Dalam suasana peringatan kemerdekaan, Masjid Al-Ukhuwah di Jl. Sekarsono V Kopas, Pasuruan, menggelar kajian rutin Ahad Subuh dengan tema yang relevan dan mendalam: “Muhasabah Kemerdekaan sebagai Seorang Muslim”. Kajian ini disampaikan oleh Ustaz Bayu Prastiyo, S.Pd., pada Ahad, 17 Agustus 2025.
Ustaz Bayu Prastiyo mengajak para jamaah untuk tidak hanya merayakan kemerdekaan sebagai momentum historis, tetapi juga sebagai momen untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri.
Konsep muhasabah, yang berarti introspeksi atau melakukan evaluasi terhadap diri sendiri, dapat ditemukan dalam beberapa tempat dalam Al-Qur’an. Salah satu ayat yang sering dikaitkan dengan muhasabah adalah:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan (muhasabah) apa yang telah ia persiapkan untuk hari esok.” (Q.S. Al-Hasyr: 18)
Ayat ini mendorong setiap individu untuk mengevaluasi perbuatan dan amal yang telah dilakukan, sebagai persiapan untuk kehidupan setelah mati. Mukjizat dalam muhasabah ini adalah mendorong umat Muslim untuk selalu introspeksi dan memperbaiki diri.
Ustadz Bayu menekankan bahwa konsep kemerdekaan bagi seorang Muslim memiliki makna yang jauh lebih luas dan fundamental, yaitu terbebas dari perbudakan selain kepada Allah SWT.
Tiga Dimensi Kemerdekaan Menurut Islam
Dalam ceramahnya, Ustaz Bayu Prastiyo mengupas tiga dimensi kemerdekaan yang seharusnya menjadi fokus seorang Muslim:
- Kemerdekaan Spiritual: Membebaskan diri dari syirik dan ketergantungan pada hal-hal duniawi. Kemerdekaan sejati adalah ketika hati hanya tunduk dan bergantung kepada Allah. Dengan demikian, seorang Muslim tidak akan takut kehilangan jabatan, harta, atau popularitas, karena segala sesuatu hanyalah titipan dari-Nya.
- Kemerdekaan Akal dan Pikiran: Terbebas dari belenggu takhayul, khurafat, dan pemahaman yang keliru terhadap ajaran agama. Islam mendorong umatnya untuk menggunakan akal secara maksimal dalam mencari ilmu dan kebenaran, sebagaimana yang dicontohkan oleh para ulama terdahulu.
- Kemerdekaan dari Hawa Nafsu: Perjuangan terberat seorang Muslim adalah melawan hawa nafsunya sendiri. Kemerdekaan sejati adalah ketika seseorang mampu mengendalikan hawa nafsunya untuk selalu berada di jalan yang benar, menjauhi maksiat, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Kemerdekaan sebagai Amanah
Lebih lanjut, Ustaz Bayu Prastiyo mengingatkan bahwa kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia adalah sebuah amanah besar. Sebagai seorang Muslim, kemerdekaan harus diisi dengan amal saleh, kontribusi positif bagi masyarakat, serta penguatan iman dan takwa.
Kajian ini ditutup dengan doa bersama, memohon agar seluruh rakyat Indonesia dapat mengisi kemerdekaan dengan penuh berkah dan tanggung jawab, serta selalu berada dalam naungan rida Allah SWT. Kajian rutin ini berhasil memberikan perspektif baru bagi para jamaah, mengubah perayaan kemerdekaan menjadi momentum spiritual yang penuh makna.