• Kabar
  • Fakta Islam
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Unik

Topik Populer

  • Palestina
  • Dakwah
  • Perang Dagang

Ikuti kami

  • 12.8k Fans
  • 1.3k Followers
  • 2.4k Followers
  • 7.1k Subscribers
Pasmu
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
KONTRIBUSI
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Login
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah
Home Kabar

Revolusi Pengasuhan Ala Milenial: Warisan Tak Kasat Mata untuk Generasi Berikutnya

Marjoko oleh Marjoko
55 menit yang lalu
in Kabar, Opini
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
[post-views]

Generasi milenial seringkali menjadi bahan perbincangan, dikritik karena dianggap terlalu bergantung pada gawai atau terlalu individualis. Namun, di balik stereotip tersebut, terdapat sebuah revolusi diam-diam dalam pola pengasuhan yang patut untuk diapresiasi. Generasi ini tidak hanya mewarisi nilai-nilai dari orang tua mereka, tetapi dengan berani memilih untuk memutus mata rantai pola asuh yang dianggapnya tidak lagi relevan dan bahkan toxic. Mereka hadir dengan sebuah misi, membangun keluarga yang berpusat pada kehadiran dan kelekatan emosional, bukan pada citra dan penilaian sosial.

Orang tua milenial tumbuh di persimpangan zaman, mereka merasakan sisa-sisa pola asuh otoriter generasi sebelumnya, sekaligus terpapar oleh derasnya informasi psikologi dan kesadaran akan kesehatan mental melalui internet. Pengalaman inilah yang membentuk kesadaran kolektif, bahwa menjadi orang tua yang baik bukanlah tentang menciptakan ilusi keluarga sempurna di mata orang lain. Prioritas mereka bergeser dari “bagaimana keluarga kami dilihat” menjadi “bagaimana perasaan anak-anak kami”. Perubahan fundamental ini adalah akar dari revolusi pengasuhan mereka.

Salah satu wujud nyata dari perubahan ini adalah keberanian untuk menetapkan batasan, bahkan terhadap keluarga besar sendiri. Konsep “darah lebih kental dari air” tidak lagi diterima begitu saja. Bagi milenial, hubungan keluarga yang sehat adalah hubungan yang saling menghormati, bukan hubungan yang dipaksakan dan penuh dengan dinamika toxic. Mereka tidak ragu untuk membatasi atau memutus interaksi dengan anggota keluarga, entah itu kakek, nenek, atau paman, yang secara konsisten merusak harga diri anak atau menciptakan lingkungan emosional yang tidak aman. Tindakan ini bukanlah bentuk ketidakhormatan, melainkan bentuk perlindungan tertinggi terhadap kesejahteraan psikologis anak-anak mereka.

Selain itu peran ayah milenial mengalami transformasi signifikan dalam revolusi ini. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ayah milenial lebih dekat dengan anak karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengasuh, lebih terlibat dalam kegiatan sehari-hari, dan memiliki pandangan yang lebih egaliter tentang pembagian peran pengasuhan dibandingkan generasi ayah sebelumnya. Keterlibatan ini didorong oleh keinginan untuk menjadi ayah yang lebih hadir secara emosional dan memutus siklus pola asuh yang kaku dari generasi sebelumnya. Perubahan ini memperkuat fondasi keluarga yang setara dan mendukung kesehatan mental semua anggota.

Related Post

No Content Available

Di dalam rumah tangga mereka sendiri, orang tua milenial berusaha menciptakan ruang aman bagi anak untuk merasakan dan mengungkapkan semua emosinya, tanpa takut dihukum atau diabaikan. Mereka memahami bahwa amarah, kesedihan, dan kekecewaan adalah bagian dari perkembangan manusia. Alih-alih mengatakan “jangan menangis” atau “anak laki-laki tidak boleh cengeng”, mereka mengajak anak untuk mengidentifikasi perasaan tersebut. Kalimat seperti “Ibu/Ayah lihat kamu sedang marah. Mau cerita kenapa?” menjadi bahasa pengasuhan yang baru. Pendekatan ini bertujuan untuk membesarkan anak yang mengenali emosinya sendiri, sehingga pada akhirnya menjadi individu yang resilient dan berempati tinggi.

Pada akhirnya, yang diperjuangkan oleh generasi milenial adalah sebuah warisan yang tidak kasat mata, kesehatan mental. Mereka adalah generasi jembatan yang menanggung beban untuk memutus siklus trauma turun-temurun. Mereka mungkin masih melakukan kesalahan, karena tidak ada pola asuh yang sempurna. Namun, niat dan kesadaran mereka sudah berada pada jalur yang tepat. Dengan fokus pada kehadiran, komunikasi, dan batasan yang sehat, generasi milenial bukan hanya membesarkan anak-anak mereka, melainkan mereka sedang membangun fondasi untuk generasi berikutnya agar tumbuh dengan suara yang lebih lantang, perasaan yang lebih dimengerti, dan kebahagiaan yang lebih utuh. Inilah wujud cinta mereka yang paling nyata yaitu berani mengubah tradisi untuk masa depan anak-anak yang lebih baik.

Donation

Buy author a coffee

Donate
Topik: keluargamilinialsparenting
ShareTweetShare
Marjoko

Marjoko

Related Posts

No Content Available

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

SD Al Kautsar Pasuruan Kembali Cetak Prestasi Gemilang, 87 Siswa Lolos Babak Semi Final KSNR 7 dan mengikuti lomba ke Tingkat Jawa Timur

19 September 2025 - Updated On 20 September 2025

Muhammadiyah Kota Pasuruan Ajak Warga Cooling Down Jaga Persatuan

2 September 2025

Tanamkan Empati Sejak Dini, Siswa TK di Pasuruan Ajak Orang Tua Donasi untuk Lansia Dhuafa

11 September 2025 - Updated On 12 September 2025

Siswa – Siswi SD Al Kautsar Terpukau! Begini Serunya Maulid Nabi Bersama Pendongeng Kak Dewi

13 September 2025

Revolusi Pengasuhan Ala Milenial: Warisan Tak Kasat Mata untuk Generasi Berikutnya

24 September 2025

Inspirasi Abadi! Pendidikan Bukan Sekedar Sekolah, Tapi Gerakan Perubahan

24 September 2025

Muhammadiyah dan Ribuan Warga Pasuruan Ikuti Jalan Sehat 5000 Langkah

21 September 2025

Aksi Bersih-Bersih Pelabuhan Pasuruan: Wali Kota Pimpin Ribuan Tangan Demi Indonesia Bersih 2029

20 September 2025 - Updated On 21 September 2025

© 2025 PasMu - Media Pencerahan

Navigate Site

  • Home
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

PasMU cerdas

PasMU Cerdas adalah kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kamu menjawab pertanyaan seputar Islam. Tapi perlu diketahui bahwa jawaban yang kami berikan belum tentu 100% benar.

No Result
View All Result
  • Kabar
  • Kajian
  • Opini
  • Sejarah
  • Fakta Islam
  • Khutbah

© 2025 PasMu - Media Pencerahan