• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Opini

Menggugat Kesepian di Era Politik Hukum: Peran Kritis Muhammadiyah

Nashrul Muminin oleh Nashrul Muminin
3 bulan yang lalu
in Opini
0
Image made by AI Generate

Image made by AI Generate

1
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

Di era digital ini, kesepian menjadi fenomena yang semakin umum dialami oleh banyak orang. Kesepian tidak hanya menjadi masalah individu, tetapi juga menjadi masalah sosial yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-keagamaan terbesar di Indonesia memiliki pandangan kritis tentang makna hakikat jiwa raga kesepian di era politik hukum yang mematikan ini.

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, kesepian dapat diartikan sebagai perasaan isolasi dan keterasingan dari masyarakat. Kesepian dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya interaksi sosial, kehilangan orang yang dicintai, atau perasaan tidak dihargai. Namun, di era politik hukum yang mematikan ini, kesepian dapat menjadi lebih parah karena kurangnya keadilan sosial dan keharmonisan dalam masyarakat.

Muhammadiyah berpendapat bahwa jiwa raga kesepian dapat diatasi dengan meningkatkan interaksi sosial dan membangun komunitas yang solid. Muhammadiyah dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk berbagi pengalaman dan membangun hubungan yang lebih erat. Namun, di era politik hukum yang mematikan ini, Muhammadiyah juga harus menjadi pelopor dalam menciptakan keadilan sosial dan keharmonisan dalam masyarakat.

Dalam konteks politik hukum, kesepian dapat diartikan sebagai akibat dari kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Kebijakan yang tidak adil dan tidak manusiawi dapat menyebabkan kesepian dan keterasingan bagi masyarakat. Muhammadiyah harus menjadi pelopor dalam menciptakan kebijakan yang berpihak pada rakyat dan meningkatkan keadilan sosial.

Related Post

Peringati HAB ke-80, Kemenag Kota Pasuruan Lakukan Penanaman Pohon Matoa di Pondok Pesantren SPEAM

13 November 2025
image smpmuhadisa

Lawan Keterbatasan, Siswa SMP Muhadisa Gapai Impian lewat Pentas Seni dan Lomba Bahasa

4 November 2025

H. Djainuri Alief dan Hj. Mudjiati Dianugerahi Penghargaan MUI Kota Pasuruan atas Pengabdian dan Keteladanan

2 November 2025 - Updated On 3 November 2025

Wajibkah Kita Bermuhammadiyah di Tengah-Tengah Gempuran Kultus, Habib-Habiban, dan Feodalisme Pesantren?

28 Oktober 2025

Muhammadiyah juga berpendapat bahwa jiwa raga kesepian dapat diatasi dengan meningkatkan kesadaran spiritual dan membangun hubungan yang lebih erat dengan Tuhan. Kesadaran spiritual dapat membantu masyarakat untuk memahami makna hidup dan meningkatkan rasa syukur dan kepuasan hidup. Namun, di era politik hukum yang mematikan ini, Muhammadiyah juga harus menjadi pelopor dalam menciptakan keadilan sosial dan keharmonisan dalam masyarakat.

Dalam mengembangkan makna hakikat jiwa raga kesepian di era politik hukum yang mematikan ini, Muhammadiyah dapat menggunakan prinsip-prinsip maqashid syariah, yaitu menjaga akal, jiwa, keturunan, harta, dan agama. Prinsip-prinsip keadilan sosial, kesetaraan akses, serta perlindungan terhadap kelompok rentan harus menjadi roh dari setiap inovasi hukum yang diadopsi.

Muhammadiyah juga harus memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak hanya berpihak pada kepentingan kekuasaan dan kekayaan, tetapi juga memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Muhammadiyah harus menjadi pelopor dalam menciptakan keadilan sosial dan keharmonisan dalam masyarakat.

Dalam konteks ini, Muhammadiyah dapat menjadi contoh bagi organisasi lain dalam mengembangkan makna hakikat jiwa raga kesepian di era politik hukum yang mematikan ini. Dengan demikian, Muhammadiyah dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil, berkeadilan, dan bermartabat.

Menurut saya sebagai penulis, Muhammadiyah memiliki peran penting dalam menggugat jiwa raga kesepian di era politik hukum yang mematikan ini. Dengan mengembangkan makna hakikat jiwa raga kesepian yang lebih luas dan lebih dalam, Muhammadiyah dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil, berkeadilan, dan bermartabat.

Dalam kesimpulan, Muhammadiyah harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, sambil memastikan bahwa keadilan sosial dan keharmonisan dalam masyarakat tetap menjadi prioritas utama. Dengan demikian, Muhammadiyah dapat menjadi contoh bagi organisasi lain dalam mengembangkan makna hakikat jiwa raga kesepian di era politik hukum yang mematikan ini.

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: dakwahislammuhammadiyahpolitik
ShareTweetShare
Nashrul Muminin

Nashrul Muminin

Related Posts

Kabar

Peringati HAB ke-80, Kemenag Kota Pasuruan Lakukan Penanaman Pohon Matoa di Pondok Pesantren SPEAM

oleh PasMu Media
13 November 2025
image smpmuhadisa
Kabar

Lawan Keterbatasan, Siswa SMP Muhadisa Gapai Impian lewat Pentas Seni dan Lomba Bahasa

oleh PasMu Media
4 November 2025
Bapak Dr. H. Abu Nasir, mewakili keluarga Bapak H. Djainuri (alm.), dan Ibu Ninis, mewakili Ibu Hj. Faruq (almh.), menerima penghargaan dari MUI Kota Pasuruan. foto istimewa
Kabar

H. Djainuri Alief dan Hj. Mudjiati Dianugerahi Penghargaan MUI Kota Pasuruan atas Pengabdian dan Keteladanan

oleh Nur Yasin
2 November 2025 - Updated On 3 November 2025
Next Post
Image: Julia Goddard/Armstrong Institute of Biblical Archaeology

Siapa Nama Fir'aun Zaman Nabi Musa? Ini 2 Kandidatnya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Tak Disangka! Ibu Wali Kota serta Ibu Kapolres Turun Gunung Temani Siswa SD Al Kautsar Belajar di Alam!

6 November 2025

Merajut Persatuan Umat, PDM dan Ahlul Bait Indonesia Pasuruan Jajaki Kolaborasi Dakwah

4 November 2025 - Updated On 5 November 2025

Wajibkah Kita Bermuhammadiyah di Tengah-Tengah Gempuran Kultus, Habib-Habiban, dan Feodalisme Pesantren?

28 Oktober 2025
3i/atlas

Komet 3I/ATLAS dan Ketidaksiapan Umat Manusia Menyambut Tamu Kosmik

1 November 2025

Ternyata Otak Bisa Dilatih Ulang! Rahasia di Balik Kebiasaan Kecil yang Mengubah Hidup

13 November 2025

Peringati HAB ke-80, Kemenag Kota Pasuruan Lakukan Penanaman Pohon Matoa di Pondok Pesantren SPEAM

13 November 2025

Jumat Penuh Berkah! Suasana Maghrib di Panti Darul Arqom yang Syahdu, Ini Pesan Menyentuh dari Suyatno, S.Pd

7 November 2025

Santri SPEAM, Ungkap Data Nyata Kerusakan Alam di dalam Khutbah Jumat

7 November 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan