Pasuruan, 31 Oktober 2025 – Ustadz Abdillah Ikbar dalam Khutbah Jumat di Masjid At-Taqwa, Jagalan, Kota Pasuruan, menyampaikan pesan mendalam mengenai esensi sholat lima waktu. Beliau menekankan bahwa sholat, terutama gerakan rukuk dan sujud, adalah manifestasi fisik dan spiritual dari taubat (pertobatan) seorang hamba kepada Allah SWT.
Khutbah dibuka dengan penekanan pada kalimat dzikir yang mengandung permohonan ampunan, yang minimal diulang sebanyak 51 kali dalam sholat lima waktu. Kalimat indah yang diucapkan dalam rukuk dan sujud ini, kata Ustadz Abdillah, adalah bentuk pengakuan dan permohonan ampun terbaik yang diucapkan seorang hamba.
Beliau menyandingkan amalan sholat dan sujud ini dengan perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an tentang pertobatan yang sungguh-sungguh, atau Taubat Nasuha. “Rukuk dan sujudnya seorang hamba ketika sholat adalah bentuk taubatnya kepada Allah SWT,” ujar Ustadz Abdillah, seraya mengutip firman Allah:
Surah At-Tahrim (66) Ayat 8:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhat (taubat semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia, sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Janji Agung bagi Penjaga Sholat
Ustadz Abdillah Ikbar juga mengingatkan jamaah akan janji agung Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya yang menjaga sholat lima waktu. Janji ini datang sebagai motivasi besar bagi setiap muslim yang beriman dan bertakwa untuk senantiasa melaksanakan sholat dan bersujud di hadapan-Nya.
Beliau menukil sebuah Hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:
Hadis Riwayat Abu Dawud, Nomor 366:
Dari Sa’id bin Al-Musa’ib, berkata bahwa Abu Qatadah bin Rib’iyyin mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah SAW bersabda, Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya, Aku mewajibkan umatmu shalat lima waktu, dan Aku berjanji, bahwa barang siapa yang menjaga waktu-waktunya, pasti akan Aku masukkan ke surga, dan barang siapa yang tidak menjaganya, maka dia tidak akan mendapatkan apa yang Aku janjikan.”
Lebih lanjut, khatib juga menyinggung tentang keutamaan zikir, yang ringan diucapkan namun memiliki timbangan berat di sisi Allah. Kalimat tasbih yang dimaksud adalah “Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil ‘Adzim.”
Sholat sebagai Identitas Akidah
Menutup khutbahnya, Ustadz Abdillah Ikbar menegaskan kembali bahwa sholat bukan hanya sekadar ibadah yang wajib dilaksanakan, melainkan juga merupakan bentuk identitas akidah umat Muslim.
“Dengan demikian, sudah jelas, hamba-hamba yang senantiasa sholat, mengerjakan sholat lima waktu, adalah hamba-hamba yang senantiasa sujud di hadapan Allah SWT, seraya memuji, mengagungkan, dan memohon ampun kepada-Nya,” pungkas beliau.
Ustadz Abdillah Ikbar menyerukan agar seluruh jamaah menjadikan sholat lima waktu sebagai kebiasaan (habit) yang dilaksanakan dengan ikhlas dan tepat waktu, bukan hanya sekadar kewajiban yang terasa memberatkan. Dengan begitu, sholat akan menjadi tiang agama yang kokoh, mengantarkan pelakunya menuju kemuliaan di dunia dan akhirat.











