• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Sejarah

Seseorang Pipis di Masjid, Para Sahabat Marah, tapi Lihat Apa yang Dilakukan Nabi

Marjoko oleh Marjoko
57 menit yang lalu
in Sejarah
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

Bayangkan sejenak jika hari ini, di tengah khusyuknya ibadah, seseorang dengan sengaja buang air kecil di dalam masjid. Apa reaksi pertama Anda? Mungkin amarah akan meluap, teriakan akan pecah, dan dorongan untuk mengusir tentu tak terbendung. Reaksi spontan semacam itu, sejujurnya, sangat manusiawi. Namun, tahukah Anda bahwa peristiwa serupa, yang jauh lebih menampar naluri kemarahan, pernah terjadi di masa hidup Rasulullah SAW?

Kisah ini bersemi di Masjid Nabawi. Kala itu, seorang Arab Badui – seorang yang baru mengenal kehidupan kota dan belum memahami adab-adabnya – tiba-tiba masuk dan, tanpa sedikit pun rasa bersalah, berdiri di salah satu sudut masjid dan buang air kecil di sana. Para sahabat, yang terkejut menyaksikan pemandangan tak terduga ini, sontak bangkit. Niat untuk menegur keras, bahkan mungkin mengusir paksa, membara di benak mereka. Kesucian rumah ibadah seolah tercabik.

Namun, di tengah gelombang emosi itu, Rasulullah SAW menunjukkan kebijaksanaan dan kelembutan yang luar biasa. Beliau segera menahan para sahabat yang hendak bertindak kasar. “Biarkan dia menyelesaikannya,” sabda beliau dengan tenang, “Jangan dihentikan di tengah-tengah.”

Setelah sang Badui menuntaskan hajatnya, tak ada sedikit pun caci maki keluar dari bibir Rasulullah. Justru, beliau memerintahkan seorang sahabat untuk mengambil seember air, lalu dengan sigap menyiramkan air tersebut ke tempat najis itu, membersihkannya.

Related Post

Ditemukan 1.200 Tahun Lalu, tapi Karyanya jadi Fondasi TikTok, AI, dan Cryptocurrency! Siapa Dia?

29 Mei 2025

Masa Keemasan Islam: Kontribusi Kedokteran dan Warisan Al-Razi yang Menginspirasi Dunia

28 Mei 2025

Kemudian, dengan langkah penuh kasih, Rasulullah mendekati pria Badui tersebut. Beliau menasihatinya, bukan dengan hardikan, melainkan dengan kelembutan yang menyentuh hati. “Masjid ini tidak layak untuk hal seperti itu,” ujar beliau. “Masjid diperuntukkan bagi dzikir kepada Allah, salat, dan membaca Al-Qur’an.” Pendekatan yang sarat cinta ini tak hanya membuat sang Badui memahami kesalahannya, tetapi juga merasakan sebuah penghargaan yang mendalam sebagai manusia.

Kisah ini tak berhenti di sana. Pada kesempatan lain, Badui tersebut kembali hadir dalam salat berjamaah bersama Rasulullah dan para sahabat. Seusai salat, ia mengangkat kedua tangannya dan berdoa dengan suara lantang: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat-Mu kepadaku dan kepada Muhammad saja. Tidak kepada yang lain.” Doa yang spontan, sedikit ‘nyeleneh’, namun jelas mengisyaratkan bahwa ia masih menyimpan sedikit rasa tidak nyaman kepada sahabat-sahabat yang sempat hendak memukulnya.

Rasulullah pun tersenyum. Lagi-lagi, beliau memberikan pelajaran yang lembut. “Jangan kamu persempit rahmat Allah yang luas itu,” sabda beliau, mengingatkan tentang keluasan kasih sayang Tuhan.

Kisah Nabi Muhammad SAW dan Arab Badui ini adalah mercusuar tentang makna toleransi, kasih sayang, dan kebijaksanaan dalam berdakwah. Rasulullah mencontohkan bahwa perubahan hakiki tak akan pernah lahir dari kekerasan, amarah, atau caci maki. Sebaliknya, ia tumbuh dari sikap lembut, pemahaman yang mendalam, dan kesabaran yang tak berbatas.

Di tengah hiruk pikuk zaman yang kerap diracuni amarah dan reaksi spontan, kisah ini menjadi pengingat yang begitu krusial: dakwah bukanlah soal siapa yang paling keras bicara, tetapi siapa yang paling bijak dalam bersikap.

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: akhlakbaduisejarah
ShareTweetShare
Marjoko

Marjoko

Related Posts

Sejarah

Ditemukan 1.200 Tahun Lalu, tapi Karyanya jadi Fondasi TikTok, AI, dan Cryptocurrency! Siapa Dia?

oleh Marjoko
29 Mei 2025
Sejarah

Masa Keemasan Islam: Kontribusi Kedokteran dan Warisan Al-Razi yang Menginspirasi Dunia

oleh Marjoko
28 Mei 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Ustaz Ini Minta Transaksi Uang Haji di Kamar, Ada Apa Sebenarnya di Saudi?

27 Juni 2025 - Updated On 28 Juni 2025
Image: PDA Kota Pasuruan

Penguatan Peran Perempuan Melalui Musypimda I ‘Aisyiyah Kota Pasuruan

9 Juli 2025
Foto: Afif/Pasmu

Resepsi Milad ke-108 ‘Aisyiyah Kota Pasuruan: Menguatkan Peran Perempuan dan Ketahanan Pangan di Era Digital

29 Juni 2025

Detik-Detik di Goa Hira: Jamaah Ini Mendaki Malam Hari dan Saksikan Keajaiban di Puncak Jabal Nur!

26 Juni 2025

Seseorang Pipis di Masjid, Para Sahabat Marah, tapi Lihat Apa yang Dilakukan Nabi

25 Juli 2025

Setelah Maghrib Jamaah Haji Temukan Surga Ilmu di Masjid Nabawi, Ada Bahasa Indonesia

24 Juli 2025

Olahraga Itu Murah, yang Mahal Flexing-nya

24 Juli 2025

Pesawat Ini Dibuat Mahasiswa UMM, jadi Sorotan Nasional

23 Juli 2025 - Updated On 24 Juli 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan