• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Opini

Parkir Sembarangan di Depan Rumah, Masalah Sepele Bikin Sakit Hati

Marjoko oleh Marjoko
1 bulan yang lalu
in Opini
0
Gambar Ilustrasi AI

Gambar Ilustrasi AI

9
SHARES
22
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

Kasus yang melibatkan Kiai Mim, dosen UIN Malang, dengan salah satu tetangganya yang memiliki usaha travel, sempat menjadi perbincangan hangat. Terlepas benar atau tidaknya persoalan yang berkembang, saya merasa ada sisi yang bisa kita tarik sebagai refleksi Bersama yaitu betapa hal yang dianggap “sepele” seperti parkir kendaraan bisa menimbulkan masalah besar dalam hubungan bertetangga. Istilahnya “sepele dadi sepuluh” dalam Bahasa Jawa.

Saya pribadi pernah mengalami hal yang hampir sama. Salah satu tetangga memiliki travel, dan kendaraan-kendaraan miliknya kerap parkir sembarangan di depan rumah saya. Kedengarannya sederhana, tetapi kenyataannya sangat mengganggu. Setiap kali saya hendak keluar rumah, saya tidak bisa langsung jalan. Saya harus mengetuk pintu rumah pemilik kendaraan, meminta dengan sopan agar mobil digeser. Anehnya, meski saya yang dirugikan, saya seringkali justru yang meminta maaf terlebih dahulu. Itu dilakukan demi menjaga hubungan baik, sekalipun hati saya kesal.

Dari pengalaman ini saya bisa memahami jika Kiai Mim juga merasakan hal serupa. Sebagai manusia biasa, wajar jika muncul rasa jengkel, apalagi jika persoalan parkir ini berlangsung berulang kali dan tidak ada iktikad baik dari pemilik kendaraan. Kita seringkali diajarkan untuk sabar, menahan amarah, dan mengedepankan musyawarah dalam bertetangga. Namun, sabar juga ada batasnya, terutama ketika hak dasar kita sebagai pemilik rumah, yaitu akses keluar-masuk terhalang oleh ketidakpedulian orang lain.

Masalah parkir memang terlihat sederhana, tetapi sesungguhnya mencerminkan dua hal penting: kesadaran sosial dan etika bertetangga. Sebuah kendaraan tidak hanya benda mati yang berhenti di suatu titik, melainkan juga cermin sikap pemiliknya terhadap lingkungan sekitar. Jika parkir sembarangan sudah dianggap hal biasa, maka bukan tidak mungkin rasa saling menghormati antarwarga akan terkikis perlahan.

Related Post

Ternyata Otak Bisa Dilatih Ulang! Rahasia di Balik Kebiasaan Kecil yang Mengubah Hidup

13 November 2025

Peringati HAB ke-80, Kemenag Kota Pasuruan Lakukan Penanaman Pohon Matoa di Pondok Pesantren SPEAM

13 November 2025

Jumat Penuh Berkah! Suasana Maghrib di Panti Darul Arqom yang Syahdu, Ini Pesan Menyentuh dari Suyatno, S.Pd

7 November 2025

Santri SPEAM, Ungkap Data Nyata Kerusakan Alam di dalam Khutbah Jumat

7 November 2025

Di sisi lain, sikap kita yang berusaha tetap menjaga hubungan baik, meski sering dirugikan, juga menyimpan dilema. Di satu sisi kita ingin menegakkan hak, tetapi di sisi lain ada kekhawatiran hubungan bertetangga menjadi renggang. Akibatnya, kita memilih jalur sabar, meski hati menggerutu. Persis seperti yang saya alami, meminta maaf padahal bukan saya yang salah.

Dari sini saya melihat perlunya kesadaran kolektif untuk menghormati ruang hidup orang lain. Pemerintah daerah mungkin bisa membuat aturan tegas terkait parkir, terutama bagi usaha-usaha travel atau angkutan yang menggunakan lahan perumahan. Namun yang lebih penting adalah kesadaran pribadi, jangan sampai mencari rezeki dengan cara yang membuat orang lain menderita.

Kasus Kiai Mim hendaknya menjadi cermin bagi kita semua. Bukan sekadar tentang siapa yang salah dan siapa yang benar, melainkan bagaimana kita menempatkan diri sebagai warga yang saling menghormati. Karena hubungan sosial di masyarakat dibangun bukan hanya dari hal-hal besar seperti gotong royong atau musyawarah desa, tetapi juga dari hal-hal kecil seperti tidak parkir sembarangan.

Akhirnya, saya percaya bahwa masalah sederhana seperti parkir bisa menjadi ladang ujian kesabaran, sekaligus ukuran kedewasaan kita dalam berinteraksi. Bila kita mampu menahan ego dan menumbuhkan rasa empati, maka konflik seperti yang menimpa Kiai Mim tidak perlu lagi terulang di lingkungan kita.

Donation

Buy author a coffee

Donate
Share4Tweet2Share1
Marjoko

Marjoko

Seorang pecinta tulisan, pengulik desain grafis, and Good Daddy in every universe.

Related Posts

Opini

Ternyata Otak Bisa Dilatih Ulang! Rahasia di Balik Kebiasaan Kecil yang Mengubah Hidup

oleh Marjoko
13 November 2025
Kabar

Peringati HAB ke-80, Kemenag Kota Pasuruan Lakukan Penanaman Pohon Matoa di Pondok Pesantren SPEAM

oleh PasMu Media
13 November 2025
Kabar

Jumat Penuh Berkah! Suasana Maghrib di Panti Darul Arqom yang Syahdu, Ini Pesan Menyentuh dari Suyatno, S.Pd

oleh PasMu Media
7 November 2025
Next Post
foto: shutterstock

Runtuhnya Masjid Pondok Pesantren Al Khoziny: Tragedi yang Mengingatkan Kita pada Hal-Hal yang Terlupakan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Tak Disangka! Ibu Wali Kota serta Ibu Kapolres Turun Gunung Temani Siswa SD Al Kautsar Belajar di Alam!

6 November 2025

Merajut Persatuan Umat, PDM dan Ahlul Bait Indonesia Pasuruan Jajaki Kolaborasi Dakwah

4 November 2025 - Updated On 5 November 2025

Wajibkah Kita Bermuhammadiyah di Tengah-Tengah Gempuran Kultus, Habib-Habiban, dan Feodalisme Pesantren?

28 Oktober 2025
3i/atlas

Komet 3I/ATLAS dan Ketidaksiapan Umat Manusia Menyambut Tamu Kosmik

1 November 2025

Ternyata Otak Bisa Dilatih Ulang! Rahasia di Balik Kebiasaan Kecil yang Mengubah Hidup

13 November 2025

Peringati HAB ke-80, Kemenag Kota Pasuruan Lakukan Penanaman Pohon Matoa di Pondok Pesantren SPEAM

13 November 2025

Jumat Penuh Berkah! Suasana Maghrib di Panti Darul Arqom yang Syahdu, Ini Pesan Menyentuh dari Suyatno, S.Pd

7 November 2025

Santri SPEAM, Ungkap Data Nyata Kerusakan Alam di dalam Khutbah Jumat

7 November 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan