Pasuruan, 28 November 2025 – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Pasuruan menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) untuk menyusun Program Semester di Hotel Nasional Pasuruan. Acara yang dihadiri oleh segenap pimpinan ini secara gamblang membedah arah organisasi, menekankan bahwa perjuangan melalui Muhammadiyah adalah misi dakwah, bukan sekadar mencari jabatan atau keuntungan duniawi.
Dalam pemaparannya, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Pasuruan, Abu Nasir, menegaskan pentingnya memurnikan niat dalam berorganisasi.
“Misi ini adalah dakwah. Dakwah itu ajak-ajak. Perintah-perintah Qur’an semuanya adalah perintah yang berkaitan dengan misi ini,” ujarnya.
Abu Nasir juga memberikan peringatan keras terhadap praktik-praktik yang tidak sehat dalam organisasi. Ia menekankan agar perjuangan di Muhammadiyah tidak dikotori oleh konflik, perebutan hasil, perebutan uang, atau politik pencitraan.
“Supaya arahnya benar, tidak konflik, tidak perebutan hasil, tidak perbutan uang. Jangan sampai niatnya sudah meleceh, bukan lagi untuk bisa berjuang, tetapi untuk bermaksud mendapatkan ‘barang’ atau jabatan,” tegasnya.
Tantangan dan Dukungan untuk Kader
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Pimpinan Daerah, M Nur Yasin, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi kader. Berbeda dengan perusahaan yang memiliki supporting system yang jelas, kader Muhammadiyah dituntut untuk mandiri.
“Kita ini tidak ada supporting system, bahkan jaringan pun tidak ada. Kita diminta untuk mandiri, menjaring sendiri, semuanya dari kita,” papar Yasin.
Ia menekankan pentingnya rasa malu kolektif jika pimpinan di level daerah tidak mampu berkontribusi maksimal atau ketika ada kritik dari masyarakat. Refleksi ini, menurutnya, menjadi dasar untuk melakukan perbaikan dan perencanaan yang lebih matang.
Perencanaan sebagai Perubahan Gap
Rakerda ini menjadi momentum untuk mengevaluasi perjalanan organisasi sejak 2015-2019. Yasin menjelaskan bahwa titik tolak penyusunan program adalah sebuah perubahan gap.
“Gap itu adalah gambaran dari kesenjangan antara apa yang sudah terjadi di masa lalu, kondisi saat ini, dan apa yang kita cita-citakan di masa depan,” jelasnya.
Dia mendorong seluruh jajaran untuk jujur mengidentifikasi apa yang sudah dicapai dan apa yang belum. Misalnya, terkait belum adanya usaha ekonomi yang besar atau perkembangan sekolah yang masih terbatas. Mimpi, menurutnya, harus diwujudkan dalam action plan yang nyata.
“Orang yang tidur itu pasti bangun. Ketika mimpi itu kita tidur, maka ketika bangun, mimpi harus diwujudkan,” serunya.
Prinsip dan Kerangka Perencanaan yang Jelas
Yasin memaparkan kerangka penyusunan program kerja yang efektif, berpedoman pada fungsi manajemen: Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC). Setiap program harus menjawab pertanyaan 5W+1H (What, Why, Who, Where, When, dan How much).
Prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh dalam menjalankan program adalah:
- Integritas: Memegang teguh prinsip-prinsip dan etika organisasi.
- Kebersamaan: Menjalin sinergi antaranggota.
- Profesionalisme: Bekerja dengan skor kinerja yang tinggi.
- Keadilan: Memastikan peluang dan perlakuan yang adil bagi semua anggota.
- Inovasi: Mendorong ide baru dan solusi kreatif.
Hikmah dari Hadis Jibril sebagai Panduan Bekerja
Sesi dilanjutkan dengan sharing inspiratif dari salah satu pimpinan yang mengambil hikmah dari Hadis Jibril. Ia menganalogikan pertanyaan dalam hadis tersebut (Iman, Islam, Ihsan, dan Kiamat) dengan merancang program kerja.
“Iman adalah why (mengapa kita mengerjakan), Islam adalah what (apa yang dikerjakan), Ihsan adalah how (bagaimana mengerjakannya), dan Kiamat adalah when (kapan dan berapa lama),” jelasnya.
Ia menutup dengan sebuah filosofi perencanaan yang dalam: “Rencanakanlah masa depanmu dengan sebaik-baiknya, lalu kerjakanlah perencanaan itu dengan sebaik-baiknya pula. Dan yakinlah bahwa rencana-rencanamu itu pasti tidak terjadi, karena yang terjadi adalah rencana Allah.”
Rakerda ini diharapkan menjadi panduan operasional bagi seluruh jajaran Muhammadiyah Kota Pasuruan untuk enam bulan ke depan, dengan fokus pada penguatan dakwah yang substantif dan pemberdayaan organisasi yang berintegritas.













