Saat kami menunaikan ibadah haji, ada satu kegiatan yang selalu kami saksikan berlangsung dengan penuh kekhusyukan dan keteraturan, yaitu aktivitas belajar Al-Qur’an di Masjid Nabawi, terutama setelah shalat Maghrib hingga menjelang Isya. Pemandangan ini begitu menyejukkan hati dan menjadi pengingat akan pentingnya menuntut ilmu, terutama ilmu agama, dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah Maghrib, suasana masjid tidak serta-merta sepi meskipun sebagian jamaah pulang atau beristirahat. Justru saat itulah muncul kelompok-kelompok kecil yang tersebar di berbagai penjuru masjid. Mereka duduk melingkar, sebagian bersila di atas karpet masjid, dengan mushaf terbuka di hadapan mereka. Ada yang sedang belajar membaca huruf-huruf Al-Qur’an dengan tartil, ada pula yang sedang menyetorkan hafalan kepada seorang guru yang mendengarkan dengan teliti. Suaranya lirih, namun terdengar jelas di tengah keheningan malam yang mulai turun.
Yang lebih mengagumkan, pengajarnya pun datang dari berbagai latar belakang. Kami sempat melihat beberapa halaqah (kelompok pengajian) dipandu oleh ustadz atau syekh yang menggunakan bahasa Arab, tetapi ada juga yang menggunakan bahasa Indonesia, menunjukkan bahwa kegiatan ini telah mengakomodasi jamaah dari berbagai negara, termasuk dari Nusantara. Bahkan ada yang tampaknya berbicara dalam bahasa Turki atau Urdu bahasa yang kami sendiri tidak pahami, namun terasa hangat suasananya.
Kegiatan mengaji dan setoran hafalan ini bukanlah sesuatu yang sesaat, tetapi tampaknya menjadi rutinitas yang terjaga dan istiqomah. Tidak hanya dilakukan oleh anak-anak atau pemuda, tapi juga oleh orang-orang dewasa, bahkan lansia. Semuanya duduk dengan penuh tawadhu, menunjukkan rasa hormat terhadap kalamullah yang sedang mereka pelajari. Kami terharu melihat bagaimana Al-Qur’an menjadi poros kehidupan umat Islam di tempat yang mulia ini.
Bagi kami yang datang dari jauh sebagai tamu Allah, menyaksikan suasana ini menjadi pelajaran tersendiri. Selain melaksanakan rangkaian ibadah haji, kami juga merasa disegarkan kembali ruhiyah kami dengan melihat semangat belajar yang tak pernah padam di Masjid Nabawi. Semoga semangat ini bisa kami bawa pulang dan tularkan ke tanah air, agar kecintaan terhadap Al-Qur’an tetap tumbuh dan mengakar kuat dalam kehidupan umat Islam di manapun berada.