Dalam acara pengukuhan kepala sekolah SD Al Kautsar dan SMK Muhammadiyah 1 Kota Pasuruan, Dr. H. Hidayatulloh, M.Si, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, menyampaikan arahan penting mengenai kepemimpinan yang efektif di lembaga pendidikan Muhammadiyah. Dengan gaya santai namun penuh makna, beliau menekankan kunci keberhasilan yang disebutnya “TORSI” dan “Lima K”.
Kepemimpinan: Memengaruhi, Memaksa, dan Memandu Jalan
Dr. H. Hidayatulloh, M.Si. mengawali dengan menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu demi mencapai tujuan. “Kadang-kadang harus begitu, Pak kepala sekolah, karena saya juga pernah jadi kepala sekolah,” selorohnya, merujuk pada momen ketika “memaksa” menjadi bagian dari pengalaman.
Beliau memaparkan tiga peran krusial bagi kepala sekolah agar kepemimpinannya tidak salah arah:
- Mengetahui dan Memahami Arah: Kepala sekolah harus benar-benar tahu ke mana sekolah akan dibawa dalam empat tahun ke depan. “Harus tahu benar jalan menuju keberhasilan sekolah ini,” tegasnya, menantang para pemimpin baru untuk menetapkan target yang jelas.
- Menunjukkan dan Memandu Jalan: Setelah mengetahui arah, kepala sekolah harus bisa menunjukkan, menjelaskan, dan mengarahkan semua orang di sekolah untuk melewati jalan tersebut. “Tidak boleh ada anggota kita di sekolah ini yang membuat jalan sendiri,” imbuhnya.
- Ikut Berjuang: Yang membedakan kepala sekolah Muhammadiyah, kata Dr. Hidayatullah, adalah keharusan untuk “ikut jogging” atau ikut berjuang bersama seluruh komponen sekolah melewati jalan keberhasilan itu.
Filosofi “TORSI” dan “Lima K” untuk Kemajuan Amal Usaha
Dr. H. Hidayatulloh, M.Si. kemudian memperkenalkan paradigma kepemimpinan “TORSI”:
- T (Memercayai): Terciptanya rasa saling percaya antara pimpinan persyarikatan, majelis Dikdasmen, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, hingga wali murid.
- O (Keterbukaan/Transparansi): Komunikasi yang terbuka dalam batas tertentu untuk memastikan semua pihak terlibat sesuai kapasitasnya.
- R (Tanggung Jawab): Semua proses di sekolah harus bisa dipertanggungjawabkan sesuai aturan yang berlaku.
- S (Sinergis/Kerja Sama): Keberhasilan sekolah adalah hasil sinergi dan kolaborasi semua pihak, internal maupun eksternal.
- I (Interdependensi): Menyadari adanya saling ketergantungan antar semua elemen; tidak ada yang lebih hebat, semua harus hebat di bidangnya masing-masing.
Selain TORSI, beliau juga merangkum filosofi keberhasilan dalam “Lima K”, terinspirasi dari QS. Ash-Shaff ayat 4:
- Kompak: Tidak boleh ada pemisahan apalagi perpecahan di lembaga.
- Kuat/Kokoh: Kekompakan harus melahirkan kekuatan dan kekokohan.
- Kontribusi: Semua pihak harus memberikan kontribusi terbaiknya.
- Konsisten: Memberikan kontribusi terbaik secara berkelanjutan.
- Komitmen: Kemajuan sekolah adalah janji dan tanggung jawab bersama di hadapan Allah SWT.
Target Ambisius dan Pemberdayaan Berkelanjutan
Dr. H. Hidayatulloh, M.Si. juga menekankan pentingnya pemberdayaan di mana setiap orang diberi kesempatan mengambil peran, memastikan ketersediaan calon pemimpin di masa depan. Beliau menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi “bersantai-santai” dalam mengurus amal usaha Muhammadiyah.
Sebagai penutup, ia memotivasi para kepala sekolah untuk berani membuat target ambisius, seperti peningkatan jumlah siswa yang signifikan. Ia mencontohkan keberhasilan sekolah Muhammadiyah lain yang mampu bangkit dan berkembang pesat, bahkan diminati hingga kalangan atas dengan SPP yang tinggi. “Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bisa mengembangkan lembaga kita. Harus bisa,” tandasnya.
“Kalau panjenengan ingin meningkat kesejahteraannya, tidak minta di depan. Buktikan kamu sungguh-sungguh dalam bekerja di sekolah ini, pada saatnya nanti sekolah ini akan memberikan peningkatan kesejahteraan bagi Bapak-Ibu semua,” pungkas Dr. H. Hidayatulloh, M.Si. mendorong seluruh civitas akademika untuk bekerja keras demi kemajuan bersama.