Pada hari Jumat, 23 Mei 2025, Gedung Gradika Bhakti Praja menjadi lokasi penting yang menyaksikan semangat tinggi para perempuan dari Kota Pasuruan yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Wanita. Acara tersebut dipimpin oleh Ibu Wali Kota Pasuruan, Suryani Firdaus.
GOW menyelenggarakan acara talk show berjudul “Perempuan di Era Digital”. Dalam acara tersebut, pihak panitia menghadirkan Dr. Dies Nurhayati, M.Pd, seorang praktisi Pendidikan dan dosen dari Universitas Wiranegara, sebagai narasumber. Talk show ini berlangsung dengan suasana yang meriah, berkat gaya penyampaian Bu Dies yang menarik, sehingga peserta tidak merasa jenuh, sambil membahas secara mendalam mengenai peran perempuan di era digital.

Lebih dari 20 organisasi atau kelompok wanita hadir dalam acara ini, baik yang sudah menjadi bagian dari GOW maupun yang belum, mengingat beberapa organisasi masih dalam proses untuk diakui sebagai organisasi wanita, seperti yang disampaikan oleh Ibu Suryani Firdaus dalam sambutannya. Acara tersebut juga dihadiri oleh Ibu Hj. Fitri Iswarida, istri Wakil Walikota Pasuruan, serta Ibu Sri Wulanyuni, istri Sekda Kota Pasuruan, yang mendampingi Ibu Suryani Firdaus.
Dalam sesi diskusi, Royce Diana Sari, seorang anggota Pimpinan Daerah Aisyiyah di Kota Pasuruan, mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana kolaborasi antara pemerintah, pendidik, dan orang tua dalam menghadapi fenomena meningkatnya tayangan TikTok antara guru dan murid. Dia menghighlight pentingnya model pembelajaran yang tidak hanya inovatif, tetapi juga tetap memperhatikan etika dan norma kesopanan yang diajarkan pada era sebelumnya, khususnya sebelum tahun 1990.
Pemateri kemudian menjelaskan dengan jelas bagaimana masing-masing pihak bisa melihat fenomena ini. Pemerintah, dalam kapasitasnya, berperan penting dalam melakukan pengawasan; sementara orang tua diharapkan untuk dapat memberikan pemahaman tentang konten yang beredar. Di sisi lain, pendidik juga dituntut untuk cermat dalam memilih model pendidikan yang tepat, baik dari segi maksud maupun tujuan yang ingin dicapai.
Dalam sebuah wawancara, Bunda Ani, begitu ia akrab dipanggil, menekankan signifikansi kontribusi perempuan dalam menghadapi perubahan yang dibawa oleh disrupsi digital saat ini. Ia menjelaskan bahwa perempuan perlu menyadari betapa cepatnya transformasi, aliran informasi, serta kemajuan di bidang digital. Ada banyak dampak digitalisasi yang dapat dirasakan dalam keluarga, masyarakat, pendidikan, dan ekonomi. Menurutnya, perempuan harus mampu menggunakan teknologi dan media sosial dengan bijak.

Bunda Ani menyampaikan, “Kalau kita mencari kebaikan tentu akan menemukan kebaikan, demikian tentu sebaliknya, bagaimana sih dampak positif dan negatifnya penggunaan gadget ini, bagaimana sih penggunaan medsos yang baik dan benar dan bisa dimanfaatkan dalam usaha, dan bu Dies mengupas dalam materi tadi dengan luar biasa.”
Selanjutnya, Bunda Ani menguraikan berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh GOW untuk meningkatkan kompetensi perempuan di Kota Pasuruan. Setiap tahunnya, acara serupa diselenggarakan dengan beragam tema yang disesuaikan dengan momen tertentu.
“Oh ini kayaknya lagi trend digital era gitu ya…ya udah temanya ini aja ya ini kebutuhan yang cukup urgen, kita datangkan narasumber yang kompeten, dan menarik tentunya,” imbuh ibu Walikota yang selalu terlihat energik tersebut.
Di penghujung wawancara, Bunda Ani menyampaikan pesan yang sangat menginspirasi. Ia menekankan pentingnya bagi perempuan untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Selain itu, Bunda Ani mendorong perempuan agar dapat menjadi sumber inspirasi yang positif bagi keluarga dan masyarakat, terutama bagi perempuan-perempuan luar biasa yang tinggal di Kota Pasuruan. (ROS)