• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Opini

Lukisan Raden Saleh Bukan Sekadar Seni, Tapi Senjata Politik Melawan Belanda!

Marjoko oleh Marjoko
2 bulan yang lalu
in Opini
0
7
SHARES
16
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

Lukisan “Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh bukan sekadar gambar sejarah, melainkan sebuah pernyataan politik yang cerdas dan berani. Sebagai seorang pelukis terkemuka di Nusantara pada era kolonial, Raden Saleh berhasil menciptakan karya yang tidak hanya memukau secara visual tetapi juga penuh dengan pesan tersembunyi yang menggugah. Melalui analisis formal, naratif, dan konteks sejarah, kita dapat melihat bagaimana lukisan ini menjadi bentuk perlawanan halus terhadap penjajahan Belanda.

Secara formal, lukisan ini memamerkan keahlian teknis Raden Saleh yang luar biasa. Dengan menggunakan cat minyak di atas kanvas berukuran 112 x 178 cm, ia menghadirkan detail yang memukau, dari seragam prajurit hingga ekspresi wajah setiap karakter. Komposisi lukisan dirancang sedemikian rupa sehingga Pangeran Diponegoro menjadi titik fokus utama. Cahaya yang menyorot dari kiri mengarah langsung pada sang pangeran, seolah menyimbolkan harapan dan keteguhan dalam kegelapan. Ini adalah strategi visual yang cerdas untuk menegaskan bahwa Diponegoro adalah tokoh sentral, bukan sekadar tawanan.

Naratif yang dibangun Raden Saleh dalam lukisan ini juga patut diperhatikan. Berbeda dengan lukisan Nicolaas Pieneman, yang menggambarkan Diponegoro sebagai tawanan yang pasrah, Raden Saleh menghadirkan sang pangeran dengan sikap menantang. Dagunya terangkat, tangannya terkepal, dan matanya penuh dengan tekad. Ini adalah representasi yang jauh lebih heroik dan bermartabat. Bahkan, gestur Jenderal De Kock dalam lukisan Raden Saleh terlihat lebih seperti mempersilakan daripada memerintah, seolah mengakui bahwa Diponegoro adalah lawan yang sepadan.

Simbol-simbol dalam lukisan ini juga sarat makna. Lampu yang sejajar dengan Diponegoro menyiratkan kebijaksanaan dan kecerdasan, sementara kepala besar para petinggi Belanda bisa ditafsirkan sebagai simbol kesombongan dan arogansi. Yang paling menarik adalah kehadiran tiga self-portrait Raden Saleh sebagai pengikut Diponegoro. Ini bukan hanya tanda bahwa ia terlibat secara emosional dalam peristiwa tersebut, tetapi juga cara halus untuk menyatakan solidaritasnya dengan perjuangan rakyat Jawa.

Related Post

No Content Available

Namun, yang paling provokatif adalah konteks sejarah di balik pembuatan lukisan ini. Raden Saleh, sebagai seorang yang dekat dengan Belanda, menghadiahkan karya ini kepada Raja Belanda. Pada pandangan pertama, ini mungkin terlihat seperti pengakuan atas kekuasaan kolonial. Namun, jika dilihat lebih dalam, lukisan ini justru menjadi alat untuk mengkritik Belanda secara halus. Raden Saleh menggunakan bahasa seni yang elegan untuk menyampaikan pesan bahwa penangkapan Diponegoro bukanlah kemenangan mulia, melainkan sebuah pengkhianatan.

Lukisan ini juga mengingatkan kita bahwa nasionalisme tidak selalu harus diungkapkan dengan teriakan atau kekerasan. Raden Saleh, sebagai seorang seniman, memilih untuk melawan dengan kuas dan kanvas. Ia membuktikan bahwa seni bisa menjadi senjata yang ampuh untuk mengubah narasi dan mempengaruhi persepsi. Dalam konteks ini, “Penangkapan Pangeran Diponegoro” bukan hanya lukisan, melainkan sebuah manifesto perlawanan.

Dalam dunia yang penuh dengan konten instan dan viral, karya Raden Saleh mengajarkan kita untuk lebih menghargai kedalaman dan makna. Ia mengajak kita untuk tidak hanya melihat seni sebagai hiburan, tetapi sebagai cerminan sejarah, identitas, dan perlawanan. Lukisan ini adalah bukti bahwa bahkan dalam keadaan terjajah, suara kebenaran dan keadilan tidak pernah bisa sepenuhnya dibungkam.

Jadi, lain kali kita melihat sebuah karya seni, mari kita tidak hanya berfokus pada keindahan visualnya, tetapi juga pada pesan dan konteks di baliknya. Seperti yang Raden Saleh tunjukkan, seni bukan hanya tentang apa yang terlihat, tetapi juga tentang apa yang tersirat.

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: Pangen Diponegororaden saleh
Share3Tweet2Share
Marjoko

Marjoko

Seorang pecinta tulisan, pengulik desain grafis, and Good Daddy in every universe.

Related Posts

No Content Available
Next Post

SD Al Kautsar Pasuruan Kembali Cetak Prestasi Gemilang, 87 Siswa Lolos Babak Semi Final KSNR 7 dan mengikuti lomba ke Tingkat Jawa Timur

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Tak Disangka! Ibu Wali Kota serta Ibu Kapolres Turun Gunung Temani Siswa SD Al Kautsar Belajar di Alam!

6 November 2025

Merajut Persatuan Umat, PDM dan Ahlul Bait Indonesia Pasuruan Jajaki Kolaborasi Dakwah

4 November 2025 - Updated On 5 November 2025

Wajibkah Kita Bermuhammadiyah di Tengah-Tengah Gempuran Kultus, Habib-Habiban, dan Feodalisme Pesantren?

28 Oktober 2025
3i/atlas

Komet 3I/ATLAS dan Ketidaksiapan Umat Manusia Menyambut Tamu Kosmik

1 November 2025

Ternyata Otak Bisa Dilatih Ulang! Rahasia di Balik Kebiasaan Kecil yang Mengubah Hidup

13 November 2025

Peringati HAB ke-80, Kemenag Kota Pasuruan Lakukan Penanaman Pohon Matoa di Pondok Pesantren SPEAM

13 November 2025

Jumat Penuh Berkah! Suasana Maghrib di Panti Darul Arqom yang Syahdu, Ini Pesan Menyentuh dari Suyatno, S.Pd

7 November 2025

Santri SPEAM, Ungkap Data Nyata Kerusakan Alam di dalam Khutbah Jumat

7 November 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan