• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Video

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • AUM
Home Opini

Perempuan dan Kehidupan Publik: antara Martabat, Peran, dan Tantangan Zaman

Nurul Mawaridah oleh Nurul Mawaridah
28 Mei 2025
in Opini
0
Foto: The Independent

Foto: The Independent

0
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam percakapan masyarakat Muslim, topik mengenai perempuan yang berkarya di ruang publik kerap menjadi perbincangan yang tak kunjung selesai. Di satu sisi, ada kekhawatiran terhadap pergeseran nilai-nilai moral dan peran kodrati; di sisi lain, ada kesadaran bahwa perempuan adalah makhluk merdeka yang memiliki potensi besar untuk berkontribusi di tengah masyarakat. Islam sebagai agama yang sempurna tak pernah mengingkari kemampuan perempuan untuk aktif di luar rumah, selama dilakukan dengan adab dan nilai yang terjaga. 

Sejak awal Islam hadir, perempuan memiliki tempat terhormat dalam kehidupan publik. Sayyidah Khadijah binti Khuwailid adalah contoh paling nyata dari sosok perempuan mandiri, sukses dalam dunia niaga, dan tetap menjadi istri yang mulia serta mendukung dakwah Rasulullah SAW. Bahkan Rasulullah SAW memuji kecerdasan dan keanggunannya dalam berdagang dan bermuamalah. 

Sementara itu, Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha dikenal luas sebagai ilmuwan Muslimah pertama yang menjadi rujukan para sahabat. Beliau meriwayatkan lebih dari 2000 hadis dan menjadi guru bagi banyak sahabat dan tabiin. Maka, bagaimana mungkin Islam meminggirkan peran perempuan, jika dua sosok penting dalam sejarah Islam justru begitu aktif dan dihormati dalam kehidupan publik? 

Hati-hati dalam Menilai, Jangan Mudah Menghakimi

Seringkali yang menjadi masalah bukanlah ajaran Islam itu sendiri, tetapi cara sebagian orang memahaminya. Ada yang terlalu sempit menafsirkan bahwa perempuan sebaiknya hanya berada di rumah, tanpa mempertimbangkan konteks zaman dan kondisi sosial. Ada pula yang terlalu bebas hingga lupa akan batas-batas etika Islam yang harus dijaga oleh setiap Muslim, laki-laki maupun perempuan. 

Related Post

Foto: Getty Image/The Independent

Perempuan Versus Patriarki dalam Frame Islam Berkemajuan

28 Mei 2025

Masa Keemasan Islam: Kontribusi Kedokteran dan Warisan Al-Razi yang Menginspirasi Dunia

28 Mei 2025

Pendidikan: Investasi Dunia dan Akhirat

26 Mei 2025

Pertumbuhan Umat Muslim di Italia: Antara Tantangan dan Daya Tahan

24 Mei 2025

Allah Swt. berfirman dalam QS. An-Nahl: 97: 

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik…” 

Ayat ini jelas menegaskan bahwa kebaikan, amal, dan kemuliaan tidak dibatasi oleh jenis kelamin. Islam memberikan ruang yang sama kepada laki-laki dan perempuan untuk berbuat dan memberi kontribusi dalam masyarakat. Namun tentu, ada batasan dan prinsip moral yang tak boleh diabaikan yaitu menjaga kehormatan diri, tidak ber-tabarruj, dan tidak menyalahi fitrah kemanusiaan sebagai perempuan. 

Etika dan Tanggung Jawab Perempuan di Ranah Publik 

Bekerja atau berkontribusi di ruang publik bukanlah sebuah pelanggaran, selama niat, cara, dan tujuannya selaras dengan nilai-nilai Islam. Dalam realitas modern, banyak perempuan yang menjadi guru, dokter, dosen, ilmuwan, bahkan pemimpin. Peran ini bukan untuk menggantikan posisi laki-laki, tapi untuk saling melengkapi dan membangun peradaban bersama. 

Salah satu hal terpenting adalah niat. Seorang perempuan yang bekerja untuk membantu keluarga, mendidik umat, atau menyebarkan ilmu, adalah bagian dari jihad fi sabilillah. Rasulullah SAW bersabda: 

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat, dan setiap orang mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya…” (HR. Bukhari dan Muslim) 

Maka ketika niat seorang perempuan untuk bekerja dilandasi oleh ibadah, bukan semata-mata karier atau gengsi, maka itu sudah menjadi ladang pahala. Tentu saja, etika berpakaian, menjaga interaksi, dan mengutamakan keselamatan tetap menjadi prioritas. Islam mengajarkan adab dalam setiap aktivitas. Allah tidak melarang perempuan tampil di ruang publik, tetapi mewajibkan untuk menjaga kemuliaan dan marwah. 

Antara Tradisi, Budaya, dan Tuntutan Kehidupan 

Tak dapat dimungkiri, dalam masyarakat kita masih ada benturan antara tradisi lama dengan realitas sosial modern. Sebagian orang masih memandang bahwa perempuan yang terlalu aktif di luar rumah adalah perempuan “tidak patuh”, atau bahkan dicap melawan kodrat. Padahal, kodrat adalah sesuatu yang tetap dan tidak bisa berubah, seperti haid, hamil, menyusui. Sedangkan “peran sosial” adalah hal yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan zaman dan kapasitas personal seseorang. 

Kita perlu bijak membedakan antara nilai agama dan budaya. Tidak semua budaya itu buruk, tapi tidak semua juga bisa dijadikan standar kebenaran. Apa yang sesuai di masa lalu, belum tentu relevan di masa kini. Jika Islam tidak pernah menutup pintu bagi perempuan untuk maju, maka hendaknya kita pun tidak menutup potensi mereka dengan dalih-dalih yang sempit. 

Dalam konteks modern, peran perempuan tidak bisa dibendung. Dunia pendidikan, kesehatan, sosial, bahkan dakwah juga banyak yang digerakkan oleh tangan-tangan lembut perempuan. Maka, membatasi secara mutlak bukanlah solusi, melainkan bisa jadi bentuk kezaliman terselubung yang justru menghalangi kebaikan. 

Ruang Publik Milik Bersama, dengan Adab dan Amanah 

Perempuan dan laki-laki adalah mitra dalam kehidupan. Mereka saling melengkapi, bukan saling mengungguli. Maka dalam membangun masyarakat Islami, perempuan pun harus diberi ruang untuk berkarya dan berkontribusi, tentu dengan menjaga nilai dan batasan syar’i. 

Jangan cepat menuduh atau menyalahkan hanya karena melihat perempuan aktif di luar rumah. Sebaliknya, mari membangun ekosistem yang aman dan Islami agar mereka dapat menjalankan peran ganda dengan bahagia: sebagai penggerak keluarga dan juga agen perubahan di masyarakat. 

Satu hal yang perlu diingat bahwa Allah tidak menilai dari tempat kita berada, tapi dari niat, amal, dan bagaimana kita menjaga diri dalam setiap keadaan. Maka, selama perempuan bisa menjaga marwah, akhlak, dan menjadikan aktivitasnya sebagai bentuk ibadah, maka ruang publik bukanlah tempat yang haram baginya tetapi justru bisa menjadi ladang pahala yang luas. Semoga kita semua, laki-laki dan perempuan, diberi kekuatan untuk menjalani hidup dengan penuh keberkahan, kesetaraan dalam kebaikan, dan keberanian untuk saling menghormati dalam perbedaan. 

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: islammuslimahpendidikanperempuan
ShareTweetShare
Nurul Mawaridah

Nurul Mawaridah

Related Posts

Foto: Getty Image/The Independent
Opini

Perempuan Versus Patriarki dalam Frame Islam Berkemajuan

oleh Nurul Mawaridah
28 Mei 2025
Sejarah

Masa Keemasan Islam: Kontribusi Kedokteran dan Warisan Al-Razi yang Menginspirasi Dunia

oleh Marjoko
28 Mei 2025
Foto: Pexels/Akela Photography
Kajian

Pendidikan: Investasi Dunia dan Akhirat

oleh Nurul Mawaridah
26 Mei 2025
Next Post
Foto: Getty Image/The Independent

Perempuan Versus Patriarki dalam Frame Islam Berkemajuan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Alka Band Pembuka Acara Silaturahim Balappan 2025

11 Mei 2025

Diskusi Sambil Ngopi, Majelis Pustaka dan Informasi Bersama AMM Lahirkan Platform Digital “PasMU”

9 Mei 2025
Foto: Wali Kota Pasuruan menyampaikan sambutan di Balappan 2025

Sambutan Walikota Pasuruan Adi Wibowo dalam Sinergi Membangun Kota Pasuruan bersama Muhammadiyah

11 Mei 2025
Foto: Pak Muhadjir Effendy menjadi narasumber di acara Balappan 2025

Membangun SDM Jadi Kunci Utama Majukan Kota Pasuruan, Muhadjir Effendy: Guru Tak Tergantikan oleh AI

11 Mei 2025
Foto: Getty Image/The Independent

Perempuan Versus Patriarki dalam Frame Islam Berkemajuan

28 Mei 2025
Foto: The Independent

Perempuan dan Kehidupan Publik: antara Martabat, Peran, dan Tantangan Zaman

28 Mei 2025
Foto: LazisMu Kota Pasuruan

Workshop Cooking Demo RendangMu Meriahkan Aula Ahmad Dahlan, Ibu Wali Kota Ikut Masak Sushi

28 Mei 2025

Masa Keemasan Islam: Kontribusi Kedokteran dan Warisan Al-Razi yang Menginspirasi Dunia

28 Mei 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • AUM

© 2025 PasMu - Media Pencerahan