Bendahara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sofyan, M.T., mengungkapkan alasan di balik pemadatan jadwal Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi para guru Muhammadiyah menjadi lima hari. Menurutnya, model yang merupakan penyempurnaan dari versi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) ini dirancang agar lebih padat makna dan efisien.
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara kunci (keynote speaker) dalam acara Bimtek Pembelajaran Mendalam (PM), Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA), serta Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di Hotel Platinum Tunjungan, Surabaya, Rabu (10/9/2025).
Acara di Surabaya ini merupakan bagian dari program kolaborasi berskala masif antara Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah dengan Kemendikdasmen yang digelar di 39 region se-Indonesia. “Program ini diselenggarakan di 39 region, terdiri dari 38 provinsi dan satu untuk Training of Trainers (ToT). Semua formatnya sama, lima hari,” kata Sofyan.
Ia menjelaskan bahwa kurikulum standar dari Kemendikdasmen sejatinya berdurasi tujuh hari. Namun, setelah melalui evaluasi internal, tim Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah memutuskan untuk memadatkannya.
“Setelah kami amati dengan tim, pelatihan yang diadakan Kemendikdasmen itu terlalu banyak mengerjakan LKS. Kedua, banyak sekali ice breaking, dan kebanyakan ice breaking tidak ada korelasinya dengan materi,” ungkap Sofyan.
Muhammadiyah, lanjutnya, lantas merancang ulang kurikulum dengan rincian dua hari untuk Pembelajaran Mendalam (PM), dua hari untuk Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA), dan satu hari untuk Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). “Nah, Muhammadiyah ingin menyempurnakan versi Kemendikdasmen dengan hanya lima hari saja namun padat makna. Dan alhamdulillah, diapresiasi juga oleh Kemendikdasmen,” ujarnya
Sofyan, yang mengaku kehadirannya atas perintah langsung sekretaris PP Muhammadiyah, Izul Muslimin, menyebut bahwa fasilitator dalam program ini merupakan praktisi-praktisi unggul tingkat nasional dari Kemendikdasmen dan Muhammadiyah. Ia menambahkan, pada hari yang sama, acara serupa juga serentak digelar di region Jawa Barat dan Kalimantan Barat.
“Masing-masing region rata-rata 100 peserta, kecuali provinsi besar seperti Jatim ini 200 peserta,” rincinya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi pendidikan Muhammadiyah. “Murid kita ini senasional kurang lebih 7 juta. Angka ini sangatlah sedikit mengingat AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) pendidikan kita sangat banyak sekali. Kita tentu harus berbenah,” tegasnya.
Sebagai bentuk komitmen dan teladan, Sofyan menyatakan dirinya diperintahkan untuk mengikuti seluruh rangkaian acara dari awal hingga akhir. “Mohon izin, saya diperintah PP Muhammadiyah harus membersamai dari awal sampai akhir. Kita di PP sudah dianjurkan, diwajibkan demikian. Dan ini harus menjadi contoh karakter Muhammadiyah juga di daerah,” pungkasnya.