Ustadz Sulaiman menekankan pentingnya konsistensi atau istiqomah dalam beribadah sebagai kunci meraih kasih sayang dan balasan agung dari Allah SWT. Pesan ini disampaikan dalam khutbah Jumat di Masjid At Taqwa, Jagalan, Kota Pasuruan, pada 21 November 2025.
Dalam pengantarnya, khatib mengingatkan jamaah bahwa sebagai wujud syukur atas nikmat yang tak terhitung, umat Islam harus bersungguh-sungguh dalam menjaga amal ibadah. Beliau mengakui bahwa memulai sebuah kebaikan seringkali terasa mudah, namun tantangan sesungguhnya justru terletak pada kesinambungan dalam menjalaninya.
“Allah SWT mencintai hamba-Nya yang melakukan amalan yang istiqomah, walaupun itu sedikit. Sesungguhnya, amalan yang paling dicintai adalah yang paling berkelanjutan, walaupun itu sedikit,” tegas Ustadz Sulaiman, mengutip sebuah hadits.
Makna Istiqomah Menurut Para Sahabat
Ustadz Sulaiman kemudian memaparkan makna istiqomah secara bahasa dan istilah. Secara bahasa, istiqomah bermakna lurus dan konsisten. Sementara secara istilah, beliau menguraikan pendapat para sahabat Nabi Muhammad SAW.
Abu Bakar Ash-Shiddiq RA mendefinisikan istiqomah sebagai kemurnian tauhid, yaitu tidak menyekutukan Allah dengan apapun. Umar bin Khattab RA menyatakan bahwa istiqomah adalah komitmen terhadap perintah dan larangan tanpa kecurangan. Sedangkan Utsman bin Affan RA memaknainya sebagai mengikhlaskan setiap amal hanya untuk Allah, dan Ali bin Abi Thalib RA menekankan istiqomah pada pelaksanaan kewajiban-kewajiban dari Allah SWT.
“Pada prinsipnya, setiap ibadah yang berat dilakukan, maka balasannya juga besar, pahalanya juga besar,” jelas Ustadz Sulaiman, menegaskan bahwa istiqomah meski terasa berat akan berbuah manis.
Dua Balasan Agung bagi Orang yang Istiqomah
Khatib kemudian merinci dua balasan utama yang dijanjikan Allah bagi hamba-Nya yang teguh pendirian dalam ibadah.
Pertama, Dihibur Malaikat dan Dimasukkan ke Surga. Ustadz Sulaiman mengutip Surah Fussilat ayat 30, yang menggambarkan bahwa di saat sakaratul maut, saat yang penuh ketakutan dan kesedihan, malaikat akan turun kepada orang yang istiqomah. “Malaikat datang untuk menghibur dan memberikan kabar gembira. Mereka berkata, ‘Janganlah kamu takut terhadap apa yang akan terjadi setelah kematian, dan janganlah pula bersedih terhadap apa yang telah kau tinggalkan di dunia. Bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan untukmu’,” terangnya.
Kedua, Mendapat Pahala Meski Tidak Mampu Beramal. Balasan agung lainnya adalah bahwa Allah akan tetap mencatat pahala amal rutin seseorang meskipun ia terhalang untuk melakukannya karena uzur, seperti sakit atau dalam perjalanan (safar). “Sebagai contoh, ada orang yang istiqomah sholat lima waktu secara berjamaah di masjid. Suatu ketika, Allah memberinya ujian sakit sehingga ia tidak mampu melakukannya. Maka dalam kondisi seperti ini, Allah akan tetap memberikan pahala sholat berjamaah baginya,” papar Ustadz Sulaiman. Hal ini, menurutnya, adalah bentuk keutamaan Allah yang luar biasa bagi hamba-Nya yang setia.
Di akhir khutbah, Ustadz Sulaiman berdoa semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan pertolongan kepada seluruh jamaah untuk dapat istiqomah dalam menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Khutbah ditutup dengan harapan agar konsistensi dalam kebaikan menjadi bekal hidup di dunia dan akhirat.











