• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Kajian

Tafsir Surah Al-Kautsar: Nikmat yang Tak Terputus

Firnas Muttaqin oleh Firnas Muttaqin
2 bulan yang lalu
in Kajian
0
4
SHARES
9
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

Surah Al-Kautsar terdiri dari tiga ayat pendek, namun sarat makna. Surah ini diturunkan di Makkah sebagai bentuk hiburan dan penguatan hati bagi Rasulullah SAW yang kala itu tengah mengalami kesedihan mendalam karena kehilangan putra-putranya, satu per satu, sejak kecil: Qasim, Abdullah, dan Ibrahim.

Latar Belakang (Asbābun Nuzūl)

Sejumlah riwayat menyebut bahwa para penentang dakwah Nabi Muhammad SAW seperti Abu Lahab, Abu Jahal, dan Ash bin Wā’il mengejek Rasul dengan sebutan “abtar”—yang artinya terputus, tidak memiliki keturunan laki-laki untuk meneruskan nama dan perjuangan. Dalam kultur Arab kala itu, anak laki-laki dipandang sebagai penerus kehormatan. Oleh karena itu, wafatnya putra-putra Nabi menjadi bahan cemoohan dari musuh-musuhnya.

Di sinilah Allah SWT menurunkan Surah Al-Kautsar sebagai bentuk penghiburan dan jaminan: bahwa Nabi tidaklah “terputus,” justru Allah memberikan kepadanya karunia yang jauh lebih agung.

Ayat demi Ayat dan Maknanya

Ayat 1: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

Related Post

Milad ke-113 Muhammadiyah, Angkat Tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”

1 Oktober 2025
Ilustrasi Mindfulness by Gemini AI

Mindfulness: Cara Sederhana Menghargai Hidup di Tengah Hiruk Pikuk Zaman

29 September 2025

KURMA Edisi September: Perempuan di Ranah Publik dalam Perspektif Islam

29 September 2025

What If… Pendiri Muhammadiyah Tidak Pernah Ada?

29 September 2025

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu al-Kautsar.”

Kata “Innā” menunjukkan keagungan Allah—sebuah bentuk penegasan dari Allah yang Mahasempurna. Sementara itu, “al-Kautsar” berasal dari akar kata katsir (banyak). Namun dalam bentuk ini, ia berarti nikmat yang sangat banyak dan tak terhingga.

Para ulama tafsir mengartikan al-Kautsar dengan berbagai makna:

  • Nikmat kenabian dan risalah.
  • Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
  • Umat yang banyak.
  • Telaga khusus di akhirat (haudh) milik Rasulullah SAW, yang airnya lebih putih dari susu dan lebih harum dari misik, tempat beliau menyuguhkan minuman kepada umatnya sebelum melintasi shirat.

Dalam ceramahnya, Ustaz Yusuf Hasymi menjelaskan bahwa al-Kautsar adalah bentuk penghiburan dari Allah karena tiga putra Nabi wafat sejak kecil. Kata “banyak” di sini mencakup dimensi spiritual, sosial, dan ukhrawi.

Ayat 2: فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.”

Sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang agung tersebut, Rasul diperintahkan untuk melaksanakan dua bentuk ibadah utama:

  • Shalat sebagai penguatan hubungan vertikal dengan Allah.
  • Nahr (penyembelihan/berkurban) sebagai ekspresi ketundukan dan syiar Islam di tengah umat.

Ustadz Yusuf menekankan bahwa perintah ini tidak hanya untuk Nabi, tetapi juga menjadi teladan bagi umat Islam agar senantiasa menyeimbangkan ibadah spiritual dan sosial, serta menjadikan salat dan kurban sebagai bentuk manifestasi syukur atas nikmat Allah.

Ayat 3: إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

“Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus.”

Ayat ini adalah balasan langsung terhadap ejekan para penentang Nabi. Justru merekalah yang akan terputus dari keberkahan, amal kebaikan, dan sejarah. Sementara nama Nabi Muhammad SAW terus disebut, dimuliakan, dan dibacakan dalam setiap azan, salat, dan kehidupan umat Islam hingga hari kiamat.

Dalam analogi Ustadz Yusuf, “abtar” seperti cicak yang kehilangan ekor—tidak lengkap dan tidak layak disebut utuh. Maka mereka yang mencela Rasul sebagai “abtar” justru kehilangan kehormatan sejati di hadapan Allah dan sejarah.

Penutup: Al-Kautsar adalah Jalan Kelimpahan

Surah Al-Kautsar, meski pendek, memberi pelajaran besar:

  • Bahwa nikmat Allah kepada Nabi Muhammad SAW sangat banyak, dan karunia itu diwariskan pula kepada umatnya yang setia.
  • Bahwa salat dan kurban adalah bentuk nyata rasa syukur atas karunia hidup.
  • Bahwa kemuliaan sejati adalah yang berasal dari Allah, bukan dari persepsi manusia.

Ustaz Yusuf Hasymi dalam penutup ceramahnya menyampaikan, siapa pun yang menjadikan Nabi sebagai teladan dan istiqamah mengikuti ajarannya, akan mendapat bagian dari al-Kautsar—di dunia berupa keberkahan hidup, dan di akhirat berupa minuman dari telaga beliau.

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: dakwahislammuhammadiyah
Share2Tweet1Share
Firnas Muttaqin

Firnas Muttaqin

Related Posts

Kabar

Milad ke-113 Muhammadiyah, Angkat Tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”

oleh Yogi Arfan
1 Oktober 2025
Ilustrasi Mindfulness by Gemini AI
Opini

Mindfulness: Cara Sederhana Menghargai Hidup di Tengah Hiruk Pikuk Zaman

oleh Nila Zahrotul
29 September 2025
Kabar

KURMA Edisi September: Perempuan di Ranah Publik dalam Perspektif Islam

oleh Nurul Mawaridah
29 September 2025
Next Post

Menggenggam Sukses Dunia dan Akhirat: Sebuah Refleksi Iman, Ilmu, dan Amal

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Milad ke-113 Muhammadiyah, Angkat Tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”

1 Oktober 2025

Milad ke-113 Muhammadiyah, Angkat Tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”

1 Oktober 2025
Muslim, Takmir Musholla Al-Furqon Muhammadiyah, berfoto bersama Pimpinan Takmir Masjid Ar-Royyan Muhammadiyah Buduran.

Tanpa Ceramah, Cuma Makan Gratis: Masjid 6 Bulan Ini Bikin Muhammadiyah ‘Berguru’

30 September 2025

Obsesi vs Work-Life Balance: Mengapa Orang Hebat Justru Hidup Tidak Seimbang

30 September 2025
Ilustrasi Mindfulness by Gemini AI

Mindfulness: Cara Sederhana Menghargai Hidup di Tengah Hiruk Pikuk Zaman

29 September 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan