Setelah shubuh 12 Dzulhijjah 1446 Hijriyah, yang jatuh pada 8 Juni 2025, masjid Darul Arqom yang terletak di Jl. Wachid Hasyim 120, Kota Pasuruan, dipenuhi oleh para jamaah yang hadir untuk Pengajian Ahad Pagi. H Akhyar Tamam, selaku ketua takmir masjid Darul Arqom, menyatakan, “Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk syiar dakwah dan upaya untuk memakmurkan masjid. harapannya bisa menghadirkan banyak jamaah sehingga tujuan tercapai dan jamaah mendapatkan pencerahan sekaligus tambahan ilmu” ujar H Akhyar Tamam di sela-sela persiapan Kajian Ahad Pagi.
Kali ini Ustaz muda dari Payakumbuh Sumatra, menjadi pembicara dengan tema “TADABUR AL-QUR’AN: Evaluasi setelah Idul Adha. Pada pembukaan penyampaian materinya ia mengenalkan diri sebagai “Ananda”, karena merasa masih pantas menjadi ananda dari mayoritas jamaah yang hadir, Muhammad Iman Amani, S I Q, S.Ag.


Ustaz Iman Imani mengawali ceramahnya tentang cara iman kepada Alqur’an sebagai rukun iman yang ke-3. Ada 5 kewajiban yang harus kita lakukan dalam berinteraksi dengan Al-qur’an. Yang pertama adalah mengimani. Yang kedua menghafal, karena turunnya Al-quran adalah berupa wahyu Allah SWT yang harus dihafal oleh Rasulullah untuk disampaikan kepada umat. Yang ketiga adalah membaca (iqro’).
Sabda Rasulullah “Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya (ahsabul qur’an)”. (HR Muslim).
Hadist lain “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an) maka dia akan mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan sepuluh kali.”
Yang keempat, mengamalakan, karena Al-quran diturunkan Allah SWT adalah sebagai hukum bagi setiap manusia. Yang kelima, mentadaburi, yaitu memahami sesuatu sampai pada sisi terjauhnya, termasuk memahami dampak dan konsekuensinya. Ustaz Iman Amini menambahkan bacalah Al-Quran dengan tartil dan merenunginya.
Sesi pemaparan berikutnya menginjak tadabur surat Al-Ahzab ayat 23 dan tentang seseorang yang berjanji kepada Allah sampai ia menunaikannya. “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu (apa yang telah Allah janjikan kepadanya) dan mereka sedikitpun tidak mengubah (janjinya)” QS Al-Ahzab : 23.
Asbabun Nuzul ayat 23: Ayat ini turun atas Anas bin Nadhar yang merasa menyesal tidak bisa turut dalam perang Badar. Ia pun datang kepada Rasulullah “Wahai Rasulullah andai pada kesempatan selanjutnya aku masih hidup aku akan menghadiri perang melawan orang musyrik, maka Allah akan menyaksikan apa yang akan aku lakukan.” Benar saja, ia turut dalam Perang Uhud lalu gugur di sana. (HR Bukhari).
Pelajaran yang bisa diambil atas Anas bin Nadhar adalah beliau bersungguh-sungguh dalam janjinya. Pada perang uhud Anas bin Nadhar mampu membangkitkan semangat kaum muslimin dengan kata-katanya kepada kaum muslimin yang putus asa atas tersiarnya Rasulullah wafat di perang Badar. “Kalaupun Muhammad wafat bukankah Tuhannya, yaitu Allah SWT masih hidup, untuk apa Rasulullah berperang, untuk apa Rasulullah wafat dalam perang, maka berperanglah seperti Muhammad berperang dan wafatlah seperti Muhammad wafat dalam perangnya”.
Di akhir sesi materi, Ustaz Iman memberikan nasihat dan pencerahan dalam beribadah. Apakah kita sudah maksimal dalam ibadah? Allah SWT memberikan kesempatan kepada kita dalam melaksanakan sholat, puasa, qurban, bersedekah, dan berhaji. Ketika ibadah itu sampai apakah kita sudah maksimal melaksanakannya sesuai janji kita, sebagaimana Anas bin Nadhar. Maka jika kita masih luput tentang janji kita untuk beribadah maka berjanjilah hanya untuk Allah, dengan jujur dan bersungguh sungguh maka Allah akan membantu memenuhinya. (ROS)