Negara Republik Indonesia telah mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Amanat ini tertuang jelas dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan. Salah satu wujud nyata dari amanat ini adalah penyelenggaraan sekolah negeri yang seharusnya bebas dari biaya pendidikan, terutama untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK).
Pemerintah pusat dan daerah memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dialokasikan sebagian untuk membiayai operasional sekolah negeri, termasuk gaji guru dan tenaga kependidikan, pengadaan sarana dan prasarana, serta kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya alokasi anggaran ini, seharusnya tidak ada lagi biaya pendidikan yang dibebankan kepada siswa di sekolah negeri.
Pungutan di Sekolah Negeri: Antara Harapan dan Kenyataan

Meskipun idealnya sekolah negeri gratis, dalam praktiknya, seringkali kita mendengar atau bahkan mengalami adanya berbagai macam pungutan di sekolah. Pungutan ini bisa beragam bentuknya, mulai dari sumbangan sukarela yang kemudian terasa wajib, biaya untuk kegiatan ekstrakurikuler, biaya untuk pengadaan fasilitas tertentu, hingga biaya administrasi yang tidak jelas peruntukannya.
Adanya pungutan ini tentu menimbulkan pertanyaan dan keresahan di kalangan orang tua siswa. Di satu sisi, kita memahami bahwa kebutuhan sekolah terus berkembang dan anggaran yang ada mungkin terbatas. Namun, di sisi lain, prinsip sekolah negeri gratis sesuai amanat undang-undang menjadi tercederai.
Menyikapi Pungutan di Sekolah Negeri: Langkah Bijak
Lantas, bagaimana sebaiknya kita menyikapi adanya pungutan di sekolah negeri? Berikut beberapa langkah bijak yang dapat kita lakukan:
- Mencari Informasi yang Jelas: Ketika ada informasi mengenai pungutan, jangan terburu-buru mengambil kesimpulan. Cari tahu terlebih dahulu dasar hukum atau peraturan yang memperbolehkan atau melarang pungutan tersebut. Mintalah penjelasan rinci dari pihak sekolah mengenai jenis pungutan, besaran biaya, tujuan penggunaan dana, serta mekanisme pertanggungjawabannya.
- Memahami Hak dan Kewajiban: Sebagai orang tua siswa, kita perlu memahami hak kita untuk mendapatkan pendidikan gratis bagi anak-anak di sekolah negeri. Selain itu, kita juga perlu memahami kewajiban kita sebagai bagian dari komunitas sekolah, termasuk kemungkinan adanya partisipasi dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan.
- Mengedepankan Musyawarah dan Keterbukaan: Jika ada pungutan yang dirasa memberatkan atau tidak sesuai, ajak pihak sekolah untuk berdiskusi secara terbuka dan konstruktif. Sampaikan keberatan dengan cara yang sopan dan berdasarkan data atau informasi yang valid. Sekolah yang baik akan terbuka terhadap masukan dan kritik yang membangun.
- Membentuk Komite Sekolah yang Kuat: Komite sekolah memiliki peran penting dalam menjembatani komunikasi antara pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat. Pastikan komite sekolah berfungsi dengan baik, transparan, dan akuntabel dalam mengawasi pengelolaan keuangan sekolah.
- Melapor Jika Ada Indikasi Pelanggaran: Jika setelah berdiskusi dan mencari informasi terdapat indikasi adanya pungutan liar atau penyimpangan anggaran, jangan ragu untuk melaporkannya kepada pihak berwenang, seperti Dinas Pendidikan setempat atau lembaga pengawas lainnya.
Mewujudkan sekolah negeri yang benar-benar gratis dan berkualitas membutuhkan peran aktif dari seluruh elemen masyarakat. Orang tua, guru, komite sekolah, pemerintah, dan masyarakat secara umum perlu bersinergi dan saling mendukung. Pengawasan yang ketat terhadap pengelolaan anggaran pendidikan juga menjadi kunci untuk mencegah terjadinya praktik pungutan yang tidak sesuai dengan aturan.
Dengan pemahaman yang baik mengenai hak dan kewajiban, serta langkah-langkah yang tepat dalam menyikapi berbagai isu di sekolah, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik dan sesuai dengan cita-cita luhur bangsa. Pendidikan yang berkualitas dan merata adalah investasi masa depan bangsa, dan sekolah negeri gratis merupakan salah satu pilar penting dalam mewujudkan cita-cita tersebut.
Baca Juga: