Makkah, 29 Juni 2025 – Setiap jemaah haji atau umrah yang menyelesaikan tawaf Ifadah, akan melanjutkan rukun berikutnya: Sa’i. Perjalanan antara Safa dan Marwah, dua bukit yang menjadi saksi bisu perjuangan Bunda Hajar, seringkali memunculkan pertanyaan tentang topografi sebenarnya dari tempat suci ini. Sebuah pengalaman baru-baru ini di Makkah mengungkapkan fakta menarik mengenai ketinggian bukit Safa dan Marwah, yang tampaknya sejajar dengan tinggi Ka’bah.
Saat melangkah di putaran kelima Sa’i, dari bukit Safa, mata terarah mencari keberadaan Ka’bah, bukan sekadar arahnya, melainkan wujud fisiknya. Sungguh mengejutkan, dari puncak bukit Safa, bagian atas Ka’bah yang menjulang 13 meter terlihat jelas. Mengingat jarak antara bukit Safa dan Ka’bah sekitar 50 meter, penampakan ini secara tidak langsung mengindikasikan bahwa ketinggian bukit Safa dan Marwah juga mencapai sekitar 13 meter, setara dengan tinggi Ka’bah itu sendiri.
Hal ini memberikan perspektif baru terhadap lembah di antara kedua bukit tersebut. Rupanya, lembah Safa dan Marwah tidak lagi menurun drastis seperti gambaran di masa lampau. Modifikasi dan penataan yang telah dilakukan telah meninggikan permukaan lembah, menjadikannya lebih landai dan nyaman bagi jutaan jemaah yang melintasinya setiap tahun. Ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk memfasilitasi ibadah di Masjidil Haram.
Bukit Safa dan Marwah, dengan ketinggian yang mengagumkan ini, bukan hanya sekadar fitur geografis. Mereka adalah monumen hidup yang menjadi saksi bisu ketangguhan dan keimanan Bunda Hajar. Bayangkan, dengan jarak sekitar 450 meter antara Safa dan Marwah, Bunda Hajar berlari bolak-balik sebanyak tujuh kali, menempuh total sekitar 3 kilometer. Perjalanan ini, ditambah dengan ketinggian bukit yang signifikan, menunjukkan kekuatan fisik dan mental yang luar biasa dari seorang ibu yang putus asa mencari air untuk putranya, Ismail.

Namun, kisah Bunda Hajar bukan hanya tentang perjuangan fisik semata. Ini adalah kisah tentang penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah. Ketika upaya manusia mencapai batasnya, pertolongan Ilahi datang. Hadis-hadis sahih menceritakan bagaimana setelah tujuh kali Bunda Hajar berlari kecil, Malaikat Jibril muncul dan dengan izin Allah, memancarkan air zamzam yang abadi hingga akhir zaman. Air yang muncul bukan dari sumur yang digali Bunda Hajar, melainkan dari titik yang ditentukan oleh-Nya, sebuah mukjizat yang terus mengalir hingga kini.
Kisah Safa dan Marwah, dengan detail ketinggian yang terungkap, semakin mempertegas kebesaran mukjizat dan kekuatan iman. Ia mengingatkan kita bahwa terkadang, usaha keras kita adalah bagian dari takdir Ilahi yang akan membawa kita pada pertolongan tak terduga. Wallahu a’lam.
Masyaa Alloh