Menyikapi derasnya arus informasi di media sosial, Muhammadiyah ajak ulama dan netizen serbu medsos dan AI untuk dakwah digital. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengajak seluruh kadernya, khususnya para ulama tarjih dan netizen, untuk aktif mengisi ruang-ruang digital. Ajakan ini muncul dari kekhawatiran bahwa jika ruang digital dibiarkan kosong, maka akan diisi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan menyebarkan informasi menyesatkan.
Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, menyatakan pentingnya umat Islam menguasai media sosial. “Semakin banyak kita punya YouTube, semakin banyak kita punya Facebook, semakin banyak kita punya TikTok, begitulah cara kita menguasai informasi,” ujarnya.
Muhammadiyah ajak ulama dan netizen serbu medsos dan AI untuk dakwah digital menjadi seruan nyata agar dakwah tidak hanya dilakukan di dunia nyata, tetapi juga merambah dunia maya. Abdul Mu’ti menekankan bahwa jika kita tidak aktif mengisi ruang digital, maka ruang tersebut akan diisi oleh orang-orang yang tidak berilmu dan tidak bertanggung jawab. Hal ini sejalan dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebut bahwa orang tidak berilmu dapat menyesatkan dirinya sendiri dan orang lain.
Teknologi AI Jadi Senjata Baru Dakwah Muhammadiyah
Tidak hanya melalui media sosial konvensional, Muhammadiyah juga menaruh perhatian besar pada pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI). Menurut Abdul Mu’ti, AI dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam menyebarkan ajaran Islam dan membimbing umat berdasarkan manhaj Muhammadiyah.
“AI bisa membantu kita dalam berdakwah ajaran Islam dan membimbing orang dengan pemahaman agama sesuai dengan pemahaman Muhammadiyah,” tegasnya. Pemanfaatan AI dapat dilakukan melalui pembuatan konten dakwah yang lebih personal, pengembangan chatbot Islami yang menjawab pertanyaan keagamaan, hingga analisis tren kebutuhan umat di dunia digital.
Kolaborasi Ulama dan Netizen Ciptakan Ekosistem Dakwah Digital
Untuk mewujudkan visi besar ini, Muhammadiyah ajak ulama dan netizen serbu medsos dan AI untuk dakwah digital melalui kolaborasi strategis. Ulama tarjih diharapkan menjadi rujukan utama dalam menyusun materi dakwah yang akurat dan terpercaya. Sementara itu, para netizen Muhammadiyah diharapkan menjadi ujung tombak penyebaran konten dakwah ke berbagai platform digital.
Kolaborasi ini diharapkan menciptakan ekosistem dakwah digital yang sehat, edukatif, dan mencerahkan. Dakwah tidak lagi terbatas pada mimbar masjid atau majelis taklim, tetapi meluas ke platform digital yang menjangkau jutaan orang.
Muhammadiyah Siap Hadapi Tantangan Digital
Dengan pendekatan proaktif ini, Muhammadiyah menunjukkan komitmennya untuk terus beradaptasi dengan zaman. Muhammadiyah ajak ulama dan netizen serbu medsos dan AI untuk dakwah digital adalah langkah strategis untuk membendung informasi menyesatkan dan memperkuat panduan hidup umat Islam di era modern.