• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Kajian

Membaca Realitas dan Membangun Harmoni: Tinjauan Fiqih Kontemporer dan Karakter Muslim Ideal

Firnas Muttaqin oleh Firnas Muttaqin
4 hari yang lalu
in Kajian, Kabar
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

PASURUAN, 10 Juli 2025 – Dalam pengajian rutin Kamis Malam Jumat di Masjid At-Taqwa Jagalan, Kota Pasuruan, Ustadz Umar Efendi mengajak jamaah untuk mendalami pemahaman Islam yang dinamis dan relevan dengan zaman. Beliau menyoroti pentingnya menyelaraskan pemahaman ayat-ayat Al-Qur’an (ayat qauliyah) dengan realitas sosial dan alam semesta (ayat kauniyah) untuk membentuk karakter Muslim yang berilmu dan rendah hati.

Fiqih yang Berkembang: Dari Talak hingga Tradisi Kematian

Ustadz Umar Efendi menjelaskan bahwa ilmu fiqih, atau hukum Islam, bukanlah sesuatu yang kaku. Ia mencontohkan perubahan pandangan dalam mazhab Syafii terkait hukum talak. Dahulu, talak satu dianggap normal, namun dalam kitab-kitab kontemporer seperti “Tahrir Al-Qoul Al-Jadid” karya Imam Syafii, menalak istri tanpa tujuan jelas dan dalam jangka waktu lama dapat dianggap terlarang karena berpotensi melahirkan niat buruk. Ini menunjukkan adaptasi hukum terhadap konteks sosial.

Pembahasan juga menyentuh tradisi peringatan kematian pada hari ke-7, 40, 100, hingga 1000.

Ustadz Umar menjelaskan bahwa praktik semacam “membeli tangisan” atau perayaan besar saat kematian sudah ada sejak zaman jahiliah pra-Islam di suku Quraisy, namun tidak lagi dipraktikkan di masa Rasulullah. Meskipun demikian, dalam diskusi ulama Indonesia (Bahtsul Masail), praktik ini sering dianggap makruh atau bahkan bid’ah.

Related Post

Image: Istimewa

Jogja sebagai Ruang Sastra Digital: Kolaborasi Antarnegara dalam Arsip Terbuka

14 Juli 2025

Muhasabah di Tahun Baru Hijriah: Menyoroti Evaluasi Diri dalam Hidup Dunia dan Akhirat

11 Juli 2025 - Updated On 14 Juli 2025

Penguatan Peran Perempuan Melalui Musypimda I ‘Aisyiyah Kota Pasuruan

9 Juli 2025

Aku Eksis, maka Aku Dihitung: Ironi Manusia di Era Digital

9 Juli 2025 - Updated On 14 Juli 2025

“Mengapa saya membahas ini? Kita hanya perlu berpikir. Itu ilmunya,” tegas Ustadz Umar, menggarisbawahi bahwa perbedaan pandangan ini memerlukan pengetahuan mendalam, bukan penolakan buta.

Ia juga mengingatkan bahwa terjemahan istilah fiqih ke dalam bahasa Indonesia sering kali melembutkan makna aslinya, sehingga studi mendalam sangatlah penting.

Membaca Ayat Kauniyah: Memahami Kebesaran Allah di Alam Semesta

Lebih lanjut, Ustadz Umar Efendi mengajak jamaah untuk tidak hanya terpaku pada ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi juga merenungkan ayat kauniyah—tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta. Mengutip perintah “Iqra'” (bacalah) dalam Al-Qur’an, beliau menegaskan bahwa membaca bukan hanya terbatas pada teks, melainkan juga pada alam raya.

Sebagai contoh, pembangunan piramida di Mesir, ribuan tahun sebelum Masehi, adalah bukti nyata kecerdasan manusia yang menerapkan ilmu fisika dan matematika (seperti teorema Pythagoras, sinus, kosinus) untuk mencapai presisi luar biasa. “Alam semesta itu namanya ayat kauniyah,” jelasnya.

Ia juga menyebut Raja Namrud sebagai sosok kuno yang merupakan ahli kimia, fisika, dan astronomi, mampu menciptakan keajaiban seperti taman gantung.

Ustadz Umar menekankan bahwa pemahaman ayat kauniyah membantu umat membaca psikologi masyarakat dan dinamika kehidupan. Beliau mengkritik mereka yang hanya fokus pada ibadah ritual namun abai terhadap ilmu-ilmu umum atau pemahaman sosial, yang dapat menyebabkan kesalahan fatal, seperti dalam kasus pembagian warisan yang tidak adil akibat kurangnya pemahaman fiqih secara komprehensif.

Menjaga Kerendahan Hati dan Mendorong Dialog

Pentingnya kerendahan hati juga ditekankan oleh Ustadz Umar Efendi. Merenungi kebesaran alam semesta akan menumbuhkan kesadaran akan kecilnya diri manusia di hadapan Allah. “Kita tidak sombong. Tidak merasa lebih baik. Karena yang punya hak besar hanya Allah SWT,” ujarnya. Sikap sombong, seperti Iblis atau Abu Jahal yang menolak kebenaran karena merasa lebih mulia, adalah penghalang utama.

Dalam interaksi sosial dan keagamaan, Ustadz Umar mendorong dialog dan keterbukaan. Ia mengapresiasi budaya dialog di kalangan ulama Muhammadiyah, seperti kisah KH. Ahmad Dahlan yang menerima masukan dari jemaah terkait ceramah Surat Al-Ma’un, atau ketika Ustadz Muhammad diingatkan jemaah saat terlambat khotbah Jumat.

“Di lingkungan Ustadz Muhammadiyah atau Kiai-kiai Muhammadiyah ada dialog,” pungkasnya. Ini menjadi teladan bahwa kejujuran, kritik santun, dan kesediaan untuk menerima masukan adalah kunci dalam membangun harmoni dan kemajuan, baik dalam beragama maupun bermasyarakat. Beliau menutup tausiahnya dengan pesan untuk selalu menjaga kesederhanaan dan tidak mempertontonkan kelebihan diri, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah.

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: dakwahislammuhammadiyah
ShareTweetShare
Firnas Muttaqin

Firnas Muttaqin

Related Posts

Image: Istimewa
Opini

Jogja sebagai Ruang Sastra Digital: Kolaborasi Antarnegara dalam Arsip Terbuka

oleh Nashrul Muminin
14 Juli 2025
Khutbah

Muhasabah di Tahun Baru Hijriah: Menyoroti Evaluasi Diri dalam Hidup Dunia dan Akhirat

oleh Firnas Muttaqin
11 Juli 2025 - Updated On 14 Juli 2025
Image: PDA Kota Pasuruan
Kabar

Penguatan Peran Perempuan Melalui Musypimda I ‘Aisyiyah Kota Pasuruan

oleh Royce Diana Sari
9 Juli 2025
Next Post

Muhasabah di Tahun Baru Hijriah: Menyoroti Evaluasi Diri dalam Hidup Dunia dan Akhirat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Goa Tsur Bikin Logika Luntur

25 Juni 2025
Foto: Penampilan KB-TK ABA 6 Kota Pasuruan

Gebyar Pentas Seni KB-TK ABA 6 Kota Pasuruan: Harmoni Alam dalam Nuansa Meriah dan Haru

22 Juni 2025 - Updated On 23 Juni 2025
SDMI Muhammadiyah

Tasyakuran dan Pelepasan: SD dan MI Muhammadiyah Kota Pasuruan Lahirkan Generasi Berkarakter dan Berprestasi

25 Juni 2025

Ustaz Ini Minta Transaksi Uang Haji di Kamar, Ada Apa Sebenarnya di Saudi?

27 Juni 2025 - Updated On 28 Juni 2025
Image: Istimewa

Jogja sebagai Ruang Sastra Digital: Kolaborasi Antarnegara dalam Arsip Terbuka

14 Juli 2025
Futuristic growing mindset concept with glowing low polygonal green plant growing from human brain isolated on dark blue background. Modern wireframe design vector illustration

Cara Melepaskan Diri dari ‘Kenyamanan Otak’

14 Juli 2025

Muhasabah di Tahun Baru Hijriah: Menyoroti Evaluasi Diri dalam Hidup Dunia dan Akhirat

11 Juli 2025 - Updated On 14 Juli 2025

Membaca Realitas dan Membangun Harmoni: Tinjauan Fiqih Kontemporer dan Karakter Muslim Ideal

10 Juli 2025 - Updated On 14 Juli 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan