Santri Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Maun Muhammadiyah (SPEAM) Pasuruan mendapat kesempatan langka pada Kamis (14/8/2025). Salah satu mahasiswa asing yang kini menempuh studi di perguruan tinggi bergengsi Timur Tengah dan Afrika hadir langsung di pesantren untuk berbagi pengalaman, memberikan panduan, hingga memotivasi santri agar berani melanjutkan studi ke luar negeri.
Ini merupakan program dari PPIDK TIMTENGKA Goes to School (Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Timur Tengah dan Afrika). Ini merupakan kesempatan emas karena terdapat 10 pesantren muhammadiyah di seluruh Indonesia yang terpilih untuk menjadi tempat sosialisasi dari tim PPIDK TimTengKa, salah satunya pesantren SPEAM kota pasuruan. Dari 19 Negara yang masuk di kawasan Timur Tengah dan Afrika ada 11 mahasiswa yang disebar di beberapa wilayah dalam program tersebut.
Kunjungan ini dihadiri oleh Ilham Syaifuddin mahasiswa Al-Asmarya Libya. Ia hadir sebagai narasumber utama untuk memaparkan informasi seputar proses pendaftaran, persyaratan akademik, peluang beasiswa, dan gambaran kehidupan mahasiswa di Timur Tengah.
Acara yang digelar di aula pesantren tersebut dimulai pukul 15.00 WIB dan disambut hangat oleh Pimpinan Pesantren SPEAM, Ustadz Rozzaqul Hasan. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan rasa syukur dan apresiasi atas inisiatif tersebut.
“Kesempatan ini sangat berharga bagi santri. Mereka mendapatkan informasi langsung dari orang yang sudah berpengalaman, sehingga dapat mempersiapkan diri secara lebih matang,” ujarnya.
Ilham Syaifuddin mahasiswa asal Libya, menekankan bahwa santri Indonesia memiliki potensi besar untuk bisa berkuliah di luar negeri, sayangnya mereka tidak tahu jalur mana yang akan di ambil untuk kesana.
“Banyak pelajar Indonesia yang merasa dirinya takut tidak diterima kuliah diluar negeri karena faktor akademik dan persyaratan yang sulit, sejatinya jika kita tahu jalurnya maka akan mudah” katanya.
Ia menambahkan bahwa mereka juga dari kalangan dari nilai akademik yang di bawah rata-rata, namun jika tahu jalur pendaftaran nya makan akan lebih mudah,
”saya sudah 10 kali lebih mendaftar di kuliah luar negeri, tapi saya tidak putus asa karena bertekad untuk bisa menimba ilmu langsung kepada para masyayikh, qadarullah akhirnya saya bisa berkuliah di Universitas Al-Asmarya Libya” Imbuhnya.
Selama sesi sosialisasi, narasumber berbagi kisah perjalanan akademik mereka, termasuk tantangan menyesuaikan diri dengan budaya, cuaca, dan lingkungan baru. Mereka juga membagikan strategi belajar yang efektif serta tips mencari beasiswa penuh maupun parsial.
Suasana menjadi semakin hidup saat narasumber menyampaikan beberapa fasilitas yang di dapatkan, mulai dari uang kuliah yang terjangkau, uang saku, culture shock adaptation yang menarik untuk di pelajari. salah seorang santri menanyakan terkait bahasa arab yang di pakai di lingkungan pesantren apa berbeda dengan yang di kawasan Timur Tengah dan afrika.
”persiapan bahasa di pesantren tentu dapat mempermudah komunikasi, meskipun nantinya terdapat beberapa ucapan yang berbeda namun itu tidak menjadi masalah, apalagi yang sudah menguasai nahwu dan sharaf” jawabnya.
beberapa sebaran mahasiswa PPIDK TIMTENGKA di beberapa negara, antara lain: Aljazair, Kuwait, Pakistan, Mesir, Maroko, Iran, Oman, Yordania, Libya, Sudan, Suriah, Tunisia, Yaman, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Qatar.
Acara ditutup dengan penyerahan cendera mata dari pihak pesantren kepada para mahasiswa asing dan sesi foto bersama. Kunjungan ini diharapkan menjadi langkah awal kerja sama pendidikan antara Pesantren SPEAM dan jaringan mahasiswa internasional, sekaligus membuka peluang yang lebih luas bagi santri untuk menimba ilmu di Timur Tengah.