Pasuruan, 4 November 2025 – Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Kota Pasuruan menggelar rapat koordinasi (Rakor) strategis bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pasuruan di kantor PDM. Rapat yang dipimpin langsung oleh Ketua PDM, Abu Nasir, tersebut membahas sejumlah program besar untuk akhir tahun 2025 dan rencana strategis 2026, dengan penekanan pada peningkatan citra Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) serta penguatan sinergi antar-lembaga di lingkungan Muhammadiyah.
Dalam rapat tersebut, Lazismu menegaskan bahwa salah satu fokus utama mereka pada tahun mendatang adalah penyelenggaraan EDU Expo. Kegiatan ini dirancang untuk menjadi ajang promosi dan pameran bagi sekolah-sekolah Muhammadiyah agar tampil lebih menarik dan profesional di mata masyarakat. Melalui Expo ini, Lazismu ingin memperlihatkan bahwa sekolah Muhammadiyah tidak hanya unggul dalam kualitas pendidikan, tetapi juga mampu menampilkan citra modern dan kompetitif.
Dari hasil Bimbingan Teknis (Bimtek) yang telah diikuti, Lazismu mencatat adanya kesenjangan antara “sekolah yang besar” dan “sekolah yang tampak besar”. Hal ini terutama disebabkan oleh perbedaan kemampuan dalam hal pemasaran dan branding. Menjawab tantangan tersebut, Lazismu mengusulkan strategi kolaboratif antar-sekolah dengan konsep booth kolektif. Sekolah-sekolah di tingkat yang sama, seperti TK ABA 1 hingga TK ABA 6, dianjurkan untuk membuat satu booth besar bersama dengan perwakilan atau penanggung jawab dari masing-masing unit. Selain itu, desain visual booth juga akan dibuat lebih menonjol dengan meninggikan area pamer sekitar 15–20 sentimeter agar terlihat lebih megah dan menarik perhatian pengunjung. Strategi ini mengadaptasi praktik sukses dari Lazismu Gresik dan Surabaya yang dinilai berhasil meningkatkan eksposur lembaga pendidikan Muhammadiyah di daerah mereka.
Lazismu menargetkan agar seluruh AUM di Pasuruan tampil setara dan tidak ada yang tertinggal dari segi citra publik. Menariknya, beberapa lembaga pendidikan di luar Muhammadiyah, termasuk pesantren dan sekolah umum, juga telah menunjukkan minat untuk berpartisipasi dalam Expo tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa EDU Expo berpotensi menjadi kegiatan lintas lembaga yang mampu memperkuat posisi Muhammadiyah di bidang pendidikan.
Selain program Expo, Lazismu juga menyiapkan sejumlah agenda sosial dan keagamaan untuk menutup tahun 2025. Di antaranya adalah program “Malam Refleksi Akhir Tahun” yang rencananya digelar pada 31 Desember 2025 di GOR setempat. Acara ini akan diawali dengan pertunjukan akustik yang menyasar kalangan remaja Pasuruan, kemudian dilanjutkan dengan doa akhir tahun dan lantunan salawat Al-Banjari menjelang tengah malam. Program ini diharapkan menjadi wadah refleksi spiritual sekaligus sarana dakwah yang dikemas secara menarik dan kekinian.
Di sisi lain, Lazismu juga akan melanjutkan program “Gerakan Filantropi” bekerja sama dengan komunitas zumba di Pasuruan, dengan koordinator program dipegang oleh Yunda NA. Kolaborasi ini bertujuan memperluas partisipasi masyarakat umum dalam kegiatan sosial, sambil menumbuhkan budaya berbagi di tengah gaya hidup modern. Tak hanya itu, Lazismu juga menggandeng Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) untuk menyelenggarakan deklarasi pelajar anti-bullying dan penolak narkoba, yang akan dikemas dalam bentuk lomba dan ekspo pelajar.
Menariknya, Lazismu juga memiliki sejumlah sekolah mitra di luar AUM, termasuk dari TK NU dan sekolah negeri. Namun, mereka mengakui bahwa tantangan justru muncul saat hendak bersosialisasi dengan AUM sendiri. Ketua PDM, Abu Nasir, menyoroti persoalan ini dan meminta agar segera dicarikan solusi agar komunikasi antar-lembaga di internal Muhammadiyah dapat berjalan lebih lancar.
Dalam rapat tersebut, aspek manajemen program juga menjadi perhatian utama. Abu Nasir menekankan pentingnya peran Event Organizer (EO) profesional untuk mengelola dan menyinergikan seluruh kegiatan agar lebih tertata dan terukur, terutama dalam hal pengelolaan sponsor. Lazismu mengakui bahwa sebagai lembaga amil, mereka memiliki keterbatasan dalam memberikan imbal balik langsung kepada sponsor, sehingga dibutuhkan peran EO yang mampu menjadi penghubung antara sponsor dan pelaksana program. Untuk itu, Lazismu telah menyiapkan tim EO internal bernama FM Pro yang akan berperan sebagai Steering Committee (SC) untuk mengoordinasikan seluruh program bersama para PIC.
Rakor tersebut akhirnya menghasilkan kesepakatan bahwa tahun 2026 akan menjadi momentum penguatan citra AUM melalui sinergi yang lebih solid antara Lazismu, PDM, dan seluruh lembaga di bawah Muhammadiyah. Dengan manajemen yang terstruktur dan program yang terencana, Lazismu optimistis Muhammadiyah Kota Pasuruan dapat tampil lebih kuat, modern, dan dipercaya masyarakat luas.
Editor: Marjoko














