• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Opini

Dari Swasta ke Negeri: Saat Orang Tua Belajar Ulang Arti Pelayanan

Marjoko oleh Marjoko
52 detik yang lalu
in Opini
0
foto: ilustrasi AI

foto: ilustrasi AI

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

Saya menulis ini bukan sekadar curhat atau gimmick. Ini refleksi dari banyak suara orang tua, yang memutuskan memilih sekolah dari SD swasta ke jenjang SMP maupun MTs berbasi ssekolah negeri.

Awalnya, keputusan ini terasa logis dengan sekolah negeri tidak berbayar, fasilitas katanya lengkap, dan statusnya “favorit.” Tapi setelah berjalan beberapa waktu, barulah beberapa walimurid sadar, label “favorit” tidak selalu identik dengan “pelayanan terbaik.”

Sekolah swasta memang hidup dari pelayanan dan mutu. Bagaimana tidak, tanpa keduanya, mereka akan ditinggalkan. Maka, setiap wali murid disapa, setiap keluhan direspons, setiap kegiatan dikelola dengan semangat profesional. Guru-gurunya mungkin tidak semuanya sempurna, tapi mereka sadar dengan keberadaan mereka adalah bagian dari sistem pelayanan pendidikan yang harus dirawat. Mereka hadir bukan hanya untuk murid, tapi juga untuk wali murid, orang-orang yang mempercayakan masa depan anaknya.

Di sekolah negeri, ceritanya agak berbeda. Banyak fasilitas yang sebenarnya bagus, tapi tidak semua dijalankan dengan semangat yang sama. Beberapa anak wali murid, pernah melihat guru yang mengajar sambil menggenggam ponsel, entah membuka TikTok atau Reels. Mungkin itu hanya satu-dua orang, tapi cukup menggambarkan ada sesuatu yang longgar di sistem. Mungkin karena sudah ASN, mungkin karena rutinitas yang membuat semangat mengajar jadi menurun.

Related Post

Matematika, Gaji 2 Juta antara Realita, Tantangan, dan Jalan Keluar

25 September 2025 - Updated On 26 September 2025

Inspirasi Abadi! Pendidikan Bukan Sekedar Sekolah, Tapi Gerakan Perubahan

24 September 2025

Cipayung Plus Pasuruan Raya: Ketika Mahasiswa Bersuara, Kekuasaan Mendengar

9 September 2025

Santri SPEAM Kota Pasuruan Siap Harumkan Nama Pondok di Ajang FASMU 2025

30 Agustus 2025

Di sisi lain, orang tua terbiasa dengan ritme sekolah swasta akhirnya kembali harus menambah “biaya tersembunyi” yaitu dengan mencarikan les tambahan untuk anak baik daring maupun luring. Bukan karena anak tidak pintar, tapi karena ruang pembelajaran di sekolah kadang terasa formalitas. Hanya sekadar hadir, mencatat, lalu pulang. Padahal yang diharapkan adalah pengalaman belajar yang menginspirasi.

Bicara soal kegiatan ekstrakurikuler pun sama. Di brosur atau papan pengumuman, ekskul musik sudah tercantum. Tapi kenyataannya, alat musiknya belum ada. Drum set mungkin masih angan-angan, gitar hanya satu dua, dan siswa yang berminat akhirnya berlatih seadanya. Ini kecil memang, tapi dari hal kecil itulah anak-anak belajar mencintai sekolahnya. Jika semangat itu tak dirawat, maka yang tumbuh hanyalah rasa jenuh.

Namun, tulisan ini bukan untuk menyalahkan. Justru sebaliknya, ini refleksi untuk semua pihak. Bagi sekolah swasta, pengalaman ini menjadi pengingat bahwa pelayanan adalah ruh utama. Jangan pernah berpuas diri hanya karena sudah “terlihat bagus.” Dunia pendidikan berubah cepat, dan pelayanan yang hangat tetap menjadi pembeda utama.

Sementara bagi sekolah negeri, ini juga saatnya bercermin. Negeri seharusnya menjadi wajah terbaik dari negara, tempat di mana mutu dan pelayanan publik bertemu dalam harmoni. Fasilitas boleh besar, status boleh tinggi, tapi tanpa sentuhan pelayanan yang manusiawi, semuanya terasa hambar.

Pepatah Jawa berkata, “Ono rego, ono rupa” artinya ada harga, ada rupa. Tapi di dunia pendidikan, semestinya pepatah itu tidak berhenti di soal biaya. Karena sejatinya, pendidikan adalah ruang pelayanan publik yang paling suci dimana tempat membentuk manusia, bukan sekadar mencetak nilai.

Sebagai orang tua, saya belajar untuk lebih bijak. Bahwa tidak semua sekolah negeri buruk, tidak semua sekolah swasta sempurna. Tapi yang paling penting, sekolah apa pun bentuknya, harus punya komitmen untuk melayani, bukan sekadar mengajar.

Pelayanan itu bukan basa-basi. Ia adalah bentuk penghormatan terhadap masa depan anak-anak kita. Dan di situlah sebenarnya mutu pendidikan itu diuji, bukan di papan nilai, tapi di cara sekolah memperlakukan manusia di dalamnya.

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: opinipendidikansekolah negerisekolah swasta
ShareTweetShare
Marjoko

Marjoko

Seorang pecinta tulisan, pengulik desain grafis, and Good Daddy in every universe.

Related Posts

Opini

Matematika, Gaji 2 Juta antara Realita, Tantangan, dan Jalan Keluar

oleh Marjoko
25 September 2025 - Updated On 26 September 2025
Sejarah

Inspirasi Abadi! Pendidikan Bukan Sekedar Sekolah, Tapi Gerakan Perubahan

oleh Marjoko
24 September 2025
Opini

Cipayung Plus Pasuruan Raya: Ketika Mahasiswa Bersuara, Kekuasaan Mendengar

oleh IMM Pasuruan Raya
9 September 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

foto: shutterstock

Runtuhnya Masjid Pondok Pesantren Al Khoziny: Tragedi yang Mengingatkan Kita pada Hal-Hal yang Terlupakan

4 Oktober 2025

Pentingnya Ta’awun dalam Kebaikan dan Takwa

3 Oktober 2025
Gambar Ilustrasi AI

Parkir Sembarangan di Depan Rumah, Masalah Sepele Bikin Sakit Hati

3 Oktober 2025
foto: shutterstock.com

Lebih Penting Mana Attitude atau Skill ?

3 Oktober 2025
foto: ilustrasi AI

Dari Swasta ke Negeri: Saat Orang Tua Belajar Ulang Arti Pelayanan

6 Oktober 2025

Avenger Milik KH. Ahmad Dahlan yang Menjalankan Misi Al-Ma’un

6 Oktober 2025
ilustrasi: pasmu.id

Ustadz Anang Abd Malik: Hidayah Bisa Dicabut! Belajar dari Kisah Kelam D.N. Aidit dan Bahaya Ideologi Komunis

5 Oktober 2025
Foto: Istimewa

Bukan Pintar, Tapi Sikap, Rahasia Hidup Bahagia dan Cukup Menurut Al-Qur’an!

5 Oktober 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan