Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) kini telah diterapkan dan diimplementasikan sebagai upaya menjawab kebutuhan akan keseragaman waktu ibadah umat Islam. Di tengah kompleksitas dunia modern, Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, menjadi motor penggerak paling aktif dalam merealisasikan sistem kalender ini.
KHGT tidak sekadar soal tanggal. Ia adalah upaya peradaban, sebuah panggilan untuk menyatukan umat dalam satu waktu, satu orientasi, dan satu kesadaran global. Pertanyaan yang sering mencuat adalah, mengapa Muhammadiyah begitu bersemangat mewujudkan KHGT? Jawabannya terletak pada keyakinan bahwa kalender tunggal ini dapat menjadi fondasi kebangkitan umat, baik secara spiritual, intelektual, maupun sosial-politik.
Berikut adalah 10 dampak positif strategis yang diyakini akan terwujud jika KHGT berhasil diterapkan secara global:
1. Menggairahkan Kembali Diskursus Ilmu Falak
Penerapan kalender tunggal membuka peluang besar untuk merevitalisasi ilmu falak sebagai warisan saintifik Islam. Dalam sejarah Islam klasik, ilmu falak merupakan hasil integrasi antara observasi langit dan pemahaman syar’i, yang memainkan peran sentral dalam navigasi, waktu ibadah, hingga penentuan musim. KHGT akan mempertemukan kembali umat Islam dengan tradisi keilmuan ini, sekaligus menantang generasi muda untuk menggali dan mengembangkan bidang falak modern berbasis data dan teknologi.
2. Mendorong Visi Global Umat Islam
Kalender yang bersifat global akan menciptakan kesadaran lintas negara dan mazhab. Ketika umat Islam di Tokyo, Istanbul, dan Jakarta berbuka puasa di hari yang sama, makna ukhuwah (persaudaraan) tidak lagi bersifat lokal, tapi universal. KHGT menanamkan visi bahwa Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin dengan ritme ibadah yang terintegrasi secara global.
3. Memanfaatkan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Peradaban Islam tidak anti terhadap sains. Justru, kemajuan sains menjadi pilar kebangkitan Islam di masa keemasan. KHGT mengandalkan perhitungan ilmiah dan teknologi satelit untuk menentukan hilal dengan akurat, bukan untuk mengganti wahyu, tetapi sebagai ikhtiar rasional dalam kerangka maqashid syariah: kemaslahatan. KHGT membuktikan bahwa iman dan ilmu dapat berjalan beriringan.
4. Memperkuat Persatuan Global Umat Islam
Umat Islam hari ini menghadapi berbagai fragmentasi: politik, mazhab, hingga perbedaan waktu hari raya. KHGT menawarkan simbol penyatuan di level waktu dan spiritualitas. Satu kalender menjadi jembatan kesatuan—sebuah ruang di mana perbedaan tidak dihapuskan, tetapi diarahkan menuju harmoni dalam keberagaman.
5. Memudahkan Koordinasi Internasional
Dengan KHGT, agenda keagamaan dan kegiatan lintas negara seperti haji, muktamar internasional, konferensi fiqih global, hingga program filantropi Islam menjadi lebih mudah dikoordinasikan. Kegiatan keumatan tidak lagi terganggu oleh ketidaksamaan penanggalan, karena semuanya berbasis sistem yang sama.
6. Meningkatkan Akurasi Perhitungan Waktu Ibadah
KHGT menawarkan kepastian waktu ibadah. Misalnya, awal dan akhir puasa dapat ditentukan jauh hari secara tepat. Hal ini bermanfaat tidak hanya secara spiritual, tetapi juga administratif—seperti dalam penetapan hari libur nasional, jadwal penerbangan haji, atau penyesuaian akademik sekolah Islam internasional.
7. Mengukuhkan Identitas Budaya Islam
Selama ini, kalender Hijriah diposisikan sebagai sistem alternatif dari kalender Masehi. Dengan KHGT, umat Islam menunjukkan bahwa sistem kalender mereka bisa bersifat universal dan fungsional di dunia modern. Ini bukan hanya soal teknis waktu, tapi juga ekspresi jati diri sebagai umat yang berperadaban.
8. Mendorong Pengembangan Pendidikan dan Penelitian
KHGT dapat menjadi penggerak baru dalam pendidikan Islam. Institusi pendidikan didorong untuk menanamkan pentingnya astronomi Islam sejak dini, memperkenalkan metode hisab dan rukyat modern, serta membangun pusat-pusat riset falak di seluruh dunia Islam.
9. Meningkatkan Efisiensi Ekonomi Syariah
Dalam ranah ekonomi, waktu adalah variabel penting. Kalender yang seragam akan mempermudah siklus pengumpulan zakat, distribusi infak, akad investasi halal, hingga penetapan tenggat pembayaran dalam keuangan syariah lintas negara. KHGT memperkuat keandalan sistem ekonomi Islam yang inklusif dan terstandar.
10. Mengurangi Konflik Penentuan Waktu Keagamaan
Tidak sedikit energi umat Islam yang habis dalam perdebatan penetapan awal Ramadan atau Idul Fitri. KHGT bukan sekadar solusi administratif, tetapi menawarkan pendekatan ilmiah dan kolektif dalam mengakhiri polemik ini. Ketika umat dapat fokus pada esensi ibadah, maka kualitas spiritual dan persaudaraan pun meningkat.
Menuju Kemaslahatan Global
Dari kesepuluh poin di atas, jelas bahwa KHGT bukan sekadar gagasan Muhammadiyah, tetapi aspirasi kolektif menuju kemaslahatan global umat Islam. Ini adalah proyek peradaban yang menyatukan tradisi dan inovasi, wahyu dan ilmu, lokalitas dan globalitas.
Jika umat Islam benar-benar ingin menjadikan waktu sebagai bagian dari pengabdian kepada Allah, maka KHGT adalah jawaban strategisnya. Masih ragukah kita untuk mendukung Kalender Hijriah Global Tunggal? (MJ)