DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Pasuruan menggelar acara “PKB Mendengarkan” di Valencia Resto, Rabu (17/9/2025). Acara ini menjadi wadah dialog terbuka antara pengurus partai dengan berbagai elemen masyarakat, mulai dari organisasi kemasyarakatan (ormas), mahasiswa, hingga perwakilan ojek daring (ojol) dan guru swasta.
Ketua PC NU Kota Pasuruan, Gus Amak, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada PKB karena telah berkhidmat kepada masyarakat. Namun, ia juga melontarkan kritik pedas terhadap kondisi politik saat ini. Menurutnya, partai politik harus kembali ke “jalan yang mulia” dengan tujuan utama menciptakan keteraturan hidup, bukan kekacauan.
“Politik yang kita jalankan hari ini seharusnya bertujuan untuk memastikan setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama, kepentingannya terwakili, dan merasa mendapatkan pelayanan yang rata,” ujarnya.
Ia juga menyoroti fenomena “politik paling brutal” yang terjadi pada Pemilu 2024, di mana “biaya politik naik hingga tiga kali lipat dari 2019.” Hal ini, menurutnya, mengakibatkan yang terpilih adalah mereka yang punya uang dan popularitas, bukan kapasitas.
PKB Pasuruan menekankan komitmennya untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, terutama generasi muda. Mereka menyadari bahwa di era digital saat ini, media sosial menjadi wadah penting bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi.
“Di satu sisi, kemampuan mulling atau menunggangi isu di media sosial itu kuat sekali. Tinggal bagaimana kita membuat kanal dan aliran agar partisipasi mereka punya peran yang jelas,” kata Ismail Marzuki Hasan, Ketua DPC PKB Kota Pasuruan.
PKB juga mengungkapkan bahwa partai ini kini semakin terbuka dan tidak lagi didominasi oleh segmen usia atau pendidikan tertentu, melainkan merangkul berbagai kalangan. “Setiap anggota fraksi PKB memiliki tugas untuk melakukan kaderisasi dan memberikan informasi yang benar tentang keberadaan partai politik,” jelasnya.
Perwakilan dari Berbagai Sektor Masyarakat Sampaikan Aspirasi
Berbagai wakil dari berbagai sekotr dalam acara ini mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan aspirasimereka. Mahasiswa dan pemuda menyerukan agar PKB berfungsi sebagai platform untuk kreativitas dan kegiatan yang berkaitan dengan generasi muda.
Mereka juga menekankan pentingnya memiliki ruang terbuka hijau (RTH) yang tidak hanya digunakan untuk jogging, tetapi juga untuk aktivitas kreatif lainnya. Beberapa masalah sosial turut diangkat, seperti keberadaan kos-kosan harian yang masih beroperasi serta isu kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba di malam hari. Mereka berharap agar PKB bisa menawarkan solusi kebijakan untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.
Untuk komunitas ojek online, mereka mengapresiasi dukungan PKB dan meminta adanya perlindungan hukum serta jaminan keamanan saat menjalankan aktivitas mereka. Sementara itu, lembaga swasta dan guru mohon agar PKB bisa mendampingi sekolah-swasta yang kesulitan mendapatkan bantuan. Mereka juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada PKB atas usaha mereka dalam menyampaikan aspirasi guru-guru swasta mengenai tunjangan.
Aisyiyah Kota Pasuruan pun tak ketinggalan turut menyampaikan pandangannya. “Kami menekankan pentingnya peran DPR dalam fungsi legislasi, yang bertanggung jawab untuk menghasilkan undang-undang oleh DPR atau peraturan daerah oleh DPRD, demi tercapainya kepastian hukum. Terkait partai politik, mereka memiliki tanggung jawab sebagai penyedia pemimpin yang berkualitas. Ini menjadi tantangan bagi partai politik untuk mengajukan calon legislatif yang mampu terpilih, bukan hanya berdasarkan popularitas dan jumlah suara yang diperoleh.”
Acara “PKB Mendengarkan” ini menjadi bukti bahwa partai politik masih relevan sebagai jembatan antara rakyat dan pemerintah, meskipun perlu terus beradaptasi dengan dinamika sosial dan digital untuk membangun demokrasi yang lebih sehat dan berintegritas.