• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Video

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • AUM
Home Opini

KDRT dan Dampaknya terhadap Mental Anak

PasMu Media oleh PasMu Media
15 Mei 2025
in Opini
1
Image: Yesdok

Image: Yesdok

5
SHARES
12
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan masalah serius yang terjadi dalam keluarga. Hal ini dapat terjadi dalam beberapa bentuk meliputi kekerasan fisik, mental, seksual, dan ekonomi. Selain pada perempuan kekerasan juga dapat terjadi pada anak sehingga hal tersebut dapat berdampak pada anak yang melihat secara langsung.

KDRT terjadi karna banyak faktor, di antaranya adanya patriarki, budaya, ekonomi, perbedaan pendapat, masalah emosional, dan sebagainya. Dampak yang terjadi pada anak apabila melihat hal tersebut yaitu mereka akan merasa cemas, takut, trauma, serta kurang percaya pada dirinya sendiri. Hal ini sangat berdampak pada anak karna keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan mental anak.

Selain itu, kekerasan terhadap anak juga banyak terjadi pada ruang publik seperti di lingkungan masyarakat maupun lembaga pendidikan. Kasus kekerasan pada anak biasanya disebabkan oleh kelalaian, kesengajaan, keegoisan, dan keangkuhan orang tua terhadap anak yang kerap kali menjadikan anak sebagai pelampiasan amarah dan emosi. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai dampak kekerasan dalam rumah tangga terhadap mental anak serta penyelesaian dari permasalahan tersebut.

Dampak KDRT terhadap Kesehatan Mental Anak

Foto: freepik

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) memiliki berbagai efek yang merugikan. Selain memengaruhi hubungan dan masa depan keluarga, dampak ini juga dapat mengganggu kesehatan mental anak. Seringkali, orang tua mungkin tidak menyadari bahwa anak-anak mereka juga akan merasakan akibat dari konflik dalam rumah tangga.

Related Post

No Content Available

Sebagian orang tua mungkin mengabaikan masalah ini, padahal kekerasan yang mereka saksikan akan memberikan efek yang mendalam pada anak. Anak-anak yang menjadi saksi kekerasan berpotensi mengalami dampak negatif pada kesehatan mental mereka, seperti perasaan cemas, ketakutan, trauma, perubahan perilaku, serta penurunan kepercayaan diri.

Kesehatan mental merujuk pada keadaan di mana seseorang terlindungi dari gejala gangguan mental. Individu yang sehat secara mental dapat melewati kehidupannya dengan lancar, terutama saat menghadapi tantangan, dan ini seringkali tercermin dari kemampuan mereka untuk mengelola stres.

Kesehatan mental adalah aspek penting yang tidak boleh diabaikan, serupa dengan kesehatan fisik, mengingat kedua aspek ini saling terkait dan memengaruhi satu sama lain. Penting untuk dicatat bahwa gangguan jiwa tidak hanya disebabkan oleh faktor genetik, tetapi juga dapat dipicu oleh tekanan hidup yang berlebihan.

Kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya mempengaruhi korban langsung tetapi juga anak-anak yang menyaksikannya. Anak-anak yang mengalami kekerasan dari orang tua, baik secara langsung maupun tidak, dapat mengalami gangguan serius pada kesehatan mental mereka. Kekerasan terhadap anak tidak hanya terbatas pada kekerasan fisik, seperti pemukulan, tetapi juga melibatkan kekerasan verbal yang dapat memengaruhi kondisi mental mereka.

Ketika anak sering menerima makian dari orang tua yang tidak pernah memberikan pengakuan atau dukungan, mereka akan mengalami gangguan emosional. Salah satu dampak emosional yang mungkin timbul adalah rasa tidak aman; anak-anak merasa terancam saat mendengar kata-kata kasar, sementara orang tua seharusnya menjadi tempat aman bagi mereka. Ketika kekerasan verbal menjadi bagian dari interaksi sehari-hari, anak-anak akan mengembangkan rasa ketakutan, mengubah citra orang tua dari pelindung menjadi sumber ancaman.

Lebih lanjut, anak-anak yang sering mengalami kekerasan verbal dapat merasa rendah diri atau kehilangan kepercayaan diri. Kata-kata kasar dapat membuat mereka merasa tidak berharga dan tidak dicintai, mengingat orang tua adalah orang pertama yang mereka ajak bercerita dan berbagi perasaan. Pengalaman ini dapat menyebabkan anak-anak menutup diri, bahkan terhadap orang tua mereka.

Ketakutan yang dihasilkan dari kekerasan tersebut juga bisa memicu kecemasan dan stres, yang mengganggu kemampuan mereka untuk bersosialisasi. Mereka mungkin kesulitan menjalin hubungan dengan teman sebaya, merasa tidak diinginkan, terutama setelah mengalami perlakuan kasar dari orang tua. Berbagai masalah dapat muncul akibat kekerasan verbal yang dialami anak.

Kekerasan fisik juga dapat terjadi di antara anak-anak, yang sering kali berakar dari emosi orang tua, seperti frustrasi ketika anak rewel atau menangis terus-menerus, atau saat anak merusak suatu barang. Berbagai faktor lain termasuk momen jengkel bisa memicu tindakan kekerasan fisik.

Contoh kekerasan fisik ini mencakup pemukulan, menjambak rambut, menginjak, mencekik, membakar dengan rokok, membenturkan kepala anak ke tembok, hingga cakaran dan banyak lainnya. Dampak dari tindakan kekerasan fisik ini bisa berbahaya, menyebabkan luka memar, berdarah, lecet, patah tulang, bengkak, hingga dalam kasus yang paling ekstrem, kematian.

Untuk mengatasi permasalahan ini, tindakan yang harus diambil mencakup pencegahan, penanganan, dan dukungan bagi para korban. Langkah pencegahan bisa dilakukan melalui edukasi yang menekankan hak-hak anak, mengembangkan komunikasi yang terbuka, serta menciptakan lingkungan yang aman yang membuat anak merasa terlindungi.

Selain itu, penting juga memberikan dukungan emosional kepada anak, memberikan perhatian khusus, mendengarkan cerita mereka, dan membantu mereka mengatasi rasa takut, trauma, serta gangguan mental yang mungkin timbul.

Keluarga dan masyarakat memiliki peran penting dalam mencegah kekerasan dan melindungi anak-anak dari bahaya. Lingkungan sekolah juga harus menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman, serta memberi pendidikan mengenai pencegahan kekerasan. Pemerintah juga memiliki tanggung jawab dalam membuat kebijakan dan undang-undang yang melindungi anak dari kekerasan serta memberikan dukungan kepada korban dan keluarganya, serta memperkuat sanksi bagi pelaku kekerasan.

Dampak negatif KDRT terhadap anak-anak sangat signifikan. Meskipun anak tidak mengalami kekerasan secara langsung, peristiwa tersebut akan terukir dalam ingatan mereka, dan mereka akan menjadi saksi kekerasan di dalam lingkungan keluarga. Kehadiran lingkungan keluarga yang aman dan sehat sangat krusial bagi kesehatan mental anak-anak, mengingat bahwa hubungan interpersonal yang paling dekat bagi mereka biasanya berasal dari keluarga.

Kesimpulan

Kekerasan terhadap anak mencakup berbagai tindakan yang mengakibatkan anak mengalami cedera, trauma, atau penderitaan baik secara fisik, emosional, maupun psikologis. Bentuk kekerasan ini bisa terdiri dari kekerasan fisik, emosional, psikologis, atau seksual. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kekerasan pada anak, antara lain faktor dari keluarga, kondisi ekonomi, lingkungan sosial, dan aspek individu.

Akibat dari kekerasan ini bisa sangat beragam, termasuk dampak emosional seperti ketakutan, kecemasan, atau depresi; gangguan psikologis dan kepribadian; cedera fisik; serta kontribusi terhadap masalah kesehatan. Selain itu, anak yang mengalami kekerasan mungkin menghadapi kesulitan dalam berinteraksi, membuat teman, atau terlibat dalam aktivitas sosial.

Untuk menanggulangi masalah kekerasan ini, penting untuk memberikan pendidikan mengenai hak-hak anak, pengertian tentang kekerasan, dan cara mengatasi stres. Pembangunan dukungan keluarga dan jaringan sosial sangat penting, sedangkan intervensi profesional serta pembuatan kebijakan dan regulasi yang menjamin perlindungan hak anak menjadi langkah krusial. Dengan menjalankan berbagai upaya ini, kita dapat mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak dan mendukung pertumbuhan yang sehat serta harmonis.


Penulis: Nadia Shokhfi | Program Studi Sosiolog Universitas Muhammadiyah Malang
Semester 2

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: KDRTKesehatan MentalPsikologi
Share2Tweet1Share
PasMu Media

PasMu Media

Related Posts

No Content Available
Next Post
Immawati

Polemik Bidang IMMawati: Pemberdayaan Aktivis Perempuan atau Justru Sekat Diskriminatif?

Comments 1

  1. fito says:
    2 minggu yang lalu

    Artikel ini sangat bermanfaat dan inspiratif! Penulisnya benar-benar berbakat.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Alka Band Pembuka Acara Silaturahim Balappan 2025

11 Mei 2025

Diskusi Sambil Ngopi, Majelis Pustaka dan Informasi Bersama AMM Lahirkan Platform Digital “PasMU”

9 Mei 2025
Foto: Wali Kota Pasuruan menyampaikan sambutan di Balappan 2025

Sambutan Walikota Pasuruan Adi Wibowo dalam Sinergi Membangun Kota Pasuruan bersama Muhammadiyah

11 Mei 2025
Foto: Pak Muhadjir Effendy menjadi narasumber di acara Balappan 2025

Membangun SDM Jadi Kunci Utama Majukan Kota Pasuruan, Muhadjir Effendy: Guru Tak Tergantikan oleh AI

11 Mei 2025
Foto: GOW Kota Pasuruan

Talk Show GOW Kota Pasuruan Bertajuk “PEREMPUAN DI ERA DIGITAL” 

24 Mei 2025

Pertumbuhan Umat Muslim di Italia: Antara Tantangan dan Daya Tahan

24 Mei 2025

Di Langit Kashmir, Tembakan Itu Bukan Lagi Milik Dua Negara

22 Mei 2025

Pendidikan Ordal dan Modal: Bisakah Mencetak Generasi Emas?

21 Mei 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • AUM

© 2025 PasMu - Media Pencerahan