• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Sejarah

Kesabaran Seorang Nabi Nuh, Lebih Besar dari Banjir yang Menenggelamkan Dunia!

Marjoko oleh Marjoko
1 bulan yang lalu
in Sejarah
0
3
SHARES
8
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

Dalam heningnya waktu yang mengalir ribuan tahun, jauh sebelum kalender Masehi dikenal, hiduplah seorang pria bernama Nuh. Beliau bukanlah sekadar manusia biasa, melainkan utusan Ilahi, Rasul pertama yang diutus ke bumi, sebuah mercusuar keimanan di tengah lautan kegelapan yang mulai merayap. Ia adalah cucu dari Nabi Idris, silsilahnya merentang lurus hingga ke Nabi Adam, akar-akar tauhid yang mulia.

Ketika Nuh dilahirkan, dunia masih berputar dalam poros ketauhidan yang murni, warisan dari para pendahulunya. Namun, seiring berjalannya abad, kegelapan mulai menyelimuti. Hati manusia, yang tadinya hanya condong pada Yang Maha Esa, perlahan tergoda bisikan licik Iblis. Setelah orang-orang saleh di masa itu seperti Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasra berpulang ke Rahmatullah, Iblis menanamkan ide busuk ke dalam benak manusia. “Buatlah patung-patung sebagai pengingat kesalehan mereka,” bisiknya, “agar generasi penerus tak lupa akan kebaikan mereka.”

Awalnya, patung-patung itu memang hanya sebatas pengingat, tak lebih dari sebongkah batu atau pahatan kayu. Namun, waktu adalah pedang bermata dua. Ilmu mulai terkikis, pemahaman memudar. Iblis, sang musuh abadi, kembali melancarkan serangannya. “Patung-patung ini adalah perantara kalian dengan Tuhan,” bisiknya lagi, lebih halus, lebih meyakinkan. Perlahan tapi pasti, yang tadinya hanya pengingat, berubah menjadi sesembahan. Cahaya tauhid meredup, digantikan oleh bayangan kesyirikan yang pekat. Inilah awal mula petaka, racun yang menyebar dan menggerogoti iman manusia.

Di tengah kegelapan itulah, Nuh berdiri tegak, memikul amanah yang begitu berat. Selama sembilan ratus lima puluh tahun, ya, hampir satu milenium, Nuh tanpa lelah menyerukan kalimat tauhid. Suaranya bergema di padang pasir, di lembah-lembah, di setiap penjuru yang bisa ia jangkau. “Sembahlah Allah! Tiada Tuhan selain Dia!” teriaknya. Namun, kaumnya, seperti dinding kokoh yang tak bergeming, menolak. Mereka tertawa, mengejek, bahkan melempari batu. “Nuh gila! Mana mungkin ada banjir besar di tanah yang kering ini?” ejek mereka ketika ia mulai membangun kapal besar atas perintah Tuhan, jauh dari air, di tengah daratan.

Related Post

Ketampanan Membawa Luka, Kesabaran Yusuf Membawa Tahta

15 Juli 2025

Tak Ada Jalan Pulang… Kecuali Taubat! Kisah Menegangkan Nabi Yunus di Perut Ikan

4 Juli 2025 - Updated On 5 Juli 2025

Api Setinggi 17 Meter Tak Mampu Membunuh Ibrahim

2 Juli 2025

Nabi Musa Tak Tahu Laut akan Terbelah saat Tongkat Dipukul ke Laut

1 Juli 2025

Hati Nuh tercabik menyaksikan kekerasan hati kaumnya. Bagaimana bisa mereka begitu buta, begitu tuli, terhadap kebenaran yang nyata? Ia melihat putra kandungnya sendiri, Kan’an, tenggelam dalam lautan kekufuran bersama ibunya. Sebuah pedih yang tak terkira bagi seorang ayah, bagi seorang nabi.

Lalu, datanglah saat yang dinanti, sekaligus ditakuti. Langit meraung, memuntahkan air bah tanpa henti. Bumi bergejolak, memancarkan air dari setiap celah. Banjir bandang dahsyat pun terjadi, menenggelamkan segala yang ada. Hewan, tumbuhan, manusia semua ludes ditelan amuk air, kecuali mereka yang berpegang teguh pada tauhid dan berada di atas bahtera Nuh. Itu bukanlah kapal biasa, melainkan perwujudan mukjizat Ilahi, sebuah bahtera yang dirancang dan diawasi langsung oleh Allah, menembus gelombang dahsyat yang melumat peradaban.

Ketika air surut, hanya Nuh dan para pengikutnya yang tersisa, bersama sepasang dari setiap makhluk hidup. Merekalah bibit peradaban baru, harapan untuk masa depan yang bertauhid. Namun, ironisnya, bahkan setelah azab yang sedemikian rupa, bisikan Iblis tetap lestari, mencari celah di hati manusia. Generasi demi generasi lahir, dan lagi-lagi, kesyirikan kembali merayap, membuktikan bahwa sejarah akan selalu berulang bagi mereka yang tidak mengambil pelajaran.

Kisah Nuh adalah pekikan keras bagi kita. Sebuah cermin abadi tentang bahaya paling mematikan bagi jiwa: syirik. Ia mengajarkan bahwa azab itu nyata, dan kehinaan di dunia serta neraka di akhirat adalah takdir bagi para pembangkang. Namun, di sisi lain, ia juga adalah ode tentang keteguhan, kesabaran, dan harapan. Bahwa di tengah badai terbesar sekalipun, ada bahtera penyelamat bagi mereka yang berpegang teguh pada tauhid dan menaati perintah-Nya. Akankah kita belajar dari air bah yang menelan masa lalu, atau membiarkan diri kita terseret ombak kesyirikan yang sama?

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: asyurakisahmuhharamnabi
Share1Tweet1Share
Marjoko

Marjoko

Related Posts

Sejarah

Ketampanan Membawa Luka, Kesabaran Yusuf Membawa Tahta

oleh Marjoko
15 Juli 2025
Kabar

Tak Ada Jalan Pulang… Kecuali Taubat! Kisah Menegangkan Nabi Yunus di Perut Ikan

oleh Marjoko
4 Juli 2025 - Updated On 5 Juli 2025
Sejarah

Api Setinggi 17 Meter Tak Mampu Membunuh Ibrahim

oleh Marjoko
2 Juli 2025
Next Post

Ustadz Baidowi Bongkar Rahasia Keluar dari Kerugian Hidup Lewat Surat Al-Asr!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Siap Tempur! 31 Atlet Tapak Suci Kota Pasuruan Buru Medali di Kejuaraan Bergengsi Nasional!

28 Juli 2025

Bukan Kaleng-Kaleng! Atlet Tapak Suci Kota Pasuruan Borong Berbagai Medali, Ini Daftarnya!

30 Juli 2025

Transformasi Hebat! PCM Gadingrejo Ubah Semak Jadi Ladang Bisnis di Pesantren SPEAM Putri

27 Juli 2025 - Updated On 28 Juli 2025

Kajian Ahad Pagi Berkah Ganda: Dapat Ilmu dan Oleh-oleh Sayur Segar

27 Juli 2025 - Updated On 29 Juli 2025

Jolly Roger One Piece, Budaya Pop yang Satire Pemerintah

4 Agustus 2025
Image: Julia Goddard/Armstrong Institute of Biblical Archaeology

Siapa Nama Fir’aun Zaman Nabi Musa? Ini 2 Kandidatnya

3 Agustus 2025
Image made by AI Generate

Menggugat Kesepian di Era Politik Hukum: Peran Kritis Muhammadiyah

3 Agustus 2025
Image made by AI Generate

Bukan Sekadar Nama di KTA: Saatnya Kader Muhammadiyah Bicara, Bukan hanya Membaca

3 Agustus 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan