Penulis: Firnas Muttaqin
PASURUAN, Kamis 26/6/2025 – Keutamaan salat berjamaah dan nikmat iman menjadi fokus utama dalam ceramah yang disampaikan oleh Ustaz Anang di Masjid At-Taqwa, Jagalan, Kota Pasuruan. Dalam pengajian tersebut, Ustaz Anang menekankan bahwa ketaatan kepada Allah, termasuk salat, bukan hanya mendatangkan pahala berlimpat ganda, tetapi juga memberikan ketenangan jiwa (as-sakinah) dan keberkahan dalam hidup.
“Pahala salat berjamaah mencapai 27 derajat, dan dengan mengikuti Sunnah, kita mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang agama,” jelas Ustaz Anang. “Ketika kita mensyukuri dan mendayagunakan nikmat Allah dengan benar, sebenarnya semua yang kita lakukan itu untuk kepentingan diri kita sendiri. Hidup kita menjadi lebih tertata dan tercerahkan.”
Ia menyoroti peran penting Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai perantara yang membawa cahaya keimanan, yang pada akhirnya memandu umat menuju kehidupan yang lebih baik.
Cermin Kebahagiaan di Indonesia: Kontras dengan Kehidupan di Barat
Dalam ceramahnya, Ustaz Anang juga membandingkan kondisi spiritual masyarakat di Indonesia dengan yang ia amati di negara-negara Barat. Ia mengungkapkan bahwa di Barat, meskipun materi berlimpah, banyak orang, terutama yang sudah tua, merasa hidupnya hampa dan kosong.
“Di sana, hidup hanya tentang makan dan kebutuhan materi. Hati tidak terisi,” katanya. “Berbeda dengan kita yang beriman, anak yang sudah menikah dan punya cucu, tidak lagi menjadi tanggungan materi, tetapi terus menyambung tali silaturahmi. Ada kehidupan yang lebih berarti dari sekadar materi.”
Ia kemudian membagikan sebuah kisah dari media tentang kunjungan para dokter Amerika ke Indonesia. Saat pulang, para dokter itu ditanya kesan mereka, dan mereka memberikan jawaban yang mengejutkan.
“Mereka bilang usia harapan hidup di Indonesia bertambah, tapi yang paling membuat mereka kagum adalah kebahagiaan masyarakatnya,” ungkap Ustaz Anang. “Mereka melihat anak-anak bersalaman dengan orang tua, kakek, dan neneknya saat berangkat sekolah. Suasana yang menyejukkan seperti itu tidak kami dapati di sana.”
Ustaz Anang menekankan bahwa kebersyukuran atas takdir menjadi orang beriman adalah hal yang esensial. “Dengan iman, hidup kita lebih tertata dan lebih nyaman,” tambahnya.
Persatuan Umat: Ikatan yang Tak Mungkin Terpecah
Di akhir ceramahnya, Ustaz Anang juga membahas isu perpecahan di kalangan umat Islam. Dengan tegas, ia menyatakan bahwa umat Islam, secara fitrah, tidak mungkin bisa dipecah belah, karena Allah telah memberikan “perekat” yang komprehensif untuk menjaga persatuan.
Ia mengutip Surat Al-An’am ayat 153, yang artinya, “Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah ia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain karena jalan-jalan itu akan menjadikan kalian terpecah-belah.”
Ia menjelaskan bahwa setan menggunakan taktik dengan menciptakan rasa benar sendiri di antara komunitas-komunitas, sehingga mudah memicu perpecahan. Namun, ia mengingatkan, manusia tidak akan pernah menang melawan setan tanpa pertolongan Allah.
“Kita tidak akan menang melawan setan kecuali kita meminta perlindungan kepada pencipta setan itu,” pungkasnya. Ustaz Anang mengajak jamaah untuk senantiasa berlindung kepada Allah dari godaan setan.