• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Kajian

Muraqabah: Mindfulness dalam perspektif Islam

Firnas Muttaqin oleh Firnas Muttaqin
1 hari yang lalu
in Kajian
0
foto: istimewa/pasmu.id

foto: istimewa/pasmu.id

3
SHARES
6
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

Pasuruan, 9 Oktober 2025 – Di tengah derasnya arus kehidupan modern yang serba cepat dan penuh distraksi, Ustadz Anang Abd Malik menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya kesadaran spiritual melalui kajian bertema “Muraqabah: Mindfulness dalam Perspektif Islam” di Masjid At Taqwa, Jagalan, Kota Pasuruan. Kajian ini dihadiri oleh puluhan jamaah dari berbagai kalangan, yang tampak antusias mengikuti setiap penjelasan tentang konsep Muraqabah sebagai bentuk mindfulness sejati dalam ajaran Islam.

Dalam ceramahnya, Ustadz Anang menjelaskan bahwa Muraqabah berasal dari kata raqaba, yang berarti mengawasi. Dalam konteks keislaman, Muraqabah bermakna kesadaran penuh bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi setiap gerak-gerik manusia. “Muraqabah ini merupakan sebuah ibadah yang disyariatkan dalam Islam. Kita merasa senantiasa diawasi oleh Pencipta kita, sehingga menyadari sepenuhnya bahwa Allah selalu hadir dan mengawasi kita,” tutur beliau.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa apabila seorang Muslim hidup dalam kesadaran Muraqabah, maka pengawasan eksternal seperti kamera CCTV menjadi tidak lagi esensial. “Kalau setiap individu benar-benar menyadari bahwa Allah mengawasi, maka sistem pengawasan eksternal tak lagi dibutuhkan. Kesadaran ilahiah adalah pengawas internal yang paling kuat,” ujarnya disambut anggukan jamaah.

Dalam kajiannya, Ustadz Anang juga menyoroti perubahan drastis gaya hidup masyarakat modern. Ia menggambarkan kehidupan masa lalu yang sederhana namun penuh makna,di mana keluarga bisa berkumpul selepas subuh, berbincang ringan, dan saling menguatkan. Kini, menurutnya, suasana itu semakin jarang dijumpai. “Anak-anak sekarang selalu sibuk. Mereka multitasking sejak pagi, dan aktivitasnya serba tergesa-gesa. Padahal dalam agama kita, tergesa-gesa itu dilarang,” ungkapnya.

Related Post

Jadi Salah Satu Investor, Muhammadiyah Kota Pasuruan Hadiri Launching Toko BASMALAH Cabang Baru

8 Oktober 2025

Pentingnya Ta’awun dalam Kebaikan dan Takwa

3 Oktober 2025

Milad ke-113 Muhammadiyah, Angkat Tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”

1 Oktober 2025

Mindfulness: Cara Sederhana Menghargai Hidup di Tengah Hiruk Pikuk Zaman

29 September 2025

Ia menyebut kondisi ini sebagai ciri khas Era Abundant,era di mana segala sesuatu terasa mudah, murah, dan instan berkat kemajuan teknologi. Namun, ironisnya, kemudahan itu justru menjauhkan manusia dari ketenangan dan rasa syukur. “Teknologi seharusnya membuat manusia lebih mudah menikmati hidup. Tapi karena pemanfaatannya tidak sesuai petunjuk Sang Pencipta, yang terjadi justru sebaliknya,hidup terasa sempit, waktu semakin singkat, dan hati semakin gelisah,” jelasnya.

Untuk menghadapi tantangan spiritual di era modern ini, Ustadz Anang menguraikan empat pilar utama Muraqabah yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pilar pertama adalah niat yang lurus (ikhlas). Segala amal dan aktivitas hidup seorang Muslim harus dimulai dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. “Seluruh aktivitas kita tergantung pada niatnya. Yang tahu niat kita hanyalah Allah dan diri kita sendiri,” tegasnya.

Pilar kedua adalah berzikir dan berdoa. Menurutnya, zikir adalah latihan utama dalam membangun kesadaran spiritual. Dengan terus mengingat Allah, hati akan senantiasa tenang sebagaimana firman-Nya dalam QS. Ar-Ra’d ayat 28: “Ala bidzikrillahi tathmainnul qulub” – “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Pilar ketiga adalah khusyuk dalam ibadah. Ustadz Anang menekankan pentingnya hadir sepenuh hati dalam ibadah, terutama dalam salat. Ia mengutip QS. Al-Baqarah ayat 45-46 bahwa salat akan terasa berat kecuali bagi orang yang khusyuk,mereka yang sadar bahwa hidup dan matinya hanya untuk Allah. “Bila orientasi hidup bergeser dari Allah menuju uang, jabatan, atau popularitas, maka hubungan dengan sesama pun akan rusak. Kita bisa tega menyingkirkan sahabat, saudara, bahkan orang tua,” pesannya.

Pilar keempat adalah refleksi dan evaluasi diri (muhasabah). Pilar terakhir ini, menurutnya, menjadi cara paling efektif menjaga kualitas niat dan ibadah. Ia mencontohkan dua hal yang sering tidak sempurna dilakukan manusia: salat dan berbakti kepada orang tua (birrul walidain). Ustadz Anang mengingatkan hadis Nabi SAW bahwa amalan pertama yang akan dihisab pada Hari Kiamat adalah salat.

Menutup kajian, Ustadz Anang menyoroti fenomena meningkatnya angka kegelisahan (anxiety) di kalangan masyarakat modern, bahkan mereka yang hidup berkecukupan secara finansial. “Kegelisahan yang melanda hampir 40% manusia modern adalah tanda bahwa kita gagal dalam Muraqabah,” ujarnya. Ia mengajak jamaah untuk menjadikan Muraqabah sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya dalam ibadah ritual, tetapi juga dalam bekerja, berinteraksi, dan bermedia sosial. “Mari evaluasi niat kita, aktivitas kita, ibadah kita kepada Allah. Sudahkah semakin mendekat kepada-Nya atau justru semakin jauh?” tutupnya dengan nada reflektif.

Kajian tersebut berakhir dengan doa bersama dan suasana hening penuh renungan. Jamaah tampak terinspirasi untuk menerapkan Muraqabah sebagai jalan menuju ketenangan hati di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern.

Editor: Marjoko

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: islamkajianmindfullperspektif
Share1Tweet1Share
Firnas Muttaqin

Firnas Muttaqin

Related Posts

Kabar

Jadi Salah Satu Investor, Muhammadiyah Kota Pasuruan Hadiri Launching Toko BASMALAH Cabang Baru

oleh Firnas Muttaqin
8 Oktober 2025
Kabar

Pentingnya Ta’awun dalam Kebaikan dan Takwa

oleh Firnas Muttaqin
3 Oktober 2025
Kabar

Milad ke-113 Muhammadiyah, Angkat Tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”

oleh Yogi Arfan
1 Oktober 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

LAZISMU Jadi Saksi Cinta Sejati: Pria Ini Menikah dari Atas Ranjang Rumah Sakit

9 Oktober 2025
foto: istimewa/pasmu.id

Selat Bali Kembalikan Jenazah M. Syakur! Kepulangan Penuh Haru Dibantu LAZISMU

9 Oktober 2025

Jadi Salah Satu Investor, Muhammadiyah Kota Pasuruan Hadiri Launching Toko BASMALAH Cabang Baru

8 Oktober 2025
foto: shutterstock

Runtuhnya Masjid Pondok Pesantren Al Khoziny: Tragedi yang Mengingatkan Kita pada Hal-Hal yang Terlupakan

4 Oktober 2025
foto: istimewa/pasmu.id

Muraqabah: Mindfulness dalam perspektif Islam

10 Oktober 2025 - Updated On 11 Oktober 2025

LAZISMU Jadi Saksi Cinta Sejati: Pria Ini Menikah dari Atas Ranjang Rumah Sakit

9 Oktober 2025
foto: ilutrasi istimewa/pasmu.id

Ketika Hidup Tak Lagi Tentang Angka tetapi Perjalanan Menuju Kesadaran Jiwa

9 Oktober 2025
foto: istimewa/pasmu.id

Selat Bali Kembalikan Jenazah M. Syakur! Kepulangan Penuh Haru Dibantu LAZISMU

9 Oktober 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan