Pasuruan, 29 Juni 2025 — Dalam sebuah sesi inspiratif Milad ‘Aisyiyah ke 108 Tahun, yang membahas ketahanan pangan dan pentingnya pola makan sehat, Chef Ariyanto Ilham, sosok yang pernah dipercaya sebagai juru masak keluarga kerajaan Brunei Darussalam, termasuk untuk Sultan Hassanal Bolkiah, memberikan pandangan mendalam tentang kebiasaan makan masyarakat Indonesia dan perlunya kembali ke akar budaya kuliner nusantara.
Chef Ariyanto menyoroti fenomena umum di masyarakat Indonesia yang menganggap belum makan jika belum mengonsumsi nasi. “Padahal sudah sarapan dengan roti atau kentang, tetap merasa belum makan. Ini adalah persepsi yang perlu kita benahi. Nenek moyang kita dulu sangat kreatif dalam mengolah makanan alternatif selain nasi, seperti singkong, ketela, jagung, dan umbi-umbian lainnya,” ujar Chef Arianto. Ia menegaskan bahwa diversifikasi pangan lokal adalah langkah strategis untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Lebih jauh, Chef Ariyanto mengajak masyarakat untuk memperhatikan kandungan gizi dalam setiap sajian di meja makan. Menurutnya, lauk sehat seperti ikan, ayam, dan telur sangat penting untuk tumbuh kembang anak dan kesehatan seluruh anggota keluarga. “Sayur-sayuran juga harus menjadi bagian utama dari menu harian, karena manfaatnya bagi metabolisme tubuh sangat besar. Sayangnya, banyak anak-anak yang justru tidak dikenalkan sejak dini pada sayur,” imbuhnya.
Chef Arianto juga mengangkat ajaran Nabi Muhammad SAW tentang pola makan. Beliau menuturkan bahwa Rasulullah menganjurkan untuk mengurangi konsumsi daging merah dan memperbanyak konsumsi ikan. “Menariknya, sekarang banyak orang bule (non-Muslim) yang justru mulai meniru gaya hidup Nabi, mereka memulai makan dengan buah-buahan dan sayuran, baru kemudian ke makanan utama. Ini sejalan dengan prinsip gizi modern,” jelasnya.
Tidak hanya soal menu, Chef Ariyanto juga membahas pentingnya cara pengolahan dan penyimpanan makanan yang benar. Ia memberikan berbagai tips praktis, mulai dari menghindari penggunaan minyak berlebihan hingga bagaimana menyimpan sayur dan lauk agar tetap segar dan tidak cepat basi. “Makanan yang berminyak berlebih memang enak, tetapi bisa menjadi sumber berbagai penyakit seperti kolesterol, darah tinggi, dan gangguan pencernaan. Kita harus mulai mengedukasi diri untuk mengurangi kebiasaan tersebut,” ujarnya.
Sesi tersebut ditutup dengan pesan penting dari Chef Ariyanto bahwa ketahanan pangan tidak hanya soal ketersediaan bahan pangan, tetapi juga pola konsumsi yang sehat, beragam, dan berbasis lokal. “Ketahanan pangan itu dimulai dari meja makan keluarga. Kalau kita mampu menyediakan makanan sehat dan bergizi dari dapur sendiri, maka kita sudah berkontribusi besar terhadap kesehatan masyarakat dan stabilitas pangan nasional,” pungkasnya.
Melalui pemaparan yang ringan namun berbobot, Chef Ariyanto berhasil menginspirasi banyak orang untuk kembali mencintai bahan pangan lokal, memahami sunnah dalam makan, serta membangun budaya konsumsi sehat yang berkelanjutan.