Surabaya, 31 Juli 2024 – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pasuruan turut berpartisipasi dalam Rapat Koordinasi TVMuJawa Timur yang diselenggarakan di Surabaya. Acara penting ini dihadiri oleh perwakilan PDM Kota Pasuruan, termasuk Dr. Abu Nasir, Umar Efendi, dan Drs. M. Nur Yasin, yang menyimak dengan saksama paparan mengenai perkembangan dan tantangan TV Muhammadiyah (TVMu) di Jawa Timur. Hadir pula dalam rapat ini Direktur TVMu Makroen Sanjaya, Rektor UMSIDA Dr. Hidayatullah M.Si., serta perwakilan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Irwan Aqib, M.Pd. dan Muhammad Sayuti. M.Pd., M.Ed. Ph.D.
Paparan dalam rapat tersebut menyoroti kondisi terkini TVMu, khususnya di Jawa Timur. Saat ini, dari 250 kabupaten/kota di Jawa Timur, baru 45 yang terjangkau oleh siaran TVMu. Salah satu kendala utama adalah kecukupan data dan biaya langganan untuk mendapatkan daftar penonton yang akurat. Sebagai contoh, pada tahun 2015 biaya langganan mencapai 4,5 miliar rupiah, dan kini telah melonjak menjadi 8-9 miliar rupiah. Biaya ini diperlukan untuk mendapatkan data rating akurat dari lembaga survei. “Kita belum mampu ke sana, selain dari angkanya enggak cukup, uangnya juga belum ada,” ungkap Makroen Sanjaya, menggambarkan tantangan finansial yang dihadapi TVMu.
Selain itu, dijelaskan pula bahwa masih banyak masyarakat, terutama di daerah pedesaan seperti Brebes Selatan hingga Purwokerto, serta Jogja, Solo Raya, dan Jawa Tengah bagian Selatan, yang masih mengandalkan parabola untuk menangkap siaran televisi. Di Jawa Timur sendiri, siaran TVMu masih terbatas, dengan Surabaya yang hanya mengirimkan berita sekali sebulan atau dua kali sebulan, dan dalam enam bulan terakhir sudah ada 18 berita dari Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa dakwah Muhammadiyah melalui media televisi masih memerlukan jangkauan yang lebih luas.
Keterbatasan cakupan ini memunculkan strategi untuk mendorong kemandirian daerah dalam memproduksi konten. Beberapa daerah seperti Sidoarjo, Lamongan, dan Tangerang telah mulai aktif berkontribusi, meskipun belum konsisten. Banyuwangi bahkan sudah bertahun-tahun bersiaran, namun belum optimal. Tantangan besar kini ada di Mojokerto, Gresik, dan Bangkalan yang belum banyak berkontribusi. PDM Kota Pasuruan diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya perluasan ini, mengingat Surabaya sebagai pusat Jawa Timur 1.

Makroen Sanjaya juga membagikan pengalaman pribadinya dalam membangun TVMu, yang dimulai dengan kondisi awal yang sulit. Ketika ia masuk, hanya ada 300 staf yang belum gajian. Dengan inisiatif sendiri, ia menghubungi rektor beberapa universitas Muhammadiyah, seperti UMS dan UM Palembang, untuk menjalin kerja sama dan dukungan finansial. Hasilnya, saat ini terkumpul 111 juta rupiah per bulan dari kontribusi universitas-universitas tersebut. “Universitas Muhammadiyah juga boleh nanti bingung miliknya Muhammadiyah, milik kita satu keluarga besar. Jadi saya enggak itu-itungan seluas-luasnya,” ujarnya, menekankan semangat kebersamaan.
Model kerja sama ini memungkinkan universitas untuk mendapatkan publikasi gratis melalui TVMu. Contohnya, UM Palembang bahkan mengganti iklan mereka dengan iklan yang menonjolkan mahasiswa, karena rektor merasa lebih dikenal daripada universitasnya berkat seringnya tampil di TVMu. Hal ini menunjukkan potensi besar dari sinergi antara TVMu dan lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Tantangan Finansial dan Optimisme Masa Depan
Namun, tantangan finansial tetap besar. Biaya operasional tahunan TVMu saat ini hampir 6 miliar rupiah, sementara pendapatan dari infak dan iklan kecil-kecil baru mencapai 4,5 miliar rupiah, menyisakan defisit 1,5 miliar rupiah yang ditopang oleh PP Muhammadiyah. Biaya sewa transponder satelit Telkom saja mencapai 88 juta rupiah per bulan, belum termasuk biaya multiplexer di Jakarta dan Surabaya yang juga puluhan juta rupiah.
Meski demikian, ada optimisme. Makroen Sanjaya mengungkapkan bahwa TVMu tidak akan mati karena mampu beradaptasi dengan media sosial dan menyuguhkan konten yang relevan bagi warga Muhammadiyah. Bahkan, ada harapan untuk siaran lokal di Jawa Timur minimal 3 jam sehari, memenuhi regulasi penyiaran yang mensyaratkan minimal 10% konten lokal. Jawa Tengah sudah memiliki segmen berita sendiri, dan diharapkan Jawa Timur juga dapat mengembangkan siaran lokal yang berisi kegiatan wisuda, pengajian, dan berbagai kegiatan Muhammadiyah di daerah.
Di akhir paparannya, disampaikan bahwa pada tahun 2024, kebutuhan anggaran TVMu mencapai 6 miliar rupiah, dengan kemampuan diri 4,5 miliar rupiah. Namun, ada harapan baru dengan proyek-proyek seperti podcast yang sedang digarap, kerja sama dengan Australia, dan kontribusi dari BPJS Kesehatan. Pihak PLN juga sudah mulai tertarik untuk beriklan di TVMu.
Rapat koordinasi ini menegaskan bahwa TVMu memiliki peran strategis sebagai sarana dakwah Muhammadiyah, terutama melalui bidang pendidikan. Dengan kolaborasi antara PDM, lembaga pendidikan, dan berbagai pihak, diharapkan TVMu dapat terus berkembang dan menjadi media dakwah yang semakin efektif dan mandiri. PDM Kota Pasuruan menyatakan dukungannya terhadap upaya ini, menyadari pentingnya peran media dalam menyebarkan nilai-nilai Muhammadiyah di tengah masyarakat.
PDM Kota Pasuruan Siap Menjadi Kontributor TVMu
Menanggapi tantangan dan peluang yang disampaikan dalam Rapat Koordinasi TVMu Jawa Timur, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pasuruan menyatakan kesiapan penuh untuk menjadi kontributor aktif dalam pengembangan konten siaran TV Muhammadiyah di wilayahnya. Hal ini merupakan bagian dari komitmen PDM Kota Pasuruan dalam mendukung dakwah melalui media yang lebih luas dan efektif, khususnya di Jawa Timur. Potensi amal usaha Muhammadiyah (AUM) yang tersebar di Kota Pasuruan menjadi modal penting dalam mengembangkan konten lokal yang relevan dan menarik.
Dr. Abu Nasir, salah satu perwakilan PDM Kota Pasuruan yang hadir dalam rapat, menegaskan komitmen tersebut dengan menyatakan, “PDM siap untuk menjadi kontributor TVMu, semua AUM akan kita berdayakan untuk mendukung siaran lokal yang berkualitas.” Dengan kolaborasi yang sinergis antar lembaga, diharapkan kontribusi dari Kota Pasuruan dapat memperkuat peran TVMu sebagai media dakwah dan pendidikan yang modern, inklusif, dan menjangkau masyarakat luas.