• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Opini

Ketika Alam Berbicara: Erupsi Lewotobi, Wisata Bali, dan Peran Muhammadiyah

Nashrul Muminin oleh Nashrul Muminin
3 minggu yang lalu
in Opini
0
Image: Made by AI

Image: Made by AI

5
SHARES
12
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

Di balik keindahan pulau-pulau timur Indonesia, tersembunyi kekuatan alam yang siap bangkit kapan saja. Gunung Lewotobi Laki-laki, yang terletak di Flores Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada pertengahan Juni 2025. Gunung ini merupakan bagian dari lingkaran api Pasifik yang dikenal sangat aktif secara geologis.

Letusannya bukan hanya mengancam wilayah sekitar, tetapi juga memicu kekhawatiran lebih luas, termasuk di Pulau Bali yang menjadi jantung pariwisata nasional. Saat masyarakat memantau peningkatan status waspada gunung tersebut, muncul pertanyaan besar: Bagaimana sektor pariwisata Indonesia—khususnya Bali—menjawab tantangan alam yang tak bisa diprediksi ini?

Penulis: Nashrul Mu’minin – Content Writer, Yogyakarta

Ancaman erupsi Lewotobi tidak hanya menyorot sisi geologis, tetapi juga memperlihatkan betapa rentannya ekonomi yang bergantung pada pariwisata. Bali, dengan bandara internasionalnya yang sibuk, jalur laut yang padat, dan ribuan pelaku wisata, sangat bergantung pada kestabilan lingkungan.

Related Post

Literasi di Tanah Suci, Jadilah Buku “Catatan Haji, Catatan Hati”

14 Juli 2025
Image: Istimewa

Jogja sebagai Ruang Sastra Digital: Kolaborasi Antarnegara dalam Arsip Terbuka

14 Juli 2025

Muhasabah di Tahun Baru Hijriah: Menyoroti Evaluasi Diri dalam Hidup Dunia dan Akhirat

11 Juli 2025 - Updated On 14 Juli 2025

Membaca Realitas dan Membangun Harmoni: Tinjauan Fiqih Kontemporer dan Karakter Muslim Ideal

10 Juli 2025 - Updated On 14 Juli 2025

Ketika Gunung Agung meletus beberapa tahun lalu, bandara Ngurah Rai sempat lumpuh, menyebabkan kerugian ekonomi miliaran rupiah dan membuat ribuan wisatawan terlantar. Kini, bayang-bayang serupa kembali muncul saat Lewotobi menunjukkan tanda-tanda meningkatnya aktivitas yang bisa mengancam sisi ekonomi dari pariwisata di Bali.

Jika kita melihat dari perspektif yang lebih luas, khususnya dalam kacamata Islam dan gerakan Muhammadiyah, alam adalah amanah yang harus dijaga, bukan dieksploitasi secara berlebihan. Dalam Surah Al-A’raf ayat 56, Allah berfirman:

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا ۚ وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harap. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Ayat ini menjadi panggilan etis bagi semua pihak—pemerintah, pelaku wisata, masyarakat adat, hingga organisasi sipil seperti Muhammadiyah—untuk bersama-sama menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian alam. Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam yang progresif dan responsif terhadap isu-isu sosial kemanusiaan, telah lama menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Melalui Majelis Lingkungan Hidup dan berbagai program green movement-nya, Muhammadiyah menegaskan bahwa pelestarian alam bukan hanya tanggung jawab negara, tetapi juga bagian dari dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

Peran Muhammadiyah melalui MDMC

Dalam konteks Bali dan potensi dampak dari erupsi Lewotobi, Muhammadiyah bisa mengambil peran sebagai penyambung antara sains dan nilai keislaman dalam merespons bencana. Melalui jaringan lembaga pendidikannya yang luas, Muhammadiyah dapat menanamkan literasi kebencanaan berbasis kearifan lokal dan keimanan kepada siswa dan masyarakat. Pendekatan ini akan membantu masyarakat memahami bahwa bencana bukan semata hukuman, tetapi juga peringatan untuk menata ulang cara hidup manusia dalam harmoni dengan semesta.

Lebih lanjut, langkah konkret perlu dilakukan. Pertama, pemerintah daerah Bali dan Flores perlu memperkuat sistem mitigasi bencana dengan mengintegrasikan pendekatan keagamaan. Muhammadiyah, melalui MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center), bisa menjadi mitra strategis dalam edukasi dan distribusi informasi yang akurat terkait potensi erupsi. Dalam banyak kasus bencana sebelumnya, MDMC telah menunjukkan kompetensinya dalam respons cepat, evakuasi, hingga rehabilitasi pascabencana dengan pendekatan humanis dan spiritual.

Kedua, pelaku pariwisata perlu mereformasi sistem bisnisnya dengan prinsip berkelanjutan (sustainable tourism). Tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga mengutamakan keamanan, edukasi bencana, dan penghormatan terhadap alam sebagai ciptaan Tuhan. Muhammadiyah, dengan prinsip tauhid sosial-nya, dapat memberikan narasi baru bahwa wisata bukan hanya aktivitas konsumtif, tetapi juga sarana kontemplatif dan reflektif untuk mendekatkan manusia kepada Tuhan melalui kekaguman terhadap alam ciptaan-Nya.

Ketiga, perlu ada pelibatan komunitas lokal dalam penyusunan rencana darurat, terutama di wilayah-wilayah rawan bencana seperti Flores Timur dan sekitarnya. Muhammadiyah dengan semangat gerakan akar rumput-nya memiliki rekam jejak yang kuat dalam pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan ini bisa mencakup pelatihan siaga bencana, penguatan ekonomi lokal pascabencana, hingga penyediaan layanan kesehatan dan psikososial.

Dengan melihat eskalasi aktivitas Gunung Lewotobi dan kemungkinan dampaknya terhadap wilayah sekitar termasuk Bali, maka respons lintas sektor menjadi keniscayaan. Perpaduan antara ilmu pengetahuan, sistem tata kelola pariwisata yang bijak, dan nilai-nilai spiritual seperti yang diajarkan dalam Islam dan diamalkan oleh Muhammadiyah akan menjadi pondasi kokoh dalam menghadapi tantangan ini.

Akhirnya, penting bagi semua pihak untuk tidak hanya menunggu bencana, tetapi membangun kesadaran kolektif dan kesiapan yang matang. Bencana adalah bagian dari sunnatullah kehidupan, namun cara kita menyikapinya akan menentukan sejauh mana kita dapat bertahan dan bertransformasi menjadi bangsa yang kuat, tangguh, dan berkeadaban.

Semoga peringatan alam dari Gunung Lewotobi menjadi cermin reflektif bagi bangsa ini untuk memperkuat ketahanan ekologi dan spiritualnya. Dalam hal ini, Muhammadiyah hadir bukan hanya sebagai penyaksi sejarah, tetapi sebagai pelaku aktif perubahan menuju Indonesia yang selamat dunia akhirat.

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: bencana alamdakwahislamMDMCmuhammadiyah
Share2Tweet1Share
Nashrul Muminin

Nashrul Muminin

Related Posts

Kabar

Literasi di Tanah Suci, Jadilah Buku “Catatan Haji, Catatan Hati”

oleh Marjoko
14 Juli 2025
Image: Istimewa
Opini

Jogja sebagai Ruang Sastra Digital: Kolaborasi Antarnegara dalam Arsip Terbuka

oleh Nashrul Muminin
14 Juli 2025
Khutbah

Muhasabah di Tahun Baru Hijriah: Menyoroti Evaluasi Diri dalam Hidup Dunia dan Akhirat

oleh Firnas Muttaqin
11 Juli 2025 - Updated On 14 Juli 2025
Next Post

Semua Rata, Tapi Palestina Tak Gentar! Siapa Pemilik Tanah Ini Sebenarnya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Goa Tsur Bikin Logika Luntur

25 Juni 2025
Foto: Penampilan KB-TK ABA 6 Kota Pasuruan

Gebyar Pentas Seni KB-TK ABA 6 Kota Pasuruan: Harmoni Alam dalam Nuansa Meriah dan Haru

22 Juni 2025 - Updated On 23 Juni 2025
SDMI Muhammadiyah

Tasyakuran dan Pelepasan: SD dan MI Muhammadiyah Kota Pasuruan Lahirkan Generasi Berkarakter dan Berprestasi

25 Juni 2025

Ustaz Ini Minta Transaksi Uang Haji di Kamar, Ada Apa Sebenarnya di Saudi?

27 Juni 2025 - Updated On 28 Juni 2025

Literasi di Tanah Suci, Jadilah Buku “Catatan Haji, Catatan Hati”

14 Juli 2025

Bukan Hiburan, Tapi Kezaliman! Sound Horeg Dikecam Ulama dan Dihantui Dosa Besar!

14 Juli 2025
Image: Istimewa

Jogja sebagai Ruang Sastra Digital: Kolaborasi Antarnegara dalam Arsip Terbuka

14 Juli 2025
Futuristic growing mindset concept with glowing low polygonal green plant growing from human brain isolated on dark blue background. Modern wireframe design vector illustration

Cara Melepaskan Diri dari ‘Kenyamanan Otak’

14 Juli 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan