• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Opini

Menulislah, maka Kau Ada Dua Kali

Nurul Mawaridah oleh Nurul Mawaridah
4 bulan yang lalu
in Opini
0
Foto: Nurul Mawaridah

Foto: Nurul Mawaridah

9
SHARES
20
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

“Menulislah, maka kau ada dua kali.” Kalimat legendaris dari Pramoedya Ananta Toer ini menggema bukan hanya dalam ruang-ruang sastra, tetapi juga dalam keheningan para pencinta ilmu. Ia tak hanya menggugah jiwa kreatif, tetapi juga membangunkan kesadaran spiritual bahwa menulis bukan sekadar meninggalkan jejak di dunia, tapi juga bisa menjadi amal yang tak pernah mati.

Dalam Islam, aktivitas menulis mendapatkan tempat yang sangat mulia. Ia adalah perpanjangan dari perintah membaca. Ketika wahyu pertama turun kepada Rasulullah Muhammad ﷺ, kata pertama yang disebutkan oleh Allah ﷻ adalah “Iqra'”. Firman-Nya dalam QS. Al-‘Alaq ayat 1:

“Iqra’ bismi rabbikalladzi khalaq” yang artinya Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.

Ayat ini bukan hanya perintah membaca dalam arti harfiah, tetapi juga seruan untuk menyerap, merenung, dan menyampaikan ulang. Dalam konteks ini, menulis adalah wujud refleksi mendalam dari aktivitas membaca yang aktif. Ia menjadi wahana untuk mendistribusikan pengetahuan, menyebarkan nilai, dan membangun peradaban.

Related Post

Milad ke-113 Muhammadiyah, Angkat Tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”

1 Oktober 2025
Ilustrasi Mindfulness by Gemini AI

Mindfulness: Cara Sederhana Menghargai Hidup di Tengah Hiruk Pikuk Zaman

29 September 2025

KURMA Edisi September: Perempuan di Ranah Publik dalam Perspektif Islam

29 September 2025

What If… Pendiri Muhammadiyah Tidak Pernah Ada?

29 September 2025

Rasulullah SAW bersabda:

“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Hadis ini memperjelas posisi ilmu sebagai amal jariyah. Ilmu yang dibukukan dalam tulisan dan disebarluaskan akan terus memberi manfaat bahkan saat sang penulis telah berpulang. Satu tulisan sederhana bisa jadi pemicu perubahan besar dalam hidup seseorang.

Pena adalah Amanah

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Qalam ayat 1:

“Nun. Demi pena dan apa yang mereka tulis.”

Hal ini menunjukkan betapa agungnya alat tulis dan aktivitas menulis itu sendiri. Pena dalam ayat ini melambangkan ilmu, kebijaksanaan, dan tanggung jawab. Bukan sembarang pena, tapi pena yang digunakan untuk mencatat kebaikan, mengingatkan, dan memperbaiki.

Menulis, dalam pandangan Islam, bukan untuk gagah-gagahan, apalagi untuk menyebar kebencian. Ia adalah tanggung jawab besar. Setiap kata akan dihisab. Maka menulislah dengan hati, bukan dengan ego.

Sejarah Islam penuh dengan nama-nama besar yang tak hanya mengajar, tetapi juga menulis. Imam Syafi’i, Imam Al-Ghazali, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, dan Syaikh Nawawi Al-Bantani adalah contoh ulama yang membuktikan bahwa tulisan bisa membuat kita hadir dua kali di dunia: sekali sebagai pribadi, dan kedua sebagai warisan intelektual yang hidup dalam naskah dan hati manusia. Karya-karyanya terus dibaca hingga hari ini. Inilah bentuk abadi dari amal ilmu yang tak pernah mati.

Menulis menjadikan seorang insan bukan hanya murid zaman, tetapi juga guru lintas abad. Dan ini sejalan dengan sabda Rasulullah:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.”

Menulis sebagai Tanda Syukur dan Jalan Ibadah

Ilmu yang tidak dibagikan ibarat air yang menggenang tidak mengalir, tidak menyuburkan, bahkan bisa menjadi sumber penyakit. Maka menulis adalah bentuk syukur atas nikmat ilmu yang telah Allah anugerahkan. Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan, “Wa amma bini’mati rabbika fahaddits” (Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)) [QS. Ad-Dhuha: 11]. Jika kita diberi pemahaman, pengalaman, atau hikmah dari sebuah peristiwa hidup, maka abadikanlah dalam tulisan agar menjadi pelajaran bagi orang lain. Ini adalah cara bersyukur yang nyata tidak hanya dalam lisan, tetapi juga perbuatan yang menginspirasi.

Menulis bukan semata-mata aktivitas duniawi, tetapi bisa menjadi jalan dakwah. Dakwah hari ini tidak terbatas pada mimbar atau podium. Di era digital, menulis menjadi sarana strategis untuk menyampaikan nilai-nilai kebenaran. Dari balik layar ponsel atau lembar digital, tulisan bisa menjangkau hati yang jauh, mengetuk nurani yang lama tertidur. Ketika sebuah artikel, puisi, refleksi, atau cerpen ditulis dengan keikhlasan dan niat karena Allah, ia bisa menjadi jembatan hidayah. Bahkan, dalam kondisi tertentu, tulisan lebih efektif daripada ceramah. Ia bisa dibaca kapan saja, di mana saja, dan bisa dibagikan berkali-kali tanpa batas ruang dan waktu.

Setiap jari akan ditanya, demikian pula jari yang kita gunakan untuk menulis atau mengetik. Maka gunakanlah untuk menyampaikan kebaikan, mengetikkan hikmah, dan menyebarkan nilai-nilai tauhid. Menulis adalah amanah. Ia bukan sekadar menumpahkan isi pikiran, tetapi juga membangun narasi kebaikan. Di tengah derasnya arus informasi dan maraknya narasi sesat, kita tidak bisa tinggal diam. Menulis menjadi bagian dari jihad intelektual bukan untuk menggurui atau menyerang, tetapi untuk membentengi akidah, membangun peradaban, dan mengajak manusia kembali kepada cahaya.

Menulislah sebagai tanda syukur.

Menulislah sebagai bentuk cinta pada ilmu.

Menulislah sebagai cara merawat jiwa dan membangun peradaban.

Jadikan setiap huruf sebagai doa, setiap paragraf sebagai amal, dan setiap tulisan sebagai wakaf pemikiran. Karena kelak, tulisan-tulisan itu akan bersaksi.

“Write for the soul. Write for the ummah.”

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: dakwahislamliterasimenulismuhammadiyah
Share4Tweet2Share1
Nurul Mawaridah

Nurul Mawaridah

Related Posts

Kabar

Milad ke-113 Muhammadiyah, Angkat Tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”

oleh Yogi Arfan
1 Oktober 2025
Ilustrasi Mindfulness by Gemini AI
Opini

Mindfulness: Cara Sederhana Menghargai Hidup di Tengah Hiruk Pikuk Zaman

oleh Nila Zahrotul
29 September 2025
Kabar

KURMA Edisi September: Perempuan di Ranah Publik dalam Perspektif Islam

oleh Nurul Mawaridah
29 September 2025
Next Post
Image PDM Kota Pasuruan

Semangat Sesepuh Muhammadiyah yang Tak Pernah Pudar, Abah M. Mirin Hadiri Sholat Idul Adha di Stadion Kota Pasuruan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

foto: shutterstock.com

Lebih Penting Mana Attitude atau Skill ?

3 Oktober 2025

Evaluasi Diri dan Lingkungan: Refleksi Pengajian Ustadz Umar Effendi

3 Oktober 2025

Milad ke-113 Muhammadiyah, Angkat Tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”

1 Oktober 2025
Muslim, Takmir Musholla Al-Furqon Muhammadiyah, berfoto bersama Pimpinan Takmir Masjid Ar-Royyan Muhammadiyah Buduran.

Tanpa Ceramah, Cuma Makan Gratis: Masjid 6 Bulan Ini Bikin Muhammadiyah ‘Berguru’

30 September 2025

Pentingnya Ta’awun dalam Kebaikan dan Takwa

3 Oktober 2025
foto: shutterstock.com

Lebih Penting Mana Attitude atau Skill ?

3 Oktober 2025

Evaluasi Diri dan Lingkungan: Refleksi Pengajian Ustadz Umar Effendi

3 Oktober 2025

Milad ke-113 Muhammadiyah, Angkat Tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”

1 Oktober 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan