Pasuruan, 24 November 2025 – Banjir akibat luapan Sungai Welang menerjang empat kelurahan di Kecamatan Gadingrejo. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 17.32 WIB tersebut menyebabkan genangan air setinggi 20 cm hingga 200 cm dan merendam ratusan rumah. Ribuan warga terpaksa mengungsi ke tempat aman karena ketinggian air terus meningkat.
Menurut laporan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (PUSDALOPS PB) BPBD Kota Pasuruan, hingga pukul 21.30 WIB kondisi air belum menunjukkan tanda-tanda surut. Proses pertolongan dan pendataan korban masih berlangsung di tengah genangan yang terus meluas.
Daerah terparah berada di Kelurahan Karangketug, khususnya RW 1, di mana 442 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 1.117 jiwa terdampak genangan setinggi 1,5 hingga 2 meter. Di Kelurahan Kerapyakrejo, tepatnya RT 5 RW 1, air juga meluap hingga mencapai 120 cm. Secara keseluruhan, BPBD mencatat sedikitnya 540 KK atau lebih dari 1.350 jiwa terdampak langsung. Sebagian warga mengungsi, sementara lainnya bertahan di lantai dua rumah mereka.
BPBD mengidentifikasi empat faktor utama penyebab banjir, yaitu intensitas hujan tinggi di hulu Sungai Welang, pendangkalan dan penyempitan badan sungai, penyumbatan drainase jalan, serta kerusakan atau jebolnya tanggul Sungai Welang di wilayah Kabupaten Pasuruan.
Sebelum banjir terjadi, BPBD telah meningkatkan kewaspadaan dengan memantau kondisi Sungai Welang, Gembong, dan Petung sejak pukul 16.00 WIB. Saat banjir mulai melanda, tim gabungan langsung diterjunkan ke lokasi. BPBD mengerahkan 2 unit mobil rescue, 2 motor trail, dan 2 perahu karet untuk assessment dan evakuasi. Koordinasi dengan TNI, Polri, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, PUPR, serta para relawan juga dilakukan untuk mempercepat penanganan.
“Personil kami bersama unsur terkait masih bergerak untuk memastikan keselamatan warga dan mengidentifikasi kebutuhan mendesak,” tulis laporan resmi PUSDALOPS PB. Informasi situasi terkini pun telah dilaporkan secara lisan kepada Wali Kota Pasuruan, Wakil Wali Kota, Sekda, serta BPBD Provinsi Jawa Timur.
Hingga saat ini, upaya penanganan masih terus berlangsung. Warga diminta tetap waspada dan mengikuti arahan petugas di lapangan.











