Sudah tiga tahun dua bulan lamanya, Si Hitam, sebutan akrab untuk ambulans LAZISMU Kota Pasuruan unit Innova, melaju di jalanan kota dan desa, menjadi saksi bisu dari berbagai kisah kemanusiaan. Sejak pertama kali beroperasi, Si Hitam hadir bukan sekadar sebagai kendaraan, melainkan sebagai simbol kepedulian dan pengabdian Muhammadiyah untuk masyarakat luas.
Layanan 24 Jam untuk Umat
Dengan semangat tanpa henti, Si Hitam beroperasi 24 jam penuh, siap melayani siapa pun yang membutuhkan transportasi medis. Dari antar jemput pasien kontrol, hingga respon cepat untuk keadaan gawat darurat, tim ambulans selalu sigap dan profesional.
Kecepatan dan keselamatan menjadi dua prinsip utama. Setiap perjalanan Si Hitam bukan hanya soal waktu, tapi juga tentang bagaimana memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasien dan keluarga.
Misi Kemanusiaan Tanpa Sekat
Kehadiran Si Hitam adalah wujud nyata dari misi kemanusiaan Muhammadiyah, membantu tanpa memandang golongan, suku, agama, ataupun ras. Di setiap panggilan darurat, para relawan dan sopir ambulans membawa misi besar, menolong sesama sebagai bentuk ibadah dan dakwah nyata di lapangan.
Hari ini saja, Si Hitam telah melayani empat kali panggilan, dua kali untuk masyarakat umum dan dua kali untuk warga Muhammadiyah. Semua dijalankan dengan semangat yang sama, menolong karena Allah, bukan karena perbedaan.
Amanah dari Umat, untuk Umat
Perjalanan Si Hitam tak akan pernah ada tanpa dukungan masyarakat dan para donatur LAZISMU Kota Pasuruan. Dari tangan-tangan dermawan yang ikhlas, terkumpullah dana untuk mewujudkan dan menjalankan operasional ambulans ini. Setiap kilometer yang ditempuh adalah buah dari amanah yang diemban bersama.
Kini, tiga tahun lebih telah berlalu. Pertanyaannya: akankah Si Hitam terus melaju, mengemban amanah yang besar ini?
Jawabannya terletak pada semangat kita semua, untuk terus menjaga kepercayaan, menebar manfaat, dan melayani masyarakat dengan sepenuh hati.
Karena bagi LAZISMU Kota Pasuruan, Si Hitam bukan hanya ambulans. Ia adalah wujud kasih sayang, dakwah, dan bukti nyata bahwa kepedulian tak mengenal batas waktu dan jarak.
Penulis: Agus Salim
Editor: Marjoko











