• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Opini

Pendidikan Ordal dan Modal: Bisakah Mencetak Generasi Emas?

Marjoko oleh Marjoko
6 bulan yang lalu
in Opini
0
9
SHARES
22
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

Awal tahun ajaran baru sering kali menjadi momen penuh harap dan ketegangan, terutama bagi orang tua dan siswa yang membidik sekolah favorit. Sayangnya, di balik semangat seleksi terbuka yang diagung-agungkan, masih marak praktik jalur tak resmi: orang dalam (ordal) dan kekuatan finansial (modal). Fenomena ini menciptakan kesenjangan yang mencolok dalam sistem pendidikan kita—yang idealnya adil dan meritokratis.

Pendidikan semestinya menjadi alat untuk mencetak generasi emas—anak-anak bangsa yang unggul, berintegritas, dan mampu bersaing secara global. Namun bagaimana mungkin cita-cita itu tercapai jika sistemnya sudah pincang sejak gerbang masuk? Ketika siswa berprestasi harus tersingkir karena tidak punya koneksi atau dana besar, sementara yang lain melenggang masuk lewat jalur belakang, maka keadilan dalam pendidikan hanya tinggal slogan kosong.

Kasus semacam ini bukan hanya cerita dari luar, tapi nyata dialami banyak keluarga. Salah satu anggota keluarga saya, misalnya, harus menerima kenyataan pahit ketika anaknya yang memiliki segudang prestasi gagal masuk sekolah impian, karena kalah dari siswa lain yang datang dengan ‘persiapan dana’ besar—bahkan cukup untuk membeli sepeda motor Honda ADV. Ada juga yang berani untuk menambahkan fasilitas sekolah seperti penambahan AC bagi ruang tertentu Miris, tapi itulah wajah buram pendidikan kita.

Praktik ordal dan uang pelicin ibarat lingkaran setan yang sulit diputus. Mereka yang berada dalam sistem merasa diuntungkan dan enggan mengubahnya. Padahal, jika terus dibiarkan, dampaknya jauh lebih luas: melemahkan kepercayaan publik, mematikan motivasi siswa berprestasi, dan yang paling fatal, melanggengkan ketimpangan sosial.

Related Post

image smpmuhadisa

Lawan Keterbatasan, Siswa SMP Muhadisa Gapai Impian lewat Pentas Seni dan Lomba Bahasa

4 November 2025

Pengajian Ahad Pagi: Ibunda Emilis Setiowati Bahas Zoonosis, Penyakit dari Hewan ke Manusia

27 Oktober 2025

Bakhtiarin Perihatin Terpilih sebagai Ketua IGABA Kota Pasuruan Periode 2024-2029 dalam Musyda II

25 Oktober 2025

SPEAM Undang PasMu Beri Pelatihan SEO dan AI untuk Santri di Hari Santri 2025

21 Oktober 2025

Lalu, bisakah sistem seperti ini mencetak generasi emas? Jawabannya: sangat diragukan. Generasi emas tidak hanya butuh kecerdasan, tetapi juga integritas, semangat kompetisi yang sehat, dan sistem yang menghargai kerja keras. Jika sejak dini mereka dibentuk dalam lingkungan yang sarat ketidakadilan, maka nilai-nilai tersebut akan sulit tumbuh.

reformasi pendidikan tidak cukup hanya soal kurikulum dan fasilitas. Yang lebih mendesak adalah membenahi sistem penerimaan, menghapus jalur abu-abu, dan menegakkan meritokrasi secara tegas. Tanpa itu, generasi emas hanya akan menjadi utopia dalam negeri yang masih gemar memelihara praktik-praktik diskriminatif dalam dunia pendidikan. Selain itu Reformasi pendidikan juga tidak cukup hanya pada kurikulum atau gedung megah. Yang lebih mendesak adalah membenahi sistem penerimaan secara menyeluruh, menutup celah praktik curang, dan menegakkan meritokrasi. Tanpa keberanian untuk berbenah, maka harapan Indonesia Emas 2045 hanya akan berubah menjadi Indonesia Cemas.

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: generasi emaspendidikan
Share4Tweet2Share1
Marjoko

Marjoko

Seorang pecinta tulisan, pengulik desain grafis, and Good Daddy in every universe.

Related Posts

image smpmuhadisa
Kabar

Lawan Keterbatasan, Siswa SMP Muhadisa Gapai Impian lewat Pentas Seni dan Lomba Bahasa

oleh PasMu Media
4 November 2025
Kajian

Pengajian Ahad Pagi: Ibunda Emilis Setiowati Bahas Zoonosis, Penyakit dari Hewan ke Manusia

oleh PasMu Media
27 Oktober 2025
Kabar

Bakhtiarin Perihatin Terpilih sebagai Ketua IGABA Kota Pasuruan Periode 2024-2029 dalam Musyda II

oleh Yogi Arfan
25 Oktober 2025
Next Post

Di Langit Kashmir, Tembakan Itu Bukan Lagi Milik Dua Negara

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Tak Disangka! Ibu Wali Kota serta Ibu Kapolres Turun Gunung Temani Siswa SD Al Kautsar Belajar di Alam!

6 November 2025

Merajut Persatuan Umat, PDM dan Ahlul Bait Indonesia Pasuruan Jajaki Kolaborasi Dakwah

4 November 2025 - Updated On 5 November 2025

Wajibkah Kita Bermuhammadiyah di Tengah-Tengah Gempuran Kultus, Habib-Habiban, dan Feodalisme Pesantren?

28 Oktober 2025
3i/atlas

Komet 3I/ATLAS dan Ketidaksiapan Umat Manusia Menyambut Tamu Kosmik

1 November 2025

Ternyata Otak Bisa Dilatih Ulang! Rahasia di Balik Kebiasaan Kecil yang Mengubah Hidup

13 November 2025

Peringati HAB ke-80, Kemenag Kota Pasuruan Lakukan Penanaman Pohon Matoa di Pondok Pesantren SPEAM

13 November 2025

Jumat Penuh Berkah! Suasana Maghrib di Panti Darul Arqom yang Syahdu, Ini Pesan Menyentuh dari Suyatno, S.Pd

7 November 2025

Santri SPEAM, Ungkap Data Nyata Kerusakan Alam di dalam Khutbah Jumat

7 November 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan