• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Opini

Benci DPR, Polisi, dan Presiden? Jangan-Jangan Masalahnya Ada di Kita Sendiri!

Marjoko oleh Marjoko
1 bulan yang lalu
in Opini
0
5
SHARES
12
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

Di negeri ini, kita sering terjebak pada euforia kebencian terhadap simbol-simbol kekuasaan. Kita marah kepada DPR, jengkel pada Presiden, dan sinis terhadap aparat kepolisian. Namun, di sisi lain, kita juga tetap memilih mereka lima tahun sekali ketika diberikan uang atau janji-janji kosong. Pertanyaannya sederhana: apakah kita benar-benar membenci perilaku korupsi, atau kita sebenarnya hanya marah karena tidak kebagian bagian dari “kue” itu?

Fenomena ini bisa kita lihat dalam banyak contoh sehari-hari. Ketika ada polisi yang benar-benar menindak pelanggaran lalu lintas, seperti pemotor yang masuk jalur sepeda, justru ia dihujat habis-habisan di kolom komentar media sosial. Padahal, bukankah itu tugas polisi untuk menegakkan aturan? Namun, sebagian orang lebih suka mencari celah untuk menyalahkan aparat ketimbang bercermin pada kesalahan dirinya sendiri. Ironisnya, hujatan itu justru datang dari mereka yang melanggar aturan. Inilah yang membuat kita sulit membedakan: apakah kebencian pada institusi benar-benar berakar pada rasa keadilan, atau sekadar lahir dari rasa sakit hati karena tidak bisa bebas melanggar.

Sikap semacam ini menunjukkan bahwa masalah bangsa ini bukan hanya ada di kursi kekuasaan, melainkan juga mengakar dalam perilaku rakyatnya sendiri. Kita bisa menuding politisi sebagai biang kerok korupsi, tetapi bukankah banyak di antara kita yang dengan enteng menerima serangan fajar, saat pelilihan legislatif dalam agenda 5 tahunan,  Korupsi dalam skala besar memang menyedihkan, tapi budaya korupsi dalam skala kecil yang kita lakukan adalah akar dari masalah yang lebih besar.

Jika kita tarik ke belakang, kursi-kursi jabatan hari ini banyak diduduki oleh mereka yang dulu begitu kritis saat reformasi 1998. Mereka turun ke jalan dengan semangat idealisme. Namun, apa yang terjadi ketika mereka berada di dalam sistem? Banyak yang ikut larut dalam lingkaran setan kekuasaan, lupa pada janji perjuangan. Hal ini menunjukkan satu hal: revolusi politik tanpa revolusi mindset hanya akan melahirkan penguasa-penguasa baru dengan kesalahan yang sama.

Related Post

Rakyat Nepal Gulingkan Presidennya, Ternyata Ini Pemicunya

13 September 2025

Waspada! Provokator Gentayangan di Tengah Demo

2 September 2025

Mengoreksi Pejabat Bukan dengan Menjarah Rumahnya

1 September 2025

Jangan Remehkan Kekuatan Rakyat: Pelajaran dari Louis XVI dan Tsar Nikolai II

1 September 2025

Maka dari itu, tugas kita bukan hanya menuntut revolusi dalam arti mengganti pemimpin atau sistem, melainkan juga mempersiapkan mindset generasi baru. Mungkin generasi orang tua kita sudah terlambat, bahkan generasi kita pun sebagian sudah terlalu kaku untuk dibentuk. Namun, ada harapan yang bisa kita tanamkan pada adik-adik dan anak-anak kita. Kita bisa mengajarkan pada mereka bahwa mencontek, menyogok, atau mencari jalan pintas dengan uang adalah bagian dari budaya korupsi. Pendidikan karakter semacam ini jauh lebih penting daripada sekadar jargon politik.

Negara kita ibarat tubuh yang terkena kanker stadium lanjut. Kanker itu bernama korupsi. Sulit disembuhkan hanya dengan obat, apalagi sekadar kosmetik politik. Jalan satu-satunya adalah dengan mengangkat dan mengganti sel-sel yang sudah rusak itu dengan sel-sel baru yang sehat. Sel baru itu adalah generasi yang kita persiapkan, generasi yang betul-betul anti pada korupsi, tidak sekadar ikut-ikutan benci pada penguasa.

Jika kita sungguh-sungguh ingin negeri ini sembuh, maka peran terbesar bukan hanya pada para politisi atau aparat, melainkan pada diri kita sendiri dalam mendidik generasi penerus. Revolusi yang kita butuhkan adalah revolusi mindset, bukan sekadar revolusi politik.

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: demodpr
Share2Tweet1Share
Marjoko

Marjoko

Related Posts

Opini

Rakyat Nepal Gulingkan Presidennya, Ternyata Ini Pemicunya

oleh Marjoko
13 September 2025
Opini

Waspada! Provokator Gentayangan di Tengah Demo

oleh Marjoko
2 September 2025
Opini

Mengoreksi Pejabat Bukan dengan Menjarah Rumahnya

oleh Marjoko
1 September 2025
Next Post

Salah Bicara, Hancur Karier! Efek Fatal Komunikasi Pejabat yang Diremehkan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

foto: shutterstock.com

Lebih Penting Mana Attitude atau Skill ?

3 Oktober 2025

Evaluasi Diri dan Lingkungan: Refleksi Pengajian Ustadz Umar Effendi

3 Oktober 2025

Milad ke-113 Muhammadiyah, Angkat Tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”

1 Oktober 2025
Muslim, Takmir Musholla Al-Furqon Muhammadiyah, berfoto bersama Pimpinan Takmir Masjid Ar-Royyan Muhammadiyah Buduran.

Tanpa Ceramah, Cuma Makan Gratis: Masjid 6 Bulan Ini Bikin Muhammadiyah ‘Berguru’

30 September 2025

Pentingnya Ta’awun dalam Kebaikan dan Takwa

3 Oktober 2025
foto: shutterstock.com

Lebih Penting Mana Attitude atau Skill ?

3 Oktober 2025

Evaluasi Diri dan Lingkungan: Refleksi Pengajian Ustadz Umar Effendi

3 Oktober 2025

Milad ke-113 Muhammadiyah, Angkat Tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”

1 Oktober 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan