Dalam Khutbah Jumat yang disampaikan di Masjid At Taqwa, Jagalan, Kota Pasuruan, Ustadz Muhammad Raizel Zaidan Al Rizki mengajak jamaah untuk memperkuat semangat tolong-menolong (ta’awun) dalam kerangka kebajikan (al-birr) dan ketakwaan.
Khutbah yang berlangsung pada tanggal 3 Oktober 2025 itu membedah makna mendalam dari firman Allah SWT: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaan-Nya.” (QS Al Maidah : 2)
Al-Birr dan Taqwa: Dua Sisi Mata Uang yang Saling Melengkapi
Ustadz Raizel memulai dengan penjelasan tentang dua konsep kunci dalam ayat tersebut. Al-Birr diartikan sebagai sebuah istilah yang mencakup seluruh jenis kebaikan dan kesempurnaan yang dituntut dari seorang hamba. Sebaliknya, dosa (al-itsmu) adalah ungkapan untuk segala bentuk kejelekan yang mendatangkan celaka.
“Syekh As-Sa’di rahimahullah mengatakan bahwa al-birr adalah sebuah nama yang mencakup segala yang Allah cintai dan ridai, baik berupa perbuatan lahir maupun batin, yang berhubungan dengan hak Allah atau hak sesama manusia,” terang sang khatib.
Ta’awun: Kewajiban dan Kebutuhan Sosial
Dalam khutbahnya, Ustadz Raizel menegaskan bahwa tolong-menolong (ta’awun) bukan hanya sekadar anjuran, tetapi merupakan kewajiban setiap muslim. Manusia sebagai makhluk yang lemah, tidak mampu mencukupi seluruh kebutuhannya sendiri.
“Islam sangat menjunjung tinggi nilai tolong-menolong. Dalam sebuah hadis, hubungan antara mukmin yang satu dengan lainnya digambarkan bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan,” ujarnya.
Namun, beliau juga mengingatkan bahwa tidak semua bentuk tolong-menolong itu baik. Ta’awun yang terpuji adalah yang mengarah pada kebaikan dan ketakwaan, sementara tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan adalah hal yang terlarang.
Penerapan Ta’awun dalam Kehidupan Sehari-hari
Khatib kemudian memaparkan beberapa bentuk konkret penerapan ta’awun yang dianjurkan:
1. Mengajak dalam Ketakwaan: Tolong-menolong dalam mengajak sesama muslim untuk taat kepada Allah SWT, menjalankan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.
2. Loyal terhadap Sesama Muslim: Loyalitas ini diwujudkan dengan selalu berprasangka baik (*husnuzhan*) dan saling menasihati dalam kebaikan. Ayat 71 Surah At-Taubah disebutkan sebagai landasan, di mana orang-orang beriman, laki-laki dan perempuan, adalah penolong bagi yang lain.
3. Saling Melindungi dan Bersatu: Umat Islam harus bersatu padu layaknya sebuah bangunan yang kokoh dalam menegakkan kebenaran dan ketakwaan. Kehancuran akan mengintai jika kekokohan ini tidak dijaga.
Khutbah ditutup dengan penekanan bahwa ta’awun adalah sistem yang memperindah Islam dan merupakan kebutuhan mutlak dalam setiap dimensi kehidupan. Menerapkannya adalah bukti nyata dari kekuatan iman dan ukhuwah Islamiyah. (*)