Sedikitnya 300 warga Muhammadiyah Kota Pasuruan dari berbagai lembaga dan amal usaha (AUM) turut menghadiri istighosah dan doa bersama bertajuk “Jogo Kota Pasuruan Aman” yang digelar oleh Pemerintah Kota Pasuruan pada Senin (13/10/2025).
Kehadiran ratusan warga Muhammadiyah tersebut menjadi pemandangan yang tentu saja menonjol dan membaur di tengah para ratusan peserta lainnya. Mereka datang dengan semangat kebersamaan dan keikhlasan untuk turut berdoa demi keamanan serta ketentraman Kota Pasuruan.
Partisipasi ini juga menunjukkan bahwa Muhammadiyah tidak hanya hadir secara kelembagaan, tetapi juga secara nyata di tengah masyarakat sebagai kekuatan moral dan sosial.

Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, itu berlangsung khidmat di halaman kantor Wali Kota. Ribuan masyarakat lintas organisasi turut hadir, menjadikan acara ini bukan sekadar ikhtiar spiritual, tetapi juga momentum memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, ulama, dan ormas Islam dalam menjaga harmoni sosial.
Tampak hadir jajaran Forkopimda, Ketua DPRD, perwakilan ulama dari NU dan Muhammadiyah, hingga perangkat RT/RW. Suasana kebersamaan itu menjadi simbol guyub dan rukun antarwarga Pasuruan—sebuah cerminan nyata dari semangat “Kota Santri” yang telah lama melekat di kota ini.
Dalam sambutannya, Wali Kota Adi Wibowo menegaskan pentingnya menjaga kondusivitas kota sebagai tanggung jawab kolektif seluruh warga. Ia menyebut, keharmonisan sosial yang terjalin di Pasuruan merupakan warisan para ulama dan habaib yang harus terus dirawat.
“Keamanan dan ketertiban bukan hanya menjadi tanggung jawab aparat semata, tapi tentu menjadi tanggung jawab kita semuanya. Kalau masing-masing individu mampu istiqomah, insya Allah kesalehan ini akan termanifestasikan menjadi kekuatan sosial di Kota Pasuruan,” ujar Adi Wibowo.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh ormas Islam, termasuk PCNU, Muhammadiyah, LDII, dan Al-Irsad, atas komitmen bersama menjaga persatuan dan ketentraman di tengah masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pasuruan, Ustaz Abu Nasir, menilai istighosah dan doa bersama seperti ini merupakan bagian dari kearifan lokal yang positif dan layak dilestarikan.
Menurutnya, kegiatan ini memiliki nilai sosial yang kuat karena mampu mempererat hubungan antarwarga, terutama dalam menghadapi tantangan sosial yang beragam.

“Kami melihatnya dari sudut pandang muamalah, di mana kita memiliki kewajiban bersama untuk menjaga kondisifitas, keamanan, ketentraman, serta harmoni sosial. Jadi ini memang sangat diperlukan dan positif,” ujar Abu Nasir.
Ustaz Abu Nasir juga mengapresiasi langkah Pemkot Pasuruan yang menempatkan seluruh ormas Islam dalam posisi yang setara dan saling menghormati.
“Pemerintah telah memposisikan semua ormas Islam, ormas manapun di Pasuruan ini, dalam posisi sejajar. Muhammadiyah, PCNU, Al-Irsyad, LDII, semuanya bisa bersama-sama semata-mata untuk membangun Kota Pasuruan supaya lebih baik.”
Tentu saja hal tersebut menegaskan komitmen Muhammadiyah untuk terus terlibat aktif dalam berbagai event Pemkot. Ia menambahkan, Muhammadiyah akan terus berperan aktif dalam kegiatan pemerintah yang membawa nilai kemaslahatan dan memperkuat kehidupan sosial keagamaan di kota tersebut.
Acara ditutup dengan doa bersama yang penuh kekhusyukan. Di bawah langit Pasuruan, lantunan doa dari ratusan warga bergema, menandai tekad bersama untuk menjaga kota agar tetap aman, tenteram, dan berakhlak.
Sinergi spiritual dan sosial antara Pemkot dan masyarakat ini menjadi bukti nyata bahwa Pasuruan bukan hanya kota religius dalam nama, tetapi juga dalam tindakan—sebuah warisan dan cita-cita bersama menuju “Kota Santri yang Berakhlakul Karimah.”