bahwa pengalaman makan kini telah berevolusi menjadi ekspresi nilai, pilihan identitas, bahkan bentuk perlawanan simbolik.

Di sisi lain, brand global seperti McD menghadapi tantangan besar. Meskipun mereka memiliki keunggulan teknis dan pengakuan merek yang kuat, tetapi jika mereka diasosiasikan dengan sikap yang bertentangan dengan moral publik, maka akan sulit mempertahankan loyalitas konsumen.

Fenomena ini menunjukkan bahwa perang dagang masa kini tidak hanya soal harga dan rasa, tetapi juga soal perang value. Masyarakat ingin merek yang tidak hanya enak dan nyaman, tetapi juga sejalan dengan nurani mereka.

Kini, pilihan konsumen bukan lagi sekadar soal “mana yang lebih enak”, tetapi juga “mana yang lebih benar”. Dan di tengah krisis kemanusiaan atau konflik Palestina, keputusan sederhana seperti memilih tempat makan bisa menjadi bentuk pernyataan sikap yang kuat.

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: islammuhammadiyahPalestina
Share6Tweet4Share1
Marjoko

Marjoko

Related Posts

Image: Made by AI
Opini

Masa Depan Hukum Islam di Era Digital: Tantangan Muhammadiyah dan NU Menghadapi Gen Z, Alpha, dan Beta

oleh PasMu Media
28 Juni 2025
Photo Credits: Firnas Mutaqqin
Kabar

Ustaz Umar Efendi: Indonesia Kaya Raya tapi Salah Kelola, Mari Belajar dari Umar bin Abdul Aziz

oleh PasMu Media
28 Juni 2025
Photo Credits: Firnas Muttaqin
Kajian

Shalat Berjamaah dan Persatuan Umat Kunci Hidup Tertata

oleh PasMu Media
28 Juni 2025
Next Post
Foto: PDA Kota Pasuruan

KURMA Edisi Spesial Juni: Membentuk Kader Milenial Aisyiyah sebagai Bibit Unggul Islam Berkemajuan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Muhammadiyah Kota Pasuruan Siap Gelar Sholat Idul Adha, Ketahui Lokasi Sholat Terdekatmu

29 Mei 2025 - Updated On 30 Mei 2025

Guncang GOR Pasuruan! Penampilan Perdana Tim Drum Band SD Al Kautsar Langsung Borong Juara

1 Juni 2025
Image Pasmu

Masjid Al Kautsar Menjadi Saksi Mualafnya Ratih Purwasih, Hati Bergetar ketika Ia Mengucapkan Kalimat Syahadat

13 Juni 2025 - Updated On 14 Juni 2025
Foto: PDA Kota Pasuruan

Pemotongan Tumpeng Menandai Peresmian Gedung Sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Tembokrejo

1 Juni 2025
Image: Made by AI

Masa Depan Hukum Islam di Era Digital: Tantangan Muhammadiyah dan NU Menghadapi Gen Z, Alpha, dan Beta

28 Juni 2025
Photo Credits: Firnas Mutaqqin

Ustaz Umar Efendi: Indonesia Kaya Raya tapi Salah Kelola, Mari Belajar dari Umar bin Abdul Aziz

28 Juni 2025
Photo Credits: Firnas Muttaqin

Shalat Berjamaah dan Persatuan Umat Kunci Hidup Tertata

28 Juni 2025

Meluruskan Mitos Bulan Muharram: Menepis Anggapan Sial dalam Ajaran Islam

27 Juni 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan