Dalam khutbah Jumat di Masjid At-Taqwa, Ustadz Fahril Amri mengingatkan para jamaah tentang hakikat dinamika kehidupan yang penuh dengan pasang surut. Beliau mengajak seluruh jamaah untuk memperkuat ketakwaan dan keyakinan bahwa setiap ketetapan Allah SWT adalah yang terbaik bagi hamba-Nya.
Hikmah di Balik Ketetapan Allah
Ustadz Fahril mengawali khutbahnya dengan mengutip firman Allah SWT dari Surah Al-Baqarah ayat 216:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Ayat ini menjadi landasan utama khutbah, menegaskan bahwa apa yang kita inginkan atau sukai belum tentu baik untuk kita. Sebaliknya, sesuatu yang kita benci atau hindari justru bisa jadi mengandung kebaikan besar. Hal ini menjadi pengingat bahwa manusia memiliki keterbatasan pengetahuan, sedangkan Allah SWT Maha Mengetahui segala rahasia di balik setiap kejadian.
Kekuatan Melampaui Batas Diri
Beliau juga menyoroti bagaimana manusia seringkali menghadapi masalah besar yang terasa mustahil untuk diselesaikan. Dalam momen-momen sulit tersebut, kita sering merasa ingin menyerah. Namun, Ustadz Fahril mengingatkan bahwa ketika masalah itu akhirnya terlewati, kita seringkali merasa heran akan kekuatan yang kita miliki.
Kekuatan ini, menurutnya, bukanlah berasal dari diri kita sendiri, melainkan pertolongan dari Allah SWT. Allah-lah yang menganugerahkan kekuatan fisik, mental, dan spiritual yang memungkinkan kita bertahan dan melewati segala tantangan. Oleh karena itu, kita harus terus berharap dan memohon kekuatan hanya kepada-Nya.
Keajaiban dan Rasa Syukur
Ustadz Fahril juga membahas tentang keajaiban dalam hidup yang sering datang tak terduga. Keajaiban ini adalah bukti nyata betapa besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Beliau menggarisbawahi bahwa setiap keberhasilan dan nikmat yang kita dapatkan adalah anugerah murni dari Allah.
Sebagai hamba yang beriman, sudah sepatutnya kita menunjukkan rasa takjub dan syukur atas segala nikmat, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Khutbah ditutup dengan doa agar Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dalam menghadapi persoalan hidup dan keyakinan penuh bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan hamba yang selalu mengingat-Nya.