Linimasa media sosial Indonesia kembali diwarnai gelombang digital yang tak biasa. Ribuan, bahkan jutaan akun, mulai dari masyarakat biasa hingga selebriti, kompak mengubah foto profil mereka menjadi kombinasi warna pink dan hijau. Fenomena ini, yang sekilas terlihat seperti tren visual semata, ternyata menyimpan makna politik dan sosial yang mendalam. Ini adalah kampanye “17+8 Tuntutan Rakyat,” sebuah gerakan simbolis yang menyuarakan keresahan publik terhadap kebijakan pemerintah Presiden Prabowo.
Gerakan ini meledak pada 1 September 2025, sehari setelah demonstrasi besar-besaran yang dipicu oleh isu tunjangan DPR. Aksi protes tersebut berkembang menjadi kritik terhadap respons represif aparat. Di tengah gelombang protes di jalanan, warna pink-hijau muncul sebagai simbol perlawanan di dunia maya.
Tak hanya itu, kampanye ini juga didukung oleh para figur publik. Para penyanyi, aktor, dan influencer dengan jutaan pengikut turut serta mengubah foto profil mereka, memperluas jangkauan pesan dan memperkuat solidaritas. Aksi ini dengan cepat menjadi sorotan nasional, dianggap sebagai cara baru bagi rakyat untuk bersatu dan menyuarakan ketidakpuasan.
Di balik kesederhanaan kombinasi warnanya, ada kisah yang begitu menyentuh. Warna pink dijuluki “Brave Pink,” terinspirasi dari seorang ibu berhijab yang viral karena keberaniannya berdiri di barisan depan demonstrasi, mengibarkan bendera Merah Putih. Sementara itu, warna hijau dikenal sebagai “Hero Green,” merujuk pada jaket hijau yang dikenakan Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang tewas tertabrak kendaraan Brimob saat aksi pada 28 Agustus. Kisah tragisnya menjadi simbol pengorbanan rakyat biasa.
Kombinasi Brave Pink dan Hero Green bukanlah sekadar warna; ini adalah representasi dari keberanian, pengorbanan, dan solidaritas rakyat yang merasa suaranya tidak didengar. Gerakan “17+8 Tuntutan Rakyat” membuktikan bahwa protes tidak selalu harus berupa teriakan di jalan, melainkan juga bisa melalui simbol digital yang mampu menyatukan jutaan suara.
Pengamat menilai simbol warna adalah strategi komunikasi yang efektif di era media sosial. Dengan satu klik, seseorang bisa menunjukkan posisi politiknya tanpa harus turun ke jalan. Ini menegaskan bahwa perlawanan rakyat kini memiliki banyak bentuk, dari aksi fisik hingga solidaritas virtual. Bagi banyak orang, foto profil pink-hijau ini lebih dari sekadar tren, melainkan pengingat akan keberanian seorang ibu dan pengorbanan seorang pekerja.
Selama tuntutan rakyat belum dijawab, warna pink dan hijau kemungkinan akan terus menghiasi linimasa, menjadi bendera digital solidaritas bangsa yang takkan mudah padam.