• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Opini

Pendidikan Ordal dan Modal: Bisakah Mencetak Generasi Emas?

Marjoko oleh Marjoko
3 bulan yang lalu
in Opini
0
9
SHARES
21
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

Awal tahun ajaran baru sering kali menjadi momen penuh harap dan ketegangan, terutama bagi orang tua dan siswa yang membidik sekolah favorit. Sayangnya, di balik semangat seleksi terbuka yang diagung-agungkan, masih marak praktik jalur tak resmi: orang dalam (ordal) dan kekuatan finansial (modal). Fenomena ini menciptakan kesenjangan yang mencolok dalam sistem pendidikan kita—yang idealnya adil dan meritokratis.

Pendidikan semestinya menjadi alat untuk mencetak generasi emas—anak-anak bangsa yang unggul, berintegritas, dan mampu bersaing secara global. Namun bagaimana mungkin cita-cita itu tercapai jika sistemnya sudah pincang sejak gerbang masuk? Ketika siswa berprestasi harus tersingkir karena tidak punya koneksi atau dana besar, sementara yang lain melenggang masuk lewat jalur belakang, maka keadilan dalam pendidikan hanya tinggal slogan kosong.

Kasus semacam ini bukan hanya cerita dari luar, tapi nyata dialami banyak keluarga. Salah satu anggota keluarga saya, misalnya, harus menerima kenyataan pahit ketika anaknya yang memiliki segudang prestasi gagal masuk sekolah impian, karena kalah dari siswa lain yang datang dengan ‘persiapan dana’ besar—bahkan cukup untuk membeli sepeda motor Honda ADV. Ada juga yang berani untuk menambahkan fasilitas sekolah seperti penambahan AC bagi ruang tertentu Miris, tapi itulah wajah buram pendidikan kita.

Praktik ordal dan uang pelicin ibarat lingkaran setan yang sulit diputus. Mereka yang berada dalam sistem merasa diuntungkan dan enggan mengubahnya. Padahal, jika terus dibiarkan, dampaknya jauh lebih luas: melemahkan kepercayaan publik, mematikan motivasi siswa berprestasi, dan yang paling fatal, melanggengkan ketimpangan sosial.

Related Post

Di Atas Tanah Wakaf 6.656 m², SPEAM Putri Siap Cetak Santri Entrepreneur Berkarakter Islami

7 Agustus 2025
Foto: Afif/Pasmu

Ikrar Wakaf Tanah 6.565 m² untuk SPEAM Putri: Warisan Amal Abadi Almarhum H. Abdur Rauf

6 Agustus 2025 - Updated On 7 Agustus 2025

Pendidikan di Era Autopilot: Robotisasi Manusia atau Pencerdasan Bangsa?

4 Juli 2025 - Updated On 14 Juli 2025

Pesan Ketua PDM Pasuruan untuk Kepala Sekolah Baru: Wujudkan Potensi Murid dan Kokohkan Manhaj Muhammadiyah

1 Juli 2025

Lalu, bisakah sistem seperti ini mencetak generasi emas? Jawabannya: sangat diragukan. Generasi emas tidak hanya butuh kecerdasan, tetapi juga integritas, semangat kompetisi yang sehat, dan sistem yang menghargai kerja keras. Jika sejak dini mereka dibentuk dalam lingkungan yang sarat ketidakadilan, maka nilai-nilai tersebut akan sulit tumbuh.

reformasi pendidikan tidak cukup hanya soal kurikulum dan fasilitas. Yang lebih mendesak adalah membenahi sistem penerimaan, menghapus jalur abu-abu, dan menegakkan meritokrasi secara tegas. Tanpa itu, generasi emas hanya akan menjadi utopia dalam negeri yang masih gemar memelihara praktik-praktik diskriminatif dalam dunia pendidikan. Selain itu Reformasi pendidikan juga tidak cukup hanya pada kurikulum atau gedung megah. Yang lebih mendesak adalah membenahi sistem penerimaan secara menyeluruh, menutup celah praktik curang, dan menegakkan meritokrasi. Tanpa keberanian untuk berbenah, maka harapan Indonesia Emas 2045 hanya akan berubah menjadi Indonesia Cemas.

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: generasi emaspendidikan
Share4Tweet2Share1
Marjoko

Marjoko

Related Posts

Kabar

Di Atas Tanah Wakaf 6.656 m², SPEAM Putri Siap Cetak Santri Entrepreneur Berkarakter Islami

oleh Marjoko
7 Agustus 2025
Foto: Afif/Pasmu
Kabar

Ikrar Wakaf Tanah 6.565 m² untuk SPEAM Putri: Warisan Amal Abadi Almarhum H. Abdur Rauf

oleh PasMu Media
6 Agustus 2025 - Updated On 7 Agustus 2025
Opini

Pendidikan di Era Autopilot: Robotisasi Manusia atau Pencerdasan Bangsa?

oleh Nurul Mawaridah
4 Juli 2025 - Updated On 14 Juli 2025
Next Post

Di Langit Kashmir, Tembakan Itu Bukan Lagi Milik Dua Negara

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Siap Tempur! 31 Atlet Tapak Suci Kota Pasuruan Buru Medali di Kejuaraan Bergengsi Nasional!

28 Juli 2025

Bukan Kaleng-Kaleng! Atlet Tapak Suci Kota Pasuruan Borong Berbagai Medali, Ini Daftarnya!

30 Juli 2025

Transformasi Hebat! PCM Gadingrejo Ubah Semak Jadi Ladang Bisnis di Pesantren SPEAM Putri

27 Juli 2025 - Updated On 28 Juli 2025

Kajian Ahad Pagi Berkah Ganda: Dapat Ilmu dan Oleh-oleh Sayur Segar

27 Juli 2025 - Updated On 29 Juli 2025
Image: Made by AI Generator

Bahaya Iri, Dengki, dan Hasad: Semua hanya Titipan

7 Agustus 2025

Di Atas Tanah Wakaf 6.656 m², SPEAM Putri Siap Cetak Santri Entrepreneur Berkarakter Islami

7 Agustus 2025
Foto: Afif/Pasmu

Ikrar Wakaf Tanah 6.565 m² untuk SPEAM Putri: Warisan Amal Abadi Almarhum H. Abdur Rauf

6 Agustus 2025 - Updated On 7 Agustus 2025

Wakanda, Konoha, dan One Piece: Satire Politik dalam Balutan Karya Fiksi

6 Agustus 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan