Pasuruan, 4 November 2025 – Upaya merawat ukhuwah dan merajut persatuan umat Islam kembali mendapat momentum penting di Kota Pasuruan. Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pasuruan menjadi tempat berlangsungnya pertemuan silaturahmi antara pengurus PDM dan Dewan Pimpinan Daerah AHLUL BAIT INDONESIA (ABI) Kota Pasuruan. Pertemuan yang berlangsung dalam suasana penuh keakraban itu bertujuan untuk memperkuat tali persaudaraan antarorganisasi Islam sekaligus menjajaki potensi kolaborasi dalam bidang dakwah dan pengabdian sosial.
Dalam kunjungan tersebut, perwakilan ABI Kota Pasuruan yang dipimpin oleh Hud Assegaf menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan atas sambutan hangat dari pihak Muhammadiyah. Beliau menjelaskan bahwa kunjungan ini memiliki dua tujuan utama, yakni mempererat silaturahmi dan mencari bimbingan dari Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang telah berpengalaman panjang dalam membangun dakwah dan pendidikan di Indonesia. “Kami sebagai organisasi yang masih baru butuh bimbingan dari Muhammadiyah, sehingga ke depannya bisa kita sinergikan kerja sama yang baik,” ujar Hud Assegaf.
Hud menambahkan bahwa semangat yang dibawa ABI adalah semangat merangkul dan memperkuat ukhuwah Islamiyah. Menurutnya, sudah sepatutnya umat Islam meneguhkan kembali kesamaan dasar yang dimiliki, yakni keimanan kepada Tuhan yang sama, mengikuti Nabi yang sama, dan beribadah menghadap kiblat yang sama. Dengan landasan tersebut, ia berharap kerja sama yang akan dibangun bukan hanya sebatas wacana, melainkan dapat diwujudkan dalam aksi nyata untuk berkhidmat kepada umat dan bangsa. Hud juga memperkenalkan program sayap otonom ABI yang bernama ABI Responsif, sebuah inisiatif sosial yang lahir dari pengalaman mereka melayani masyarakat selama masa pandemi COVID-19. Kini, program tersebut berkembang menjadi layanan ambulans gratis bagi masyarakat yang membutuhkan, sebagai bentuk nyata pengabdian sosial.
Ketua PDM Kota Pasuruan, Dr. Abu Nasir M.Ag., dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kunjungan dari ABI. Beliau menilai langkah ABI ini sebagai wujud nyata semangat persaudaraan sesama umat Rasulullah dan bentuk komitmen untuk membangun komunikasi yang konstruktif antarorganisasi Islam. Abu Nasir kemudian menjelaskan pandangan dan cita-cita Muhammadiyah yang kini diformulasikan dalam konsep “Risalah Islam Berkemajuan” (RIB), yang disahkan dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah. Menurutnya, konsep ini berakar pada tiga pilar dakwah K.H. Ahmad Dahlan sejak berdirinya Muhammadiyah pada 1912, yakni dakwah yang menggembirakan, pendidikan klasikal yang memadukan nilai Islam dan kemajuan, serta tajdid atau pembaruan yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah. “Pola pikir Islam berkemajuan sudah sejak awal dicetuskan oleh K.H. Ahmad Dahlan. Tujuannya jelas, untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” tegas Abu Nasir.
Dalam konteks kebangsaan, Abu Nasir menekankan pentingnya umat Islam bersatu menghadapi tantangan zaman. Ia mengingatkan bahwa musuh besar umat Islam saat ini bukanlah perbedaan mazhab atau firqah, melainkan masalah kebodohan, kemiskinan, dan berkembangnya paham ateisme atau apa yang ia sebut sebagai “neo-PKI gaya baru.” Menurutnya, pemikiran yang menafikan keberadaan Tuhan merupakan ancaman serius bagi generasi muda dan tidak bisa dihadapi oleh satu organisasi saja. “Ini tidak bisa digotong hanya oleh Muhammadiyah. Kita harus bersama-sama mengawal anak-anak muslim agar tidak terpengaruh oleh narasi-narasi yang menolak keberadaan Tuhan,” ujarnya dengan tegas.
Abu Nasir juga mengajak seluruh umat Islam untuk menumbuhkan sikap tasamuh(toleransi) dan semangat kalimatun sawa’ (mencari titik temu) di antara berbagai kelompok dan firqah dalam Islam. Ia menekankan bahwa umat harus fokus pada persamaan dan menjauhi perdebatan khilafiah yang berpotensi memecah-belah. “Ayo bersama-sama kita mencari Kalimatun Sawa’ dari semua firqah di Islam. Kita ini jangan terlibat di urusan khilafiah. Mari kita satu padu pada hal-hal yang banyak bisa kita pertemukan,” serunya.
Beliu menutup sambutannya dengan menyerukan agar seluruh umat Islam, termasuk Muhammadiyah dan ABI, memperkuat sinergi dalam menjaga akidah dan mengembangkan kehidupan sosial yang berkeadaban. Menurutnya, Islam harus tampil sebagai kekuatan yang mencerahkan dan membawa kemaslahatan, bukan saling menjatuhkan. Pertemuan yang berlangsung hangat itu diakhiri dengan doa bersama dan harapan bahwa silaturahmi antara PDM dan ABI Kota Pasuruan tidak berhenti pada pertemuan kali ini saja, melainkan terus berkembang menjadi kerja sama konkret dalam bidang dakwah, pendidikan, dan pelayanan sosial demi kemajuan umat di Kota Pasuruan dan Indonesia pada umumnya.
Editor: Marjoko











