Pasuruan, 25 November 2025 – Dalam rangka meningkatkan kapasitas organisasi, Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kota Pasuruan menyelenggarakan Rapat Kerja (Raker) Keuangan dengan tema “Pengelolaan Keuangan yang baik Bagian dari Amanah dan Profesionalitas”. Acara yang berlangsung di Hotel Nasional Pasuruan ini, menghadirkan Saiful Hadi sebagai pembicara kunci. Dalam paparannya, Saiful Hadi yang juga merupakan Ketua Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUM) setempat, menekankan bahwa pengelolaan keuangan yang baik bukan sekadar tugas administratif, melainkan sebuah amanah dan wujud profesionalitas yang harus dijalankan dengan prinsip-prinsip dasar tata kelola yang sehat.
Saiful menegaskan bahwa fondasi dari pengelolaan keuangan yang baik berlandaskan pada empat pilar utama: Transparansi: Keuangan organisasi harus dapat diakses dan dipahami oleh pihak-pihak terkait, termasuk anggota dan masyarakat. Akuntabilitas: Setiap pemegang amanah keuangan wajib mempertanggungjawabkannya secara jelas dan tertulis. “Pemegang uang itu mesti harus akuntabel,” tegasnya. Efisiensi dan Efektivitas: Penggunaan dana harus optimal untuk mencapai tujuan organisasi tanpa penundaan. Kepatuhan: Seluruh aktivitas keuangan harus berpedoman pada Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Muhammadiyah, serta peraturan dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya prinsip SARI-A (Syariah, Aman, Rasional, Investasif, dan Akuntabel) dalam menempatkan dan mengelola dana, dengan memprioritaskan lembaga keuangan syariah.
Saiful mengakui sejumlah tantangan yang sering dihadapi oleh Amal Usaha (AU) Muhammadiyah, seperti sekolah dan lembaga sosial. Tantangan utama terletak pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum siap, sehingga banyak laporan keuangan yang tidak tertib. “Ada yang sudah bisa buat laporan lengkap, ada yang cuma catat kas masuk-keluar. Ini karena SDM tidak disiapkan di masing-masing tahun,” ujarnya. Beberapa masalah spesifik yang ia soroti adalah: Laporan Keuangan yang Tidak Terpisah: Banyak kepala sekolah yang masih menggabungkan seluruh dana (operasional, sarana prasarana, pembangunan) dalam satu laporan, bahkan ada yang memegang dana sendiri tanpa pemisahan tugas. Praktik ini berisiko tinggi dan menyulitkan pertanggungjawaban. Kurangnya Perencanaan: Banyak unit yang kesulitan membuat prediksi dan perencanaan keuangan jangka panjang, sehingga seringkali mengalami defisit dan bergantung pada PDM. Tidak Ada Pemisahan Tugas: Idealnya, ada pemisahan yang jelas antara pihak yang mengotorisasi transaksi (pimpinan), yang mencatat (akuntan), dan yang menyimpan aset (bendahara).
Untuk mengatasi hal tersebut, Saiful menawarkan beberapa solusi konkret: Pemisahan Dana dan Rekening: Setiap jenis dana harus dipisahkan dalam rekening yang berbeda untuk memudahkan pelacakan dan pelaporan. Penerapan Sistem Pengendalian Internal: Memisahkan tugas antara yang mengotorisasi, mencatat, dan menyimpan dana untuk meminimalisir risiko penyimpangan. Pelaporan Berkala dan Teraudit: Laporan keuangan harus dibuat secara rutin (bulanan/tahunan) dan untuk laporan yang besar, perlu diaudit oleh auditor eksternal untuk meningkatkan kredibilitas. Konsolidasi Laporan: Ia mencontohkan, laporan keuangan dari beberapa AU (seperti MI, SMP, SMA) dapat dikonsolidasikan menjadi satu laporan gabungan. Hal ini tidak hanya mempermudah monitoring tetapi juga memberikan gambaran kekuatan finansial Muhammadiyah yang sebenarnya. “Pimpinan Pusat Muhammadiyah disebut terkaya sedunia, karena mereka merekam semuanya. Bisa-bisa nanti di Pasuruan ini terkaya di Jawa Timur,” ujarnya setengah bergurau, namun penuh makna.
Saiful juga membagikan pengalamannya membenahi BPR Satria Penantang, yang berhasil menarik investor dan menanamkan dana segar hingga miliaran rupiah berkat penerapan tata kelola yang baik. Dengan Raker keuangan ini diharapkan bahwa seluruh jajaran pimpinan dan pengelola Amal Usaha Muhammadiyah di Kota Pasuruan dapat segera mengimplementasikan prinsip-prinsip tata kelola keuangan yang baik. Dengan meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kemandirian keuangan, Muhammadiyah Kota Pasuruan tidak hanya menjalankan amanah dengan lebih profesional, tetapi juga memastikan keberlangsungan dan perkembangan lembaganya untuk terus memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. (*)











